youngster.id - Grab, perusahaan ride-sharing asal Malaysia mengumumkan Master Plan 2020. Rencana bisnis bertajuk Grab 4 Indonesia ini akan menginvestasikan dana senilai US$ 700 juta atau sekitar Rp 9,3 triliun untuk mendukung pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia. Sebagian akan dialokasikan untuk startup.
Grab akan mengalokasikan dana senilai USD 100 juta atau sekitar Rp 1,3 triliun untuk startup dan technopreneur. “Tentunya dana ini akan dialokasikan bagi startup dan technopreneur yang memiliki cita-cita tinggi, untuk mengembangkan perusahaan-perusahaan Tanah Air yang memiliki aspirasi sosial sebagai upaya mendorong semakin banyak masyarakat Indonesia yang beralih ke ekonomi digital,” papar Ridzki Kramadibrata, Managing Director Grab Indonesia Kamis (2/2/2017) di Jakarta.
Selain memberikan dana, Grab juga akan menyelenggarakan serangkaian program kewirausahaan melalui kerjasama dengan para mitra terpilih yang meliputi institusi pendidikan dan organisasi kewirausahaan. “Akan ada penyelenggaraan seminar dan progran bimbingan dari para eksekutif Grab,” ucap Ridzki.
Pusat Riset
Selain itu, salah satu program utama dari rencana invetasi tersebut adalah pembangunan pusat riset dan pengembangan di Indonesia. Hal itu diungkapkan oleh Anthony Tan, CEO Group dan Co-Founder Grab.
“Kami berencana membuka pusat riset dan pengembangan (R&D) di Jakarta. Kehadiran pusat ini akan memberi kesempatan insinyur muda di Indonesia untuk menimba ilmu dengan pusat riset Grab lain yang berada di Seattle, Beijing, dan Singapura,” tuturnya.
Rencananya pembukaan pusat riset dan pengembangan ini akan langsung dilakukan pada tahun ini. Meskipun belum dapat mengungkap lokasi pasti, ia menyebut pusat riset tersebut akan berlokasi di Jakarta
“Rencananya pusat R&D ini akan dimulai dilakukan pada tahun ini sekitar kuartal pertama dan ditargetkan dalam dua tahun akan mencapai 150 insinyur,” ujarnya.
Kehadiran pusat riset dan pengembangan Grab di Indonesia ini disambut baik oleh Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara. Ia juga berharap, kehadiran pusat riset di Indonesia dapat menjadi tren ke depannya.
“Setelah Apple, kini giliran Grab yang membuka pusat riset di Indonesia. Saya harap komitmen semacam ini dapat menjadi tren,” ujar pria yang akrab dipanggil Chief RA tersebut.
Namun, ia juga berharap agar pusat riset dan pengembangan ini tak hanya berada di Jawa. Karenanya, apabila memungkinkan, pusat riset Grab selanjutnya yang ada di Indonesia berlokasi di luar Jakarta, bahkan di luar Jawa.
STEVY WIDIA
Discussion about this post