Gandeng Startup Jangjo dan FoodCycle Indonesia, Bank DBS Indonesia Gelar Kampanye “Food Rescue Warrior”

DBS Food Rescue Warrior

Gandeng Startup Jangjo dan FoodCycle Indonesia, Bank DBS Indonesia Gelar Kampanye “Food Rescue Warrior” (Foto: Istimewa/youngster.id)

youngster.id - Untuk membangun ketahanan pangan yang berkelanjutan dengan meluncurkan kampanye “Food Rescue Warrior”, dengan menggandeng startup manajemen sampah makanan Jangjo dan lembaga swadaya masyarakat (LSM) manajemen sampah makanan FoodCycle Indonesia.

Head of Group Strategic Marketing & Communications Bank DBS Indonesia Mona Monika mengatakan, program ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, tetapi juga membangun kolaborasi dengan para pelaku industri hotel, restoran, dan kafe (horeca) dalam mengatasi permasalahan surplus makanan yang menyebabkan sampah makanan.

“Melalui program Food Rescue Warrior yang diinisiasi oleh Bank DBS Indonesia dan DBS Foundation, kami mengajak para mitra dan masyarakat luas bahu-membahu memerangi masalah sampah makanan dan mendukung ketahanan pangan di Indonesia,” kata Mona, Senin (18/3/2024).

Data oleh United Nations Environment Programme (UNEP) tahun 2020 mencatat Indonesia pada peringkat keempat untuk tingkat sampah makanan tertinggi di dunia dengan 20,94 juta metrik ton. Tidak hanya itu, data dari Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) pada tahun 2023 menunjukkan bahwa sampah sisa makanan menjadi komposisi sampah terbesar yaitu 41,6%. Tentunya permasalahan ini perlu disikapi secara serius.

Pusat perniagaan termasuk industri food and beverage (F&B) seperti hotel, restoran, dan kafe berkontribusi sekitar 17,8% pada sampah di Indonesia, setelah sampah rumah tangga sebesar 38,8% dan pasar tradisional 20,6% berdasarkan data oleh SIPSN KLHK tahun 2023. Hal ini menunjukkan perlunya penanganan sampah makanan dan ketahanan pangan yang berkelanjutan bagi para pelaku F&B.

Menanggapi hal tersebut, Bank DBS Indonesia meluncurkan kampanye #MakanTanpaSisa pada tahun 2020 untuk mendukung visi Towards Zero Food Waste. Kampanye ini telah menghasilkan dampak makanan (makanan yang berhasil diselamatkan dari Tempat Pembuangan Akhir/TPA) sebanyak 554,822 kilogram pada tahun 2023.

Untuk meningkatkan jangkauan dan dampak kampanye ini pada masyarakat, pada tahun 2024, Bank DBS Indonesia dan DBS Foundation berkolaborasi untuk meluncurkan program Food Rescue Warrior.

Melalui kerja sama ini, Jangjo menangani sampah makanan dari restoran, kafe, dan mal di Jakarta seperti Ashta, Pantai Indah Kapuk Avenue, Mall of Indonesia, fX Sudirman, Plaza Indonesia, dan SCBD Park. Kemudian, sampah tersebut diolah menggunakan teknologi biokonversi larva Black Soldier Fly (BSF). Proses ini menghasilkan larva kering yang dapat digunakan di peternakan dan kompos yang dapat digunakan di perkebunan. Sepanjang tahun 2023, program pengolahan sampah makanan No Food Left Behind oleh Bank DBS Indonesia dan Jangjo telah melibatkan 83 tenant restoran.

Pada tahun 2024, lebih dari 24 mitra bergabung dengan program baru Food Rescue Warrior, yang sebagian besar melanjutkan program tahun sebelumnya, seperti fX Sudirman. Beberapa tenant baru pun turut bergabung seperti Kopitagram dan SCBD Park, sebuah kawasan yang sangat mendukung inisiatif keberlanjutan.

Founder & CEO Jangjo Indonesia Joe Hansen mengatakan, menghadapi isu sampah makanan memerlukan upaya kolektif dan ekosistem kemitraan yang baik.

“Oleh karena itu, sejalan dengan semangat memerangi sampah makanan, kami sangat antusias untuk bergabung dalam gerakan Food Rescue Warrior bersama Bank DBS Indonesia dan mitra-mitra lainnya. Besar harapan kami agar kegiatan ini dapat menginspirasi semakin banyak pihak untuk berkontribusi demi lingkungan yang lebih berkelanjutan,” kata Joe.

Di sisi lain, FoodCycle Indonesia berfokus untuk mengelola donasi makanan berlebih dari hotel, restoran, dan kafe untuk disalurkan kepada mereka yang membutuhkan. Program ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi 130.000 penerima manfaat, menyajikan 3.128.571 hidangan untuk masyarakat yang membutuhkan, serta mengurangi sebanyak 1.916.250 kg sampah makanan.

Saat ini, sudah terdapat 75 instansi yang tergabung dalam gerakan ini, termasuk jaringan hotel, restoran, dan kafe ternama seperti Kopi Kenangan, Hotel Menara Peninsula, Hotel Aston Pluit, Hotel Harris fX Sudirman dan masih banyak lagi.

Co-founder FoodCycle Indonesia Herman Andryanto menyampaikan apresiasinya atas program ini. Pihanya sangat menghargai upaya Bank DBS Indonesia atas perhatian penuh terhadap food rescue dan food waste.

“Program Food Rescue Warrior memungkinkan kami, FoodCycle Indonesia, untuk mengoptimalkan upaya dalam mendistribusikan makanan berlebih (surplus) kepada mereka yang membutuhkan. Kami juga mendukung agenda penting bagi perusahaan untuk semakin memperhatikan operasional bisnis yang lebih hijau dan menginspirasi masyarakat akan gaya hidup berkelanjutan,” jelas Herman.

Bank DBS Indonesia berkomitmen untuk menciptakan dampak positif, sejalan dengan salah satu pilar keberlanjutannya, yakni Impact Beyond Banking.

 

STEVY WIDIA

Exit mobile version