youngster.id - Startup aquakultur eFishery telah mendisrupsi metode budidaya ikan dan udang tradisional. Perusahaan yang berdiri sejak 2013 ini menyediakan solusi terintegrasi dalam ekosistem akuakultur dengan menawarkan platform end-to-end terhadap akses ketersediaan pakan, pendanaan, dan pasar untuk pembudidaya ikan dan udang melalui inovasi berbasis teknologi. Saat ini, eFishery telah tumbuh bersama 200.000 pembudidaya ikan dan Petambak udang di 280 kota dan kabupaten di Indonesia.
CEO & Co-Founder eFishery Gibran Huzaifah mengatakan, selama perjalanan eFishery telah berhasil memfasilitasi Rp 8 triliun total transaksi penjualan ikan dan udang, serta Rp 4 triliun total transaksi penjualan pakan ikan dan udang.
Selain itu, eFishery juga telah menggandeng beberapa institusi finansial yang terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) seperti Bank OCBC NISP, Amartha, Investree, dan Kredivo untuk memberikan akses ekonomi digital yang inklusif bagi para pembudidaya ikan dan petambak udang melalui program Kabayan (Kasih, Bayar Nanti). Total dana yang telah disalurkan sebesar Rp1,07 triliun untuk 24.000 pembudidaya ikan dan petambak udang di seluruh Indonesia.
“Ketika pertama kali eFishery hadir di Indonesia, industri akuakultur masih merupakan industri yang belum banyak dilirik orang, sementara potensi dan pasarnya masih sangat menjanjikan bila dimanfaatkan dengan baik. Nyatanya, industri perikanan Indonesia tumbuh dengan sangat pesat dalam beberapa tahun belakangan dan saat ini telah cukup banyak perusahaan yang turut berpartisipasi dalam sektor perikanan budidaya dan perikanan tangkap dengan fokus yang berbeda,” ucap Gibran dalam keterangan pers, Jumat (13/10/2023).
Dia memaparkan, produk pertama adalah eFeeder, alat pemberi pakan ikan otomatis, mampu mempercepat siklus panen hingga 74 hari dan meningkatkan efisiensi pakan hingga 30%. Di sisi lain, realisasi program Kabayan meningkat 2,5 kali tiap tahunnya, yang memungkinkan pembudidaya bisa mendapat akses ke dukungan finansial sampai dengan Rp 45 juta per orang.
“Segala hal yang hadir dalam industri ini menjadi sebuah pencapaian, yang membuktikan bahwa makin banyak pihak yang peduli dengan masalah yang ada. Oleh karena itu, eFishery akan terus hadir membawa solusi yang inovatif berbasiskan teknologi untuk mendukung perkembangan industri akuakultur Indonesia dan ekosistem yang tergabung di dalamnya,” ucapnya.
Hasil riset Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia pada tahun 2022 juga mendapati ekosistem eFishery berkontribusi sebesar Rp3,4 triliun atau setara 1,55% terhadap PDB sektor akuakultur Indonesia.
“Semangat ‘Tumbuh Bersama’ adalah inti dari segala hal yang kami lakukan di eFishery. Kami percaya dengan bekerja sama dan memupuk kolaborasi selama 10 tahun terakhir, eFishery dapat menembus batas-batas di industri akuakultur dan mencapai hasil yang luar biasa,” ujar Gibran.
Perayaan hari jadi ke-10 ini eFishery mendirikan Koperasi Multi Pihak Tumbuh Bersama Pembudidaya. Dengan menggandeng Kementerian Koperasi dan UKM Republik Indonesia, Koperasi Multi Pihak Tumbuh Bersama Pembudidaya menjadi koperasi yang mengadopsi teknologi. Koperasi ini juga terintegrasi dengan ekosistem digital eFishery untuk mempermudah proses hilirisasi pembudidaya yang telah tergabung menjadi anggota koperasi.
Pada praktiknya nanti, berbagai aktivitas koperasi akan dapat diakses langsung oleh para anggota melalui ponsel pintar sehingga para anggota koperasi berpotensi untuk bisa meningkatkan skala industri serta
mengeksplorasi pasar yang lebih luas dengan mudah.
“Kelembagaan koperasi perikanan sangat penting untuk mewujudkan keadilan dalam pengelolaan sumber daya perikanan yang bersifat common property. Koperasi perikanan jadi medium terjadinya distribusi manfaat sosial dan ekonomi, serta peningkatan partisipasi dalam pengelolaan sumber daya, sehingga harapannya akan tercapai pemerataan distribusi pendapatan,” ungkap Teten Masduki, Menteri Koperasi dan UKM Republik Indonesia dalam peresmian Koperasi Multi Pihak Tumbuh Bersama Pembudidaya.
STEVY WIDIA