youngster.id - Melalui kebijakan kerja hybrid (secara daring dan luring), perusahaan penyedia solusi omnichannel commerce SIRCLO telah mencatat pengurangan emisi hingga 525 kg CO2e setiap bulannya melalui edukasi pengelolaan sampah kepada pelaku bisnis dalam ekosistemnya.
Upaya pengurangan jejak karbon oleh perusahaan itu dilakukan melalui kebijakan kerja hybrid, yang mampu mengurangi konsumsi listrik perusahaan hingga 50% atau setara dengan 8,026 kg CO2e.
Brian Marshal, CEO & Founder SIRCLO mengatakan, sebagai perusahaan yang menaungi 1,000 pemilik merek berskala besar dan 1 juta UMKM, pihaknya menyadari betapa pentingnya secara bersama-sama mendorong penerapan ekonomi hijau.
“Berbagai inisiatif yang dilakukan oleh SIRCLO, baik secara internal dan eksternal, diharapkan tidak hanya memberikan manfaat bagi pemangku kepentingan perusahaan, tetapi juga kemaslahatan masyarakat dan lingkungan,” kata Brian, Kamis (9/11/2023).
Salah satu unsur dari ekonomi hijau adalah berfokus pada efisiensi penggunaan sumber daya, meliputi bahan, energi, biaya, hingga pengurangan dampak negatif pada lingkungan. Dengan begitu, konsep ekonomi sirkular muncul dan menjadi bagian dari ekonomi hijau, karena berupaya mengurangi limbah dan polusi, sekaligus menjaga produk dan material dapat terpakai selama mungkin.
Studi internal SIRCLO menyebutkan bahwa terdapat 150 kg sampah dari pelaku UMKM di bawah naungan SIRCLO yang berpotensi didaur-ulang setiap bulannya. Menghadirkan program edukasi pengelolaan sampah bagi pelaku UMKM menjadi penting bagi SIRCLO untuk mendukung ekonomi sirkular.
Pada tahun Juni 2022 lalu, SIRCLO memulai perjalanan edukasi terhadap pelaku UMKM dengan melaksanakan webinar bersama MallSampah bertajuk “Pengelolaan Sampah untuk Rumah Tangga dan UMKM”. Inisiatif edukasi ini terus berlanjut dan menggandeng berbagai mitra strategis, seperti Waste4Change dan Sinar Mas Land, hingga mampu mengurangi emisi hingga 525 kg CO2e setiap bulannya.
Mempertegas komitmen pada penciptaan ekonomi sirkular, SIRCLO telah kembali menggandeng Waste4Change, untuk mengadakan “Panen Omset 2.0”. Dengan tema “Sustainable Business UMKM”, pembekalan yang dilakukan secara intensif ini diharapkan dapat mempersiapkan pelaku UMKM memasuki era ekonomi hijau dan bisnis berkelanjutan.
Berkaca dari data UMKM menyumbang Produk Domestik Bruto sebesar 61,07% dan mampu menyerap 97% dari total angkatan kerja, tema ini menjadi penting untuk disosialisasikan kepada pelaku UMKM guna menurunkan permasalahan isu lingkungan secara signifikan lagi saat mengelola sampah dari proses bisnis sehari-hari.
Saka Dwi Hanggara, Campaign Manager, SWM Campaign Expert, Waste4Change mengatakan, “Pada dasarnya, pelaku bisnis harus paham mengenai Triple Bottom Line, bahwa selain berorientasi pada profit pelaku bisnis juga harus peduli terhadap people dan planet. Dengan demikian dapat terwujud suatu bisnis yang berkelanjutan.
“Acara Panen Omset 2.0 yang diusung oleh SIRCLO merupakan langkah awal agar pelaku UMKM dapat mulai memahami mengenai bisnis berkelanjutan,” kata Saka.
Tidak hanya memperhatikan pelaku UMKM, SIRCLO juga memperhatikan pemilik merek berskala besar melalui layanan SIRCLO Commerce, layanan e-commerce enablement dari hulu ke hilir yang membantu brand memasuki kanal distribusi dan penjualan online, untuk meminimalisir limbah plastik dengan menyediakan kemasan yang dapat didaur ulang.
Saat ini, klien pemilik merek dapat mengganti bubble wrap dengan honeycomb, salah satu material yang ramah lingkungan dan awet, untuk menjaga produk dari benturan saat proses pengiriman barang kepada konsumen.
Penyediaan solusi ini berkaca dari data Asosiasi Industri Plastik Indonesia (Inaplas) dan Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2019 yang menyebutkan Indonesia menghasilkan 64 juta ton sampah per tahunnya, di antaranya terdapat 3,2 juta ton sampah plastik yang dibuang ke laut. Melalui penyediaan pergantian pengemasan ini, SIRCLO bertujuan mengurangi beban bagi kebutuhan pengemasan di sektor ritel.
Tidak hanya mendorong ekonomi sirkular bagi pelaku bisnis, SIRCLO juga memperhatikan pengelolaan sampah di dalam lingkungan kantor, yaitu melalui edukasi hingga pemantauan jumlah sampah yang telah didaur ulang.
Edukasi terkait memilah sampah telah dilakukan sejak September 2022 untuk memastikan karyawan membuang sampah sesuai jenisnya agar memudahkan pembuangan dan pengelolaan kembali. Sepanjang bulan Oktober – November 2022, SIRCLO telah mengumpulkan 112 kg sampah plastik dan 1,349 kg sampah kertas untuk didaur ulang oleh manajemen bangunan Sinar Mas Land yang berlokasi di Green Office Park, BSD City.
Inisiatif pengurangan jejak karbon secara internal juga telah bergulir sejak 2021 melalui penetapan kebijakan kerja hybrid. Implementasi cara kerja ini mampu menurunkan konsumsi listrik sebesar hampir 50% atau setara dengan 8,026 kg CO2e sepanjang tahun 2021 hingga 2022. Melalui kebijakan ini, diharapkan turut meningkatkan efisiensi secara operasional dan produktivitas dalam bekerja, sebab waktu bepergian menuju kantor dapat berkurang secara drastis.
Inisiatif SIRCLO yang telah diberlakukan sejak 2021 merupakan wujud keseriusan perusahaan untuk mencapai ekonomi hijau, termasuk mengurangi emisi karbon pemanasan global dan pengelolaan sampah untuk lingkungan.
“SIRCLO mengajak semua lapisan masyarakat, khususnya para pelaku bisnis dari berbagai skala untuk memperhatikan aspek lingkungan dalam pengembangan strategi bisnis guna mendukung tercapainya nol emisi karbon oleh pemerintah bagi generasi selanjutnya,” tutup Brian.
STEVY WIDIA