youngster.id - Master plan ‘Grab 4 Indonesia’ 2020 memasuki babak baru lewat penjajakan kerja sama strategis yang dilakukan dengan PayTren. Grab sudah meluncurkan tahap kedua dari master plan tersebut dengan tujuan untuk membantu 5 juta pengusaha mikro agar memperoleh penghasilan dari sektor ekonomi digital pada akhir 2018.
Hal ini pun direalisasikan melalui kerja sama strategis yang mereka lakukan dengan PayTren, salah satu penyedia layanan pembayaran dan transaksi mobile di Indonesia. Penandatanganan perjanjian kerja sama ini pun sudah dilakukan oleh kedua belah pihak pada medio Desember lalu.
“Saat ini, kami sudah punya 3 juta pengusaha mikro, dengan 1,7 juta dari PayTren, 700 ribu dari Kudo, dan sisanya dari mitra driver Grab yang merangkap sebagai wirausahawan,” kata Ongki Kurniawan, Managing Director GrabPay Indonesia pada kesempatan tersebut.
Ongki juga mengatakan bahwa ia tidak menutup kemungkinan terhadap hadirnya PayTren sebagai salah satu pilihan metode pembayaran yang akan hadir dalam aplikasi Grab.
“Karena kerja sama ini bersifat strategis, maka aset-aset komplementer yang kami dan PayTren miliki dapat dipakai satu sama lain,” ia menambahkan.
Sebelumnya di awal 2017, penyedia layanan berbagi tumpangan ini mengumumkan investasi sebesar US$700 juta (sekitar Rp 9,5 triliun) untuk mendukung target Indonesia menjadi negara ekonomi digital terbesar di ASEAN pada 2020.
Pada tahap pertama rencana tersebut, Grab telah membuka pusat R&D (research and development) pertamanya di Indonesia (di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan). R&D di Indonesia menjadi yang keenam di dunia setelah Singapura, China, Amerika Serikat, India, dan Vietnam.
Selain itu, mereka juga berkomitmen melakukan investasi bagi startup-startup lokal yang bergerak di bidang pendanaan.
Salah satunya adalah integrasi dengan Kudo yang bermain di sektor O2O (online to offline). Hal ini pun dianggap sebagai salah satu tindakan akuisisi yang brilian.
“Awal tahun ini, sebelum ada Kudo, Grab hanya mampu berada di 12 kota di Indonesia. Setelah adanya Kudo, sekarang kami sudah tersedia di 104 kota di seluruh Indonesia, dari ujung timur hingga ke ujung barat,” ujar Ridzki Kramadibrata, Managing Director Grab Indonesia.
Sedangkan, Jason Thompson, Head of GrabPay Indonesia, memiliki pandangannya tersendiri terhadap kerja sama tersebut.”Tidak ada unsur investasi, joint venture, atau pun akuisisi. Kerja sama ini berdasarkan kepercayaan dan hubungan baik,”ujarnya.
“Jika beberapa penyedia layanan pembayaran online dan mobile di luar negeri terkesan close group, maka kami di sini ingin semuanya terbuka,” pungkas Ridzki.
STEVY WIDIA
Discussion about this post