youngster.id - Ancaman serangan di dunia maya semakin gencar belakangan ini. Hal ini Google Safety Engineering Center (GSEC) berkolaborasi dengan Google for Startups menggelar pelatihan keamanan privasi untuk membantu lebih dari 30 startup dan mitra lokal untuk mengantisipasi ancaman dunia maya.
Direktur Kebijakan Publik dan Hubungan Pemerintah Google Indonesia Putri Alam mengatakan, pelatihan tersebut sebagai tindak lanjut dari G20 Digital Innovation Network bersama Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo). G20 Digital Innovation Network menggarisbawahi pentingnya kolaborasi berkelanjutan antara platform digital global, startup, dan pemangku kepentingan lain dalam menciptakan transformasi digital yang membawa kebaikan bagi seluruh lapisan masyarakat.
“Karena itu, pakar GSEC kami akan memberikan workshop dan konseling privasi dengan startup dan mitra lokal untuk membantu mereka melindungi privasi penggunanya,” kata Putri dalam keterangannya, Jumat (9/9/2022).
Program tersebut mendapat sambutan baik dari Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kemenkominfo Semuel Abrijani Pangerapan. Menurutnya, program tersebut akan berguna bagi Startup Studio Indonesia dan Gerakan Nasional 1000 Startup.
“Upaya meningkatkan pengetahuan dan kapasitas dalam bidang privasi dan keamanan data sangat krusial dalam transformasi digital Indonesia. Maka dari itu, Kemenkominfo RI mendukung penuh kolaborasi yang sudah terjalin ini,” ujar Semuel.
Topik perlindungan data yang dihadirkan dalam program tersebut sangat luas, termasuk anonimasi data dan harus dimulai lebih awal dalam proses pengembangan.
Ada lima praktik terbaik dari para ahli GSEC in Munich untuk membantu membuat produk yang mempromosikan privasi, serta untuk memetakan rencana penerapan perlindungan data dan strategi privasi pengguna.
Pertama, minimalkan data. Hindari mengumpulkan data yang tidak diperlukan untuk layanan atau produk. Sebagai gantinya, Anda dapat menggunakan informasi kontekstual untuk memberikan pengalaman yang lebih personal. Semua data yang disimpan idealnya dianonimkan
Kedua, transparansi. Pengguna harus dapat dengan mudah melihat dan memahami layanan yang mereka gunakan, data yang dikumpulkan, dan cara penggunaannya.
Ketiga, mekanisme kontrol penawaran. Pertimbangkan untuk menawarkan kontrol dan alat yang mudah digunakan sehingga pengguna Anda dapat memilih pengaturan privasi yang tepat untuk mereka atau data apa yang disimpan di akun mereka yang mereka rasa nyaman untuk dibagikan untuk pengalaman pengguna yang dipersonalisasi.
Keempat, enkripsi data. Ini termasuk data yang disimpan ‘saat istirahat’ atau ‘dalam perjalanan’ untuk melindunginya dari potensi serangan oleh aktor jahat. Kelima, bersiap untuk skalabilitas. Beri anotasi data agar dapat menangani permintaan retensi, transfer, dan penghapusan data secara efisien saat produk Anda semakin banyak digunakan dan semakin kompleks.
Anotasi akan memungkinkan Anda untuk mengotomatiskan penghapusan data atau proses serupa berdasarkan jenis data dan penggunaannya. Selain itu, Google juga secara reguler menyediakan GSEC Data Anonymization Codelabs bagi para pendiri dan tim teknis startup lokal untuk membantu mereka menganonimkan data dengan sumber pustaka terbuka.
STEVY WIDIA
Discussion about this post