youngster.id - L’Oréal Indonesia menganugerahkan L’Oréal-UNESCO For Women in Science (FWIS) National Fellowship 2020 kepada dua ilmuwan perempuan. Mereka adalah Dr Anggia Prasetyoputri, MSc dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan Latifah Nurahmi, MSc, PhD, dosen dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya.
Program ini telah memberikan fellowship kepada 59 ilmuwan perempuan di Indonesia. Kedua pemenang masing-masing akan menerima pendanaan sebesar 100 juta rupiah dari L’Oréal Indonesia untuk mewujudkan penelitiannya.
“Dunia sains tidak pernah berhenti, bahkan di saat dunia dilanda pandemi sekalipun, sains justru dirasa semakin penting perannya dalam berinovasi, mencari solusi akan berbagai tantangan dunia baik masa sekarang maupun masa depan,” ungkap Melanie Masriel Communications, Public Affairs and Sustainability Director, L’Oréal Indonesia dalam keterangannya, Sabtu (28/11/2020).
Menurut Melanie, sains dan wanita menjadi dua hal yang berkesinambungan. “Dunia butuh sains, dan sains membutuhkan perempuan. Sehingga program L’Oréal-UNESCO For Women in Science merupakan inti dari apa yang kami percayai sebagai perusahaan kecantikan berbasis sains,” ungkapnya.
Anggia melakukan penelitian mengenai Deteksi Koinfeksi Bakteri pada Pasien Covid-19 melalui Metode Sekuensing dari Sampel Swab. Teori dia dalam penelitian ini bahwa ada kemungkinan pasien Covid-19 terjangkit bakteri dan virus lain selain SARS-CoV-2
“Adanya koinfeksi atau infeksi simultan oleh bakteri dapat terjadi karena bakteri memiliki sifat oportunis yang bisa masuk saat tubuh sedang lemah, dan diketahui dapat memperparah kondisi sebagian pasien Covid-19,” ungkapnya.
Dengan metode pengurutan basa nukleotida atau sekuensing dari sampel swab, ia berharap dapat membantu tenaga medis dalam mengidentifikasi ada tidaknya bakteri patogen di dalam tubuh pasien Covid-19 dalam waktu singkat. Anggia juga berharap dapat membantu memberikan informasi kepada dokter untuk memberikan antibiotik yang tepat kepada pasien.
Sementara penelitian Latifah adalah di bidang Robotika. Dalam pengembangannya, Latifah melihat potensi yang besar di bidang kedokteran, dimana pemanfaatan robot dalam mengurangi risiko operasi masih belum cukup dimanfaatkan.
Pengembangan penelitian ini diharapkan dapat membawa manfaat bagi dunia kedokteran Indonesia, terutama di situasi pandemi saat ini. Keterlibatan teknologi robotika di dunia medis berperan besar untuk mengurangi risiko kontak fisik antara pasien dan dokter.
STEVY WIDIA
Discussion about this post