youngster.id - Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Kemenkop-UKM) mencatat, ada lebih dari 62 juta unit usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di Indonesia pada 2017. Angka ini naik sebesar 2,06% dari jumlah pada 2016. Namun masih banyak yang belum memiliki kemampuan online dasar.
Berangkat dari itu GrabExpress bekerja sama dengan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) memberikan pelatihan pengelolaan bisnis, pemasaran digital, dan hak kekayaan intelektual kepada lebih dari 400 wirausahawan mikro di Indonesia. Peserta berasal dari bidang usaha makanan dan minuman, mode, kerajinan tangan dan lain sebagainya.
“Jumlah pertumbuhan UMKM diprediksi akan terus meningkat setiap tahunnya. 62 juta dan itu 99,92% dari jumlah usaha di Indonesia. Namun mereka membutuhkan informasi dan pengetahuan yang mumpuni untuk dapat berkompetisi dengan baik. Kerja sama dengan Bekraf ini diharapkan dapat menjadi salah satu solusi dalam meningkatkan pengetahuan dan kemampuan UMKM di Indonesia ,” kata Ridzki Kramadibrata Presiden Grab Indonesia baru-baru ini.
Menurut dia, 23 juta dari total UMKM itu masih bekerja menggunakan cara dasar. Bahkan, data Deloitte Access Economics menunjukkan 37% UMKM di Indonesia, hanya memiliki kemampuan online yang sangat mendasar seperti komputer, ponsel pintar atau akses internet.
Sementara itu Deputi Akses Permodalan Fadjar Hutomo mengatakan, masuk ke dunia digital merupakan keniscayaan bagi UMKM. Namun, dalam bertransformasi ke arah itu, diperlukan peningkatan kapasitas dan kapabilitas.
“Go digital artinya bukan hanya sekadar punya situs atau punya medsos, tapi harus punya perubahan mindset karena mereka terhubung dengan pelanggan selama 24 jam dan ada kualitas layanan yang harus dijaga,” kata Fadjar.
Lebih lanjut, selain mindset, UMKM juga memerlukan hak kekayaan intelektual (HKI). Sayangnya, hanya ada 11% unit usaha ekonomi kreatif yang HKI-nya sudah terdaftar, dari total 62 juta UMKM di Indonesia.
STEVY WIDIA
Discussion about this post