youngster.id - Startup akuakultur eFishery memperoleh investasi baru sebesar US$70,8 juta atau sekitar Rp1 triliun dari bank pinjaman pertanian terbesar di Jepang, Norinchukin Bank.
Norinchukin Capital akan membuat investasi terhadap e-Fishery melalui pendanaan yang diluncurkan pada Mei lalu dengan menargetkan startup yang berfokus pada sektor akuakultur, kehutanan, dan perikanan untuk dekarbonisasi. Ini akan menandai investasi pertama perusahaan tersebut di luar negeri, seperti dilansir Nikkei Asia.
Salah satu pertimbangan utama dari investasi tersebut, karena Indonesia adalah sumber utama impor udang Jepang. Dengan dukungan teknologi Internet of Things (IoT), maka akan menstabilkan hasil tambak di negara Asia Tenggara. Hal ini dapat membantu dan melindungi peritel dan pengolah makanan laut di Jepang.
eFishery menyediakan tambak-tambak udang dan usaha serupa di Indonesia melalui sistem pemberi pakan pintar yang didesain untuk memberikan jumlah pakan optimal pada waktu yang tepat guna memangkas biaya. Sistem tersebut juga dapat digunakan untuk mengelola hasil panen dan metode pengiriman barang untuk memperlancar distribusi.
Data yang dikumpulkan eFishery digunakan untuk menyaring aplikasi pinjaman oleh petambak udang dan ikan, serta membantu mereka untuk mengumpulkan pendanaan segar.
Awal bulan Juli ini, eFishery juga memperoleh dana senilai US$200 juta (sekitar Rp3 triliun) pada putaran pendanaan Seri D, yang dipimpin perusahaan manajemen investasi global asal Abu Dhabi, Uni Emirat Arab 42XFund.
Co-Founder dan CEO eFishery Gibran Huzaifah mengatakan, investasi terbaru ini menunjukkan kepercayaan investor terhadap ekosistem akuakultur terintegrasi yang dimiliki eFishery.
“Saat ini perikanan budidaya adalah sektor dengan pertumbuhan tercepat di industri perikanan global. Dukungan strategis yang kami terima dari para investor akan membantu eFishery merevolusi seluruh industri, melalui integrasi pembudidaya ikan dan petambak udang skala kecil dengan ekosistem eFishery yang mencakup seluruh value chain bisnis budidaya perikanan,” kata Gibran, Jumat (7/7/2023).
Ekosistem terintegrasi dari eFishery yang meliputi marketplace pakan ikan serta udang, platform penjualan produk ikan dan udang segar secara B2B (Business to Business), serta akses keuangan bagi pembudidaya ikan, telah mendukung lebih dari 70.000 pembudidaya ikan dan petambak udang di lebih dari 280 kota/kabupaten di seluruh Indonesia.
Berdasarkan riset terbaru dari Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LD FEB UI), sepanjang 2022 eFishery mampu menyumbang Rp3,4 triliun atau setara 1,55% terhadap PDB sektor akuakultur Indonesia. (*AMBS)