youngster.id - Sumber daya manusia di bidang digital (talenta digital) saat ini sangat diperlukan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi digital. Selama periode 15 tahun atau dari 2015-2030 Indonesia membutuhkan setidaknya sembilan juta talenta digital, atau setiap tahunnya membutuhkan 600 ribu talenta digital.
“Kebutuhan talenta digital masih yang sangat besar untuk dikerjakan bersama-sama oleh seluruh ekosistem ekonomi digital,” kata Dedy Permadi Staf Khusus Menteri Komunikasi dan Informatika Bidang Digital dan SDM dalam siaran pers Economic Outlook 2021 bertema ‘Membangun Industri Lewat Perusahaan Teknologi Digital’ baru-baru ini.
Menurut dia, talenta digital menjadi salah satu pilar dari empat pilar percepatan transformasi digital nasional, yang meliputi pembangunan infrastruktur telekomunikasi, adopsi teknologi teknologi baru, penyiapan talenta digital nasional dan penyiapan legislasi primer.
Guna memenuhi memasok kebutuhan tersebut, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) memiliki program Digital Talent Scholarship, dengan memberikan beasiswa untuk 60 ribu orang untuk mempelajari teknologi digital.
Ada tiga jenjang talenta yang dimiliki yakni basic digital skill, intermediate digital skill, dan advance digital skill. Ketiga level talenta digital tersebut dilaksanakan melalui beberapa program yang dirancang dengan target yang berbeda-beda.
Sebagai gambaran, di tahun 2020 ini Kominfo membuat program Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi. GNLD merupakan inisiatif pengembangan literasi digital melalui program-program pelatihan keterampilan dasar digital dan kelas edukasi. Program ini merupakan kolaborasi denagn 108 Lembaga atau komunitas di level nasional dengan tujuan mencegah penyebaran konten negatif di internet dengan mempromosikan penggunaan internet yang positif dan produktif.
Tahun ini ditargetkan ada 100 ribu peserta. Digital Talent Scholarship (DTS) adalah beasiswa pelatihan intensif selama 1-2 bulan yang dilaksanakan secara tatap muka dan/atau online dengan hasil akhir sertifikasi kompetensi untukmenyiapkan sumber dayamanusia Indonesia menuju Revolusi Industri 4.0. Program ini dijalankan sejak tahun 2018, dan tahun ini ditargetkan ada 40 ribu peserta.
Sementara Digital Leadership Academy (DLA) adalah program pelatihan intensif tentang kebijakan digital bagi para pengambil kebijakan di institusi pemerintahan maupun swasta. Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas serta pengetahuan peserta di bidang teknologi digital dalam rangka mendukung pembuatan kebijakan. Tahun ini ditargetkan ada 300 peserta.
STEVY WIDIA
Discussion about this post