Fashion Take Back, Mengolah Limbah Fesyen dengan Konsep Ekonomi Sirkular

Fashion Take Back Program

Fashion Take Back, Mengolah Limbah Fesyen dengan Konsep Ekonomi Sirkular (Foto: Istimewa/youngster.id)

youngster.id - Menyadari bahwa limbah fesyen berkontribusi kedua terbesar di dunia pada pencemaran lingkungan, karyawan Blibli Tiket Action menggandeng ecopreneur yang membuat peredam suara dan termal dari limbah fesyen, EcoTouch, menginisiasi program Fashion Take Back beberapa waktu lalu.

Program Fashion Take Back ini melibatkan partisipasi karyawan dan menargetkan repurpose dari limbah fesyen yang terkumpul. Tidak hanya partisipasi internal, Blibli Tiket juga secara aktif mengedukasi dan mengajak mitra dalam ekosistem Blibli Tiket untuk terlibat dalam inisiatif berkelanjutan melalui CollaborAction talk show & networking yang digelar setiap bulannya.

Yolanda Nainggolan, Head of Public Relations Blibli mengatakan, mengambil tema Blibli Tiket Action vs. Plastics, inisiatif yang dilahirkan oleh karyawan dan melibatkan karyawan ini berhasil mengundang antusiasme terlihat dari 391,96 kg limbah fesyen internal terkumpul selama dua minggu penyelenggaraan.

Menurutnya, dari 391,96 kilogram limbah fesyen yang terkumpul, pihaknya berhasil berkontribusi mengurangi 8.779 kilogram emisi karbon dioksida dan mencegah 10.265.265 polusi microfiber

“Di Blibli Tiket kami terus mendorong culture of social responsibility dengan pelibatan karyawan dalam mewujudkan operasional bisnis yang berkelanjutan, termasuk memberi tempat untuk berbagi ide dan pencapaian praktik keberlanjutan di tim masing-masing. Fashion Take Back Program ini merupakan salah satu program yang dihasilkan dari sesi berbagi CollaborAction. Kami sangat bangga melihat antusiasme karyawan, tidak hanya menularkan pengetahuan tapi juga melakukan aksi nyata yang membawa dampak lebih besar untuk bumi,” kata Yolalanda, dikutip Sabtu (18/5/2024).

Limbah fesyen yang terdiri dari seragam dan pakaian bekas karyawan itu diolah oleh mitra ecopreneur lewat konsep sirkular ekonomi menjadi barang dengan nilai guna baru.

Berbicara mengenai pengembangan ekosistem ekonomi sirkular yang salah satunya menargetkan dari industri fesyen, sudah menjadi salah satu strategi dalam pencapaian ekonomi hijau yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025 – 2045. Kerangka 9R (Rethink, Reduce, Reuse, Repair, Refurbish, Remanufacture, Repurpose, Recycle, Recover) menjadi pedoman dalam meminimalisir penggunaan sumber daya dan timbulan limbah, mempertahankan daya guna material, dan bersifat regeneratif.

Strategi ini selaras dengan potensi manfaat yang besar bagi Indonesia pada tahun 2030 dilihat dari aspek People dan Planet, di antaranya penciptaan 4,4 juta lapangan pekerjaan baru, termasuk 75% di antaranya untuk kaum perempuan (People). Menilik aspek Planet (lingkungan), ekonomi sirkular diproyeksikan mengurangi timbulan sampah sebesar 18-52%, serta pengurangan emisi CO2 sebesar 126 juta ton atau setara dengan 9% tingkat keluaran emisi saat ini.

Christina Harjanto, Co-Founder EcoTouch, turut mengapresiasi inisiatif ekosistem Blibli Tiket sebagai enabler yang mempertemukan multistakeholder dalam program keberlanjutan,

“Kami mengapresiasi Blibli Tiket yang terus terdepan menggandeng ecopreneur, karyawan, pelanggan, dan mitra dalam menciptakan solusi dan operasional bisnis yang lebih berkelanjutan. Kami percaya kolaborasi ini akan menginspirasi pelaku industri lainnya untuk ambil peranan memperpanjang life cycle dari material yang mereka gunakan,” kata Christina.

Sepanjang tahun 2023, sejumlah inisiatif ekonomi sirkular lainnya juga diterapkan Blibli Tiket. Mulai dari meningkatkan pengelolaan limbah dari 49% menjadi 59% melalui daur ulang, proporsi penggunaan kemasan bersertifikasi FSC yang ramah lingkungan yang mencapai 94,8%, hingga mengolah 8,6 ton limbah organik sisa makanan dan bahan pangan (groceries) yang kadaluarsa. Semangat kolaborasi bersama pelanggan dan mitra juga digencarkan, dengan pengembalian 40.000 kemasan bekas oleh pelanggan dikonversi menjadi donasi 4.000 bibit Mangrove, serta penyelenggaraan acara tahunan Langkah Membumi yang menjadi melting pot kolaborasi mempertemukan ratusan ecopreneur, pelaku industri, dan penggiat sustainability.

“Kami melihat pentingnya turn the knowledge into real actions. Kami berharap untuk berkolaborasi dengan lebih banyak mitra dalam berbagai inisiatif keberlanjutan, serta membawa dampak positif yang lebih luas pada planet dan masyarakat,” tutup Yolanda.

 

STEVY WIDIA

Exit mobile version