youngster.id - Startup Finfra mengumumkan berhasil mengumpulkan pendanaan US$1 juta. Perusahaan berencana untuk mempercepat pengembangan produk dan menambah tim teknik, data, dan keuangan guna meningkatkan pendapatan dan memperkuat posisinya sebagai pemimpin pasar di industri pemberian pinjaman terintegrasi di Asia Tenggara.
Putaran pendanaan ini adalah hasil kerjasama antara DSX Ventures dan Seedstars International Ventures, para ahli fintech regional Cento Ventures dan Fintech Nation, inkubator pendukung startup berbasis Baltik FirstPick dan BADideas Fund, serta Hustle Fund berbasis Silicon Valley
CEO dan co-Founder Finfra Markus Prommik mengatakan, Indonesia mengalami periode transformasi digitalisasi pada akhir tahun 2010-an dan awal tahun 2020-an, didorong oleh lonjakan investasi modal ventura di sektor e-commerce, logistik, dan layanan keuangan. Namun, akses terhadap kredit tetap rendah bagi bisnis dan individu, sehingga hanya 3% dari populasi yang memiliki kartu kredit.
“Sebagai pengusaha, kami memahami seberapa menantangnya membangun, mengembangkan, dan mempertahankan bisnis dengan cara mereka sendiri. Memperluas penawaran pinjaman sebagai layanan adalah prospek yang sangat menarik bagi banyak perusahaan, tetapi juga tugas yang besar. Alih-alih melakukannya sendiri, perusahaan dapat menggunakan API kami untuk menyelesaikan unit ekonomi yang sangat penting dalam pemberian pinjaman,” kata Markus dalam keterangan pers, Kamis (22/6/2023).
Menurut dia, Finfra memungkinkan bisnis yang tidak memiliki akses perbankan dan platform digital non-keuangan untuk menyematkan produk dan layanan keuangan, terutama pinjaman kredit, ke dalam saluran distribusi mereka sendiri. Pendekatan dari atas ke bawah yang dilakukan oleh Finfra memastikan kepatuhan regulasi total sambil menyediakan sistem manajemen pinjaman yang lengkap, penilaian kredit, analitik portofolio, dan akses ke modal utang.
“Di daerah-daerah yang diabaikan oleh bank konvensional, Finfra menyediakan solusi fintech yang canggih dan ramah bisnis untuk mendorong inklusi keuangan. Hal ini juga merupakan pekerjaan yang penting mengingat inisiatif baru-baru ini oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Indonesia untuk mencapai target inklusi keuangan sebesar 90% pada tahun 2024 (dibandingkan dengan 75% pada tahun 2019) dan meningkatkan akses ke layanan keuangan yang berkelanjutan dan transparan,” ungkapnya.
CTO dan Co-Founder Finfra Reinis Simanovskis menambahkan, banyak platform tidak menyadari permintaan yang belum terpenuhi dari penjual mereka untuk modal dan kesulitan intrinsik dalam membangun produk keuangan ini secara internal.
“Finfra bertekad untuk menyelesaikan masalah-masalah infrastruktur yang rumit untuk memungkinkan platform mengoptimalkan dukungan mereka bagi penjual,” ujarnya.
Awalnya, tim ini memulai usaha dengan Danabijak, yang kini beroperasi sebagai anak perusahaan Finfra dan tetap menguntungkan. Jumlah mitra langsung Finfra telah meningkat tiga kali lipat hanya dalam enam bulan terakhir.
General Partner di Seedstars International Ventures Patricia Sosrodjojo mengatakan, pasar Indonesia yang bernilai miliaran dolar sedang aktif beralih dari strategi pemberian pinjaman dalam tahap pertama ke iterasi yang lebih canggih dan kompleks yang dibangun di atas infrastruktur dan ekosistem ekonomi digital yang sudah ada.
“Kami senang mendukung tim berpengalaman Finfra dan misi mereka untuk meningkatkan akses keuangan secara terukur. Kami telah melihat inisiatif serupa berhasil di pasar-pasar yang muncul di mana UMKM menghadapi tantangan besar dalam mengakses modal. Pendekatan Finfra tidak hanya sejalan dengan tujuan pengembangan ekonomi nasional, tetapi juga memiliki posisi yang tepat untuk menghadapi tantangan pasar yang sedang tumbuh pesat ini,” katanya.
Hal senada diungkap Partner di Cento Ventures Dmitry Levit. “Dengan pengalaman mereka dalam menjelajahi ekosistem layanan keuangan yang rumit di Indonesia kami yakin perusahaan ini muncul sebagai pilihan utama bagi bisnis digital yang mengandalkan penggabungan kredit. Dengan memperkuat dasar infrastruktur keuangan digital negara ini, Finfra akan berkontribusi pada ekosistem layanan keuangan yang lebih kuat, lebih sehat, dan lebih inklusif secara berpikir di Indonesia dan di seluruh Asia Tenggara, yang akan menguntungkan bisnis dan konsumen,” ucapnya.
Dengan dukungan awal dari Plug & Play Indonesia, Chocolate Ventures, dan Angel Investor lainnya dengan keahlian di industri tersebut, pertumbuhan Finfra terus berlanjut tanpa henti.
STEVY WIDIA