youngster.id - Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menggelar Hackathon 2025. Kompetisi ini diharapkan menjadi wadah inovasi bagi talenta terbaik yang bisa eksplorasi ide-ide baru melalui sinergi dengan pelaku industri, civitas akademika hingga regulator.
Ketua Umum Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI), Santoso Liem mengatakan, kehadiran talenta digital yang berkualitas adalah salah satu tantangan digitalisasi di Indonesia. Pasalnya, digitalisasi diharapkan tidak hanya menyentuh aspek teknologi semata, melainkan juga membawa manfaat bagi masyarakat dan pertumbuhan ekonomi digital.
“Untuk itu, ajang BI-OJK Hackathon 2025, yang diselenggarakan BI bersama OJK menjadi hal yang tepat,” ujarnya dikutip Rabu (5/11/2025).
Menurut Santoso, ekonomi digital bisa berkembang dengan pemberdayaan masyarakat dan peningkatan kualitas SDM, serta mendorong ekspor dari pelaku UMKM. Dengan begitu, UMKM pun bisa mengambil bagian dalam rantai pasok global, sehingga pertumbuhan bisa lebih inklusif dan merata.
Untuk itu, di momentum Hackathon BI-OJK 2025 ada bahasan AI Services yang diharapkan bisa membimbing para UMKM untuk mendapatkan ide segar dalam kebutuhan ekspor di negara tertentu.
“Semua hal itu bisa dimitigasi dengan teknologi yang diharapkan bisa ditemukan solusi-solusi terkini dari anak muda dalam Hackathon BI-OJK 2025, apalagi setiap diskusi yang diberikan juga merupakan hal yang praktikal,” ucapnya.
BI-OJK Hackathon 2025 mengusung tema ‘Empowering the Future: Innovating Digital Services and Financial Solutions for Inclusive Growth and Resilient Economy’. Kompetisi menjadi wadah bagi para inovator, peneliti keamanan siber, dan professional teknologi untuk mengasah kemampuan mereka dalam melahirkan solusi berbasis AI.
Dalam kesempatan yang sama, CEO & CoFounder Dana Vince Iswara sepakat bahwa inovasi yang dihadirkan di BI-OJK Hackathon 2025 diharapkan bisa berdampak langsung kepada industri. Menurutnya, talenta digital di Indonesia sudah cukup baik, namun masih banyak yang belum paham tentang infrastruktur, pasar, dan juga regulasi yang ada.
“Oleh karena itu, acara seperti ini bisa jadi kesempatan talenta baru untuk perkembangan dari teknologi dan inovasi yang lebih besar dan banyak lagi. Ini wadah yang sangat baik, oleh karena itu, semoga wadah ini tidak hanya berhenti di kota besar, namun di seluruh Indonesia,” ucapnya.
Juara pertama untuk kategori professional adalah tim Dewantara. Sedang juara kedua tim Meaningful Intelligence dan juara ketiga Niriksagara. Untuk kategori mahasiswa juara 1 adalah MTAF Impact, Juara 2 Kanca Kids, dan Juara 3 Chain Intelligence.
STEVY WIDIA
