youngster.id - PepsiCo melalui program Greenhouse Accelerator (GHAC) 2025 di Asia Pasifik (APAC) fokus untuk mengembangkan ekosistem inovasi dan kolaborasi di Asia Pasifik. Program ini mendukung startup inovatif yang mampu mendorong dampak di bidang pertanian berkelanjutan, ekonomi sirkular, dan ketahanan iklim.
Chief Executive Officer, PepsiCo Asia Pacific Anne Tse mengatakan, setelah tiga edisi, APAC Greenhouse Accelerator telah membuktikan bahwa tolak ukur dari sebuah inovasi keberlanjutan bukanlah hanya ide semata, melainkan kemampuannya untuk membawa dampak di dunia nyata baik di lapangan, di lini produksi, maupun di pasar.
“Keunggulan APAC Greenhouse Accelerator ini adalah bagaimana program tersebut dapat menghubungkan para founder dengan seluruh rantai nilai kami, serta membekali mereka dengan metode untuk menilai efek ekologis dan juga ekonomi dari inovasi mereka,” katanya dikutip Jumat (12/9/2025).
Tahun ini, APAC Greenhouse Accelerator diikuti oleh 10 startup dari Australia, China, Indonesia, Singapura, dan Korea Selatan. Setiap peserta menerima bimbingan yang dirancang khusus oleh para ahli global PepsiCo, pemenang program sebelumnya, serta pakar investasi di sektor keberlanjutan.
“Setiap tahunnya, kami membangun rangkaian solusi yang lebih efektif di bidang ekonomi sirkular, pertanian regeneratif, serta ketahanan iklim, yang dapat mendukung transformasi jangka panjang industri kami. Pemenang tahun ini berhasil mencerminkan perjalanan transformasi jangka panjang tersebut, yakni dengan mentransformasi sebuah visi menjadi solusi yang nyata, serta memperkuat program yang kini telah menjadi bagian penting dari ekosistem inovasi Asia Pasifik,” katanya.
Secara global, GHAC telah mendukung lebih dari 100 startup yang sedang berkembang, yang secara kolektif berhasil mencatat pertumbuhan pendapatan lebih dari US$ 15 juta sejak 2017. Selama tiga tahun terakhir, edisi APAC telah menyalurkan lebih dari US$ 1 juta dalam bentuk dana hibah dan pendanaan proyek uji coba kepada para finalis, sekaligus menyetujui lebih dari 20 proyek percontohan untuk dijalankan.
“Program Greenhouse Accelerator merupakan pendorong utama kami dalam memajukan agenda pep+ di kawasan Asia Pasifik. Dengan memberikan para inovator tahap awal akses langsung ke bisnis PepsiCo, kami dapat menguji dan mengembangkan solusi yang mendorong sirkularitas kemasan, mengurangi emisi gas rumah kaca, dan membangun pertanian yang berketahanan iklim,” ujar Ashley Brown, Chief Sustainability Officer, APAC and India, PepsiCo.
Setiap edisi program ini turut mengembangkan rangkaian solusi perusahaan. Melalui program ini, para alumni dan pemenang memperkenalkan proyek percontohan yang selaras dengan prioritas keberlanjutan industri dan kawasan.
Startup Beijing AIForce Technology dinobatkan sebagai pemenang GHAC 2025. Mereka mendapat pengakuan atas inovasi traktor otonom bertenaga listrik dan rendah karbon, yang dinilai sebagai solusi baru untuk memajukan praktik pertanian berkelanjutan.
“Partisipasi kami dalam program Greenhouse Accelerator telah menjadi titik balik penting bagi kami. Seluruh bimbingan, koneksi, dan wawasan yang kami peroleh telah bantu mempertajam strategi serta membuka pintu bagi berbagai peluang baru. Kami berterima kasih kepada PepsiCo yang telah melihat potensi Beijing AIForce Technology. Kami tidak sabar untuk menyambut langkah selanjutnya,” kata Han Wei, Founder & CEO, Beijing AIForce Technology.
Sebagai pemenang tahun 2025, Beijing AIForce Technology juga akan menerima hadiah uang tunai sebesar US$ 100.000.
Startup finalis GHAC tahun ini juga telah berhasil menghadirkan berbagai hasil nyata dari inovasi mereka. Salah satunya adalah finalis Endua, yang berhasil menemukan tiga peluang pasar baru melalui koneksi yang mereka jalin selama program. Selain itu, beberapa finalis juga meluncurkan uji coba bersama PepsiCo atau para mitranya di berbagai negara Asia Pasifik, sekaligus menguji coba solusi mereka dalam rantai nilai PepsiCo.
Serangkaian uji coba ini memungkinkan pengujian dan pengembangan berbagai ide menarik, di antaranya seperti pengembangan film Polyhydroxyalkanoates (PHA) oleh Beijing PHAbuilder Biotechnology Co. Ltd.; pusat pemulihan plastik bernilai rendah (LVP) dari Bali Waste Cycle dan solusi dari Service Enviro SCAD Inc. yang mengubah sampah organik menjadi sumber daya bersih dan kaya nutrisi. Melalui uji coba lapangan, para startup mendapatkan data, feedback, dan pemahaman tentang penerimaan pasar yang penting untuk menyempurnakan strategi serta mendorong pertumbuhan lebih cepat.
STEVY WIDIA