youngster.id - Ekonomi digital baru menyumbang sekitar 4% dari total Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Mengutip data Badan Pusat Statistik, PDB Indonesia pada 2020 mencapai Rp 15.434 triliun. Dengan demikian, nilai industri digital di Indonesia diperkirakan sekitar Rp 617 triliun.
Namun angka tersebut dinilai masih rendah. Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) mengatakan bahwa kontribusi ekonomi digital terhadap nilai PDB Indonesia masih belum optimal.
“Ini artinya kita harus berlari lebih cepat lagi, sehingga tahun 2025 kita bisa menguasai sekitar 40% dari total potensi ekonomi digital Asia,” ungkap Jokowi yang disampaikan dalam momen peluncuran virtual platform Tanah Air Digital Exchange (Tadex), platform yang menghubungkan para pengiklan (advertiser) dan media atau penerbit (publisher) dalam satu marketplace, Selasa (29/6/2021).
Menurut Presiden, ekonomi digital harus didorong hingga berkali-kali lipat dalam dalam beberapa tahun ke depan, demi membuat Indonesia sebagai negara terpandang di Asia.
“Di tahun 2030, ekonomi digital Indonesia (diharapkan) bisa berkontribusi 18 persen dari PDB Indonesia,” imbuh Jokowi.
Kehadiran Tadex sendiri, lanjut Jokowi, bisa menjadi momentum penting untuk menciptakan ekosistem digital yang lebih baik dan mempercepat pertumbuhan ekosistem digital di Tanah Air.
Oleh karena itu, platform semacam ini harus didukung dan dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk mendorong ekosistem digital yang inklusif, serta membangun ekosistem periklanan digital yang inovatif dan transparan.
“Saya yakin, Tadex akan memberikan angin segar karena menawarkan model bisnis periklanan digital berkelanjutan, membuka banyak peluang-peluang baru yang bermanfaat bagi advertisers, publishers, marketers, dan pemangku kepentingan lainnya. Untuk merebut peluang di area disrupsi, kita harus mampu menciptakan solusi inovatif dengan mengembangkan semangat smart digital planner untuk mendukung percepatan pertumbuhan ekonomi digital di Tanah Air,” pungkas Presiden.
STEVY WIDIA
Discussion about this post