youngster.id - Prevalensi pasien pengidap diabetes di Indonesia mencapai 6,2%, yang artinya ada lebih dari 10,8 juta orang menderita diabetes per tahun 2020. Angka ini diperkirakan terus meningkat. Peduli akan hal itu, tim mahasiswa Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) Semarang menciptakan Gluconov,alat pintar pendeteksi diabetes militus.
Berbeda dengan alat pengecek diabetes pada umumnya, Gluconov tidak menimbulkan rasa sakit ataupun luka di jari pasien, serta bisa terhubung ke telepon pintar dengan aplikasi Gluconov. Alat ini merupakan inovasi tim mahasiswa jurusan Program Studi Teknis Biomedis Udimas dengan ketua Diana Almaas Akbar Rajah, wakil ketua Annelicia Eunice Arabelle, Nadiya Nurul, dan Kevin Tedjasukmana. Para pembimbing yaitu Kaprodi S-1 Teknik Biomedis, Dr.Aripin. M.Kom dan Sari Ayu Wulandari S.T., M.Eng.
Diana mewakili timnya menjelaskan, Gluconov disusun menggunakan rangkaian spektrofotometri, light dependent resistor, keping polikarbonat, dan motor dengan mikrokontroler.
“Dalam penggunaannya, jari tangan pasien diletakkan pada slot yang telah tersedia, kemudian akan mendeteksi perubahan intensitas cahaya yang dimiliki oleh darah akibat dari paparan cahaya. Perubahan tersebut dihasilkan oleh pembiasan cahaya putih dengan keping polikarbonat,” kata Diana yang dikutip dari Antara.
Hasil pengukuran itu selanjutnya akan dikirim ke telepon pintar melalui jaringan wifi. Diana mengklaim metode ini memiliki akurasi hingga 95%.
Gluconov sempat menghasilkan penghargaan saat ditampilkan dalam ajang Asean Innovation Science and Entrepreneur Fair 2021. Alat ini ditujukan untuk pasien diabetes melitus yang harus rutin cek kadar gula dalam darah dan sedang dipersiapkan untuk dijual secara luas dengan harga Rp370 ribu per unit, sementara aplikasi pengecek hasilnya bisa diunduh melalui play store.
STEVY WIDIA
Discussion about this post