youngster.id - Lanskap digital Indonesia terus berkembang pesat. Hal ini terlihat dari penetrasi internet yang mencapai 77% pada tahun 2023 dengan lebih dari 212,9 juta pengguna. Selain itu, pertumbuhan e-commerce dan pembayaran digital diperkirakan akan mencapai US$86,81 miliar pada tahun 2028.
Peluang bisnis digital yang berkembang pesat di Indonesia mendorong Equinix Inc bekerjasama dengan PT Astra Internasional Tbk membuka pusat data International Business Exchange (IBX) pertama bernama JK1 di Jakarta.
Presiden Asia-Pasifik Equinix Cyrus Adaggra mengatakan, Asia Tenggara adalah pasar yang strategis bagi Equnix dan pelanggan global. Apalagi ekonomi digital Indonesia diperkirakan akan mencapai US$130 miliar pada tahun 2025, sehingga negara ini membutuhkan infrastruktur digital yang kuat untuk meningkatkan konektivitas dan mendukung teknologi masa depan seperti Kecerdasan Buatan (AI).
“Dengan pusat data pertama di Indonesia kami dapat mendukung bisnis yang ingin berkembang di kawasan ini, serta memberdayakan perusahaan lokal yang ingin merambah pasar global,” kata Cyrus pada peresmian JK1 Data Center, Kamis (15/5/2025) di Jakarta.
Pusat data JK1 adalah gedung delapan lantai yang pada tahap awal menyediakan 550 rak server, dengan kapasitas total mencapai 1.600 rak server dan luas ruang kolokasi 5,300-meter persegi saat sepenuhnya rampung. Di sini Equinix menyediakan akses ke ekosistem lokal yang terdiri dari lebih dari 50 layanan cloud, jaringan, dan pertukaran internet, termasuk Alibaba Cloud, Amazon Web Services, Microsoft Azure, dan Google Cloud. Ini membentuk ekosistem yang kuat untuk mendukung bisnis yang ingin berkembang di Indonesia.
Managing Director Equinix Indonesia Haris Izmee menjelaskan, fasilitas ini akan menghadirkan layanan konektivitas, termasuk Equinix Fabric dan Equinix Internet Access, yang memungkinkan perusahaan di Indonesia membangun ekosistem digital mereka sendiri dan memanfaatkan peluang digital yang ada.
“Seiring Indonesia mempersiapkan diri untuk mencapai visi Indonesia Emas 2045, menjadi pusat digital utama di Asia akan sangat penting bagi transformasi ekonomi jangka panjang,” katanya.
Menurut Haris, investasi pusat data tersebut mencapai US$ 74 juta atau setara Rp 1,2 triliun (kurs Rp16.533 per US$). Capex investasi untuk pasar pertama sekitar US$38 juta atau sekitar Rp628 miliar.
“Dengan platform Equinix yang kaya layanan cloud dan sangat aman, perusahaan di Indonesia dapat membangun jaringan dan layanan data dengan cepat dan dalam skala besar, dengan jangkauan global dan ekosistem digital yang luas,” ucapnya.
Pusat data ini mengintegrasikan prinsip keberlanjutan dalam desainnya dengan memanfaatkan teknologi inovatif seperti Cooling Array dan pendingin cair (liquid cooling), untuk pengelolaan panas yang efisien bagi beban kerja komputasi berkinerja tinggi, termasuk AI. Fasilitas ini akan dioperasikan secara efisien sesuai dengan standar A1A yang diakui secara global dari American Society of Heating, Refrigerating and Air-Conditioning Engineers (ASHRAE).
Sementara itu, Direktur Astra Santosa mengatakan, pihaknya terus fokus dalam mengembangkan digitalisasi untuk mengoptimalkan jangkauan dan kualitas layanan digital yang dapat diakses oleh pelanggan dan masyarakat tanpa batasan tempat dan waktu.
“Dengan kombinasi keahlian Equinix di infrastruktur digital dan pengalaman luas Astra di pasar Indonesia, JK1, data center International Business Exchange (IBX) diharapkan dapat menyediakan solusi lengkap guna memenuhi kebutuhan bisnis di Indonesia, baik secara lokal maupun internasional,” katanya.
Saat ini, jaringan global Platform Equinix mencakup lebih dari 260 pusat data di 74 kota besar dan 35 negara. Di Asia-Pasifik, Equinix mengoperasikan 60 pusat data di 16 kota utama di Australia, Tiongkok, Hong Kong, India, Indonesia, Jepang, Korea, Malaysia, dan Singapura. Equinix juga tengah berekspansi ke Filipina dan Thailand.
STEVY WIDIA