youngster.id - Di tengah tren efisiensi yang melanda berbagai sektor bisnis, platform freelancer Sribu mencatat lonjakan transaksi 76,4% pada kuartal III 2025 dibandingkan periode sama tahun lalu. Pertumbuhan ini mencerminkan pergeseran strategi perusahaan dalam mengelola tenaga kerja digital.
Data internal Sribu menunjukkan sektor UMKM dan perusahaan menengah menjadi penyumbang utama kenaikan transaksi, seiring meningkatnya kebutuhan tenaga lepas untuk desain, branding, dan strategi digital.
“Kolaborasi dengan freelancer terkurasi bukan lagi tren sementara. Sribu membantu bisnis tumbuh tanpa risiko, sekaligus membuka peluang kerja berkelanjutan bagi talenta digital lokal,” ujar Ryan Gondokusumo, CEO Sribu.
Ryan menilai, penggunaan tenaga lepas kini menjadi strategi efisiensi utama, bukan sekadar alternatif. Temuan Microsoft Work Trend Index 2025 mendukung tren ini, dengan 59% pemimpin bisnis di Indonesia telah memanfaatkan tenaga lepas atau agen digital untuk otomatisasi alur kerja.
Untuk menjaga kualitas ekosistem, Sribu meluncurkan Sribu Academy — platform pelatihan dan uji kompetensi bagi freelancer, serta menggelar kampanye #SribuinAja guna meningkatkan awareness bisnis terhadap potensi talenta lokal.
“Dulu bisnis takut pakai freelancer. Sekarang, mereka takut kalau tidak pakai freelancer karena bisa kalah cepat,” tambah Ryan.
Menurut Fiverr Global Freelance Report 2025, pasar tenaga lepas dunia telah mencapai US$1,5 triliun, dengan Asia Tenggara mencatat pertumbuhan tercepat. Melalui momentum ini, Sribu menegaskan komitmennya menjadi jembatan antara bisnis dan talenta digital Indonesia, memperkuat ekonomi kreatif nasional.
STEVY WIDIA



















Discussion about this post