youngster.id - Kesuksesan membangun sistem pemesanan transportasi tidak membuat Gojek luput dari fenomena order fiktif. Untuk mencegah hal itu Manajemen Gojek menyatakan telah membangun sistem kecerdasan buatan (artificial intelligence) dalam rangka memberantas sindikat order fiktif.
Dengan kecerdasaan ini, penyedia aplikasi transportasi daring asal Indonesia ini mampu mendeteksi fenomena ‘order tuyul’ dengan akurasi 98%.
“Salah satu keberhasilan sistem kami adalah mengindentifikasi yang kemudian kami laporkan dan ditindak secara hukum oleh Polda Metro Jaya,” ujar Hans Patuwo, Chief Operation Officer GOJEK, dalam keterangannya belum lama ini di Jakarta.
Seperti diketahui, baru-baru ini Unit Cyber Crime Polda Metro Jaya menjerat sindikat pelaku order fiktif (fraud) berdasarkan laporan yang Gojek ajukan pada 28 Januari 2019. Beberapa oknum berhasil dibekuk karena terbukti bertindak sebagai koordinator sindikat pelaku order fiktif yang telah mengganggu ketenangan mitra driver Gojek dalam mencari nafkah.
Menyusul hal ini, Hans pun mengapresiasi langkah cepat pihak Polda Metro Jaya. “Kami sangat mengapresiasi keberhasilan Polda Metro Jaya dalam mengungkap kasus ini. Laporan dan bukti-bukti yang kami berikan, diproses dengan cepat sehingga sindikat pelaku order fiktif dapat segera ditangkap untuk dilakukan proses penyelidikan lebih lanjut,” ungkapnya.
Dia menyatakan, sistem Gojek kini mampu menangkal order fiktif sebelum sampai ke aplikasi mitra driver dan memiliki tingkat akurasi deteksi penggunaan GPS Palsu (tuyul) hingga 98%.
Ke depan, manajemen Gojek pun berkomitmen akan secara konsisten dan berkala melakukan penerbitan di level mitra yang terbukti menggunakan GPS palsu atau tindak kecurangan yang lain. “Kami melihat bahwa jalur penindakan hukum perlu juga kami ambil sehingga memberikan efek jera,” pungkas Hans.
STEVY WIDIA
Discussion about this post