youngster.id - Cuaca sangat mepengaruhi aktivits masyarakat. Kini berkat kreativitas developer muda menggunakan teknologi data terkait cuaca berupa data temperatur suhu, kelembaban udara, curah hujan, kecepatan angin, radiasi matahari, dan sinar UV dapat terpantau. Hal ini terlihat dari hasil kompetisi Hackathon 2019: HACKBDGWEATHER. Kompetisi Hackathon 2019: HACKBDGWEATHER.
Kompetisi ini digelar oleh Cyberindo Aditama (CBN) bersama dengan PT Mega Akses Persada (FiberStar) sebagai upaya untuk mengembangkan teknologi IP Weather melalui kreativitas para developer muda Indonesia terkait cuaca.
“Melalui kompetisi ini, para peserta akan ditantang menciptakan ide-ide berbasis teknologi informasi untuk menyelesaikan permasalahan yang membutuhkan data cuaca, yang tentunya dapat dikembangkan untuk kebutuhan masyarakat,” kata Marcelus Ardiwinata, Chief Operating Officer CBN, dalam keterangannya Jumat (25/1/2019) di Jakarta.
Kompetisi ini merupakan bentuk lanjutan dari program Corporate Social Responsibility (CSR) dari CBN dan FiberStar yang telah memberikan sejumlah perangkat IP Weather kepada Pemerintah Kota Bandung dalam upaya peningkatan kualitas Bandung Smart City. Sebagai pilot project, perangkat IP Weather sudah terpasang di beberapa titik kelurahan maupun kecamatan di Bandung, Jawa Barat.
“Kota pintar maupun desa pintar memerlukan partisipasi dan keterlibatan masyarakat. Dengan adanya kompetisi Hackathon 2019: HACKBDGWEATHER, kami bisa memberikan percontohan ke kota atau desa tentang menghimpun keterlibatan masyarakat dan mendidik serta memupuk munculnya penemu-penemu muda untuk peduli akan kota/desa dan masyarakatnya,” tambah Marcelus.
Kompetisi yang didukung oleh Dinas Komunikasi & Informatika Bandung dan Jawa Barat diikuti oleh 38 tim developer muda seluruh Indonesia. Akhirnya terpilih 15 tim lolos ke babak final yang diseleksi pada 23-24 Januari 2019 di Block71 Bandung.
Perangkat IP Weather akan mencatat data terkait cuaca berupa data temperatur suhu, kelembaban udara, curah hujan, kecepatan angin, radiasi matahari, dan sinar UV. Perangkat yang sudah terpasang di beberapa titik kelurahan dan kecamatan di Bandung akan mentransfer data cuaca ke Weather Station API (API). Sehingga, dapat tersaji data-data cuaca di Bandung secara real-time. Setiap data dapat disaring berdasarkan sensor dan waktu yang diinginkan.
Para finalis kompetisi ini diberikan waktu 10 jam untuk coding aplikasi sesuai dengan proposal yang sudah diajukan, lalu melakukan presentasi dan live demo di hadapan dewan juri.
Budi Rahardjo, Chief information Officer Indo CISC sekaligus Ketua Dewan Juri Hackathon 2019: HACKBDGWEATHER mengatakan, parameter penilaian kompetisi ini adalah originalitas aplikasi, kesesuaian aplikasi dengan bidang yang dipilih, asas manfaat, tampilan (UI dan UX), teknik presentasi, dan penggunaan API.
“Kami berharap melalui kompetisi ini, tidak hanya melahirkan inovasi teknologi IP Weather, tetapi memberikan ilmu dan pengalaman yang bernilai bagi para peserta. Terlebih, hasil karya pemenang kelak akan kami kembangkan untuk kepentingan masyarakat oleh Pemkot Bandung dan tidak menutup kemungkinan untuk diaplikasikan ke seluruh Indonesia,” tambah Budi.
STEVY WIDIA
Discussion about this post