youngster.id - Startup biotech NalaGenetics NalaGenetics meluncurkan LifeReady, teknologi tes DNA yang praktis dan dapat dilakukan dimana saja, untuk menganalisa profil lengkap pengguna dan menyediakan rangkaian solusi kesehatan yang lebih personal.
Hanya dengan buccal swab, NalaGenetics mencocokkan jutaan DNA pengguna dengan pasangan gen-varian dalam database, dan merangkum profil pengguna yang mencakup kondisi kebugaran, kesehatan kulit, alergi, hingga risiko kesehatan dalam laporan LifeReady.
Emilia Bewintara, Product Manager for NutriReady and LifeReady mengatakan, faktanya setiap orang di dunia memiliki set DNA yang berbeda. Dengan mengetahui DNA yang kita miliki, ini menjadi langkah pertama untuk mengetahui kondisi tubuh yang sebenarnya.
Misalnya, bagaimana tubuh bereaksi terhadap tipe olahraga tertentu, atau kandungan yang kurang cocok untuk kesehatan kulit, atau bahkan reaksi alergi atau intoleransi pada makanan atau bahan komposisi tertentu.
“Dengan laporan LifeReady dan NutriReady yang disusun oleh NalaGenetics, kami menawarkan solusi kesehatan yang lebih akurat dan sesuai dengan DNA setiap orang, sehingga mereka pun bisa mencapai kesehatan tubuh yang optimal,” kata Emilia, Jum’at (22/3/2024).
NalaGenetics juga menyediakan layanan lainnya yang dapat dikombinasikan dengan LifeReady, yakni NutriReady, sebuah tes DNA yang menganalisis metabolisme dan kebutuhan nutrisi, memungkinkan para pengguna untuk memperoleh pemahaman yang lebih komprehensif mengenai kondisi kesehatan mereka. Selain itu, terdapat pula program kesehatan NalaCare yang berfokus pada pembentukan kebiasaan sehat yang efektif. Sehingga, kombinasi LifeReady, NutriReady dan NalaCare diupayakan dapat mendorong para pengguna agar mencapai kondisi kesehatan yang lebih baik.
Cara mengakses tes DNA ini cukup mudah. Pengguna bisa melakukan pembelian secara online, kemudian mereka akan mendapatkan alat tes yang bisa dilakukan di rumah. Pengguna bisa mengambil sampel dengan swab saliva, dan tim NalaGenetics akan mengambil sample dari tempat pengguna untuk kemudian dianalisa di laboratorium.
Baik laporan LifeReady dan NutriReady, keduanya tersedia di aplikasi NalaGenetics dalam kurun waktu 4-6 minggu. Setelah menerima hasil tes, pengguna dapat mendaftar di NalaCare yakni sebuah program kesehatan berkelanjutan untuk membantu pengguna mengintegrasikan hasil tes genetiknya, sekaligus mengatur serangkaian layanan kesehatan dengan penyedia fasilitas kesehatan berpengalaman yang sesuai dengan kebutuhannya.
Hasil dari tes DNA LifeReady terbagi menjadi beberapa panel utama, yakni panel alergi (mendeteksi alergen yang bisa memicu alergi bagi masing-masing orang); panel kebugaran (tipe olahraga yang cocok dengan tubuh); panel kesehatan kulit (tipe produk yang sesuai dengan kebutuhan kulit); dan panel produktivitas (cara mendapatkan kualitas tidur yang ideal). Berkat program genome, kerjasama NalaGenetics dengan biobank, serta algoritma canggihnya, tingkat akurasi tes mencapai 99%.
Sementara untuk hasil tes DNA dari NutriReady, pengguna akan mendapatkan rekomendasi makanan yang dipersonalisasi berdasarkan hasil DNA, hal ini tentu mencakup jenis-jenis makanan apa yang paling sesuai dengan kebutuhan tubuh pengguna, sekaligus rekomendasi makanan yang perlu dihindari karena berpotensi memicu intoleransi.
Tentunya, pemeriksaan genetik tidak dapat berdiri sendiri, tetapi akan lebih bermanfaat ketika digabungkan dengan riwayat kesehatan, pemeriksaan komposisi tubuh, pemeriksaan darah, dan pemeriksaan kesehatan lainnya.
Untuk itu, selain meluncurkan LifeReady dan NutriReady, NalaGenetics juga menghadirkan NalaCare agar mencapai target kesehatan yang optimal. Program ini juga didukung oleh tenaga medis profesional, seperti dokter umum, dokter spesialis gizi klinik, hingga ahli gizi. Sehingga, hasil tes genetik yang dilakukan pengguna, tidak hanya sekedar laporan, tapi juga menjadi bagian dari gaya hidup mereka.
Levana Laksmicitra Sani, Co-Founder dan Chief Executive Officer NalaGenetics mengatakan, tujuan utama NalaGenetics adalah untuk membentuk masa depan dunia kesehatan yang lebih menekankan pada upaya preventif, dimana setiap pengguna mengetahui kebutuhan diri dan tubuhnya masing-masing, dan apa yang harus dilakukan untuk menghindari penyakit di kemudian hari.
“Dengan manajemen kesehatan proaktif, kita bisa bersama-sama mengurangi biaya pengobatan di masa depan dan meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat secara keseluruhan. Kami percaya bahwa intervensi dini akan berkontribusi pada sistem kesehatan yang lebih sehat dan berkelanjutan di Indonesia dan Asia Tenggara,” kata Levana.
Perjalanan NalaGenetics bermula dari pedalaman Papua, dimana pada tahun 2016, Levana dan tim pendiri bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan RI untuk membagikan 1.000 alat tes DNA di lima desa. Hasilnya cukup mengejutkan, 20% dari pasien kusta ternyata memiliki gen yang membuat mereka rentan terhadap Dapson, obat anti kusta yang kerap dipakai. Berkat temuan ini, pasien bisa mendapatkan rangkaian perawatan yang lebih sesuai, sehingga mereka bisa sembuh dan terhindar dari efek samping obat.
Pengalaman ini mendorong Levana dan Astrid Irwanto, Alexander Lezhava, serta Jianjun Liu untuk bersama-sama mendirikan NalaGenetics dan memperluas jaringan koneksi dengan berbagai rumah sakit, tenaga medis, dan laboratorium di Jakarta dan Singapura. Saat ini, NalaGenetics telah menjangkau 12 negara di Asia Tenggara, bekerjasama dengan lebih dari 20 mitra lab, dan merilis lebih dari 40.000 laporan DNA.
STEVY WIDIA