Halodoc Peroleh Pendanaan Seri D Sebesar Rp1,5 Triliun

Jonathan - Halodoc

Jonathan Sudharta, CEO Halodoc. (Foto: dok.youngster.id)

youngster.id - Platform layanan kesehatan digital Halodoc mengumumkan telah memperoleh investasi baru yang diperoleh dari putaran pendanaan Seri D sebesar US$100 juta atau sekitar Rp1,5 triliun, yang dipimpin oleh PT Astra Digital Internasional (anak usaha Astra Group). Total investasi Astra setelah pendanaan seri D ini mencapai US$135 juta.

CEO & Co-Founder Halodoc Jonathan Sudharta menyampaikan apresiasi kepada seluruh investor dan stakeholders atas kepercayaan dan dukungan bagi Halodoc untuk terus mengimplementasikan teknologi sebagai solusi untuk menjawab tantangan serta kebutuhan di sektor kesehatan.

“Fokus dari Halodoc adalah masalah kesehatan yang dialami oleh para pengguna kami untuk mengatasi masalah kesehatan tersebut, Halodoc menyederhanakan akses kesehatan. Apresiasi kami berikan terhadap kepercayaan Astra dan para pemangku kepentingan kami, merupakan dukungan yang tak ternilai dalam perjalanan kami menerapkan teknologi untuk kebutuhan kesehatan,” kata Jonathan, dikutip Senin (31/7/2023).

Sejak diluncurkan pada 2016, Halodoc telah memungkinkan masyarakat mengakses ke lebih dari 20.000 praktisi medis, 3.300 rumah sakit, dan 4.900 apotek. Pada tahun 2022, lebih dari 20 juta pengguna aktif bulanan terhubung dengan platform Halodoc.

“Kami juga sangat bersyukur diberikan dukungan dari berbagai investor awal seperti: Acrew Capital, Argor (sebelumnya Go-Ventures), Allianz X, Bangkok Bank, Bill & Melinda Gates Foundation, HEAL Partners, Intudo Ventures, Korea Investment Partners, Prudential, TMI (cabang usaha Telkomsel), Singtel Innov8, UOB Venture Management, UniPresident, Global Investama Andalan, dan InvestIdea,” kata Jonathan.

Presiden Direktur Astra Djony Bunarto Tjondro mengatakan, tingginya permintaan terhadap layanan akses kesehatan yang berkualitas telah mendorong meningkatnya adopsi teknologi digital pada layanan kesehatan.

Astra menilai sektor kesehatan di Indonesia memiliki prospek pertumbuhan yang baik dalam jangka panjang. Hal ini turut didukung oleh upaya-upaya pemerintah memajukan sektor layanan kesehatan di Tanah Air.

“Kami berharap, investasi Astra pada Halodoc dapat mempercepat transformasi layanan kesehatan di Indonesia yang semakin inovatif,menjangkau masyarakat luas dan berkualitas,” ujar Djony.

Menurut Djony, investasi Astra pada sejumlah perusahaan di industri kesehatan (Halodoc pada 2021 dan 2023, serta Hermina pada 2022) sejalan dengan aspirasi Astra dalam mengembangkan industri kesehatan melalui pembentukan sinergi antara Hermina, Halodoc,  dan ekosistem Astra.

“Astra percaya bahwa hal ini  dapat menciptakan perjalanan pasien yang lancar serta membuka lebih banyak peluang bagi masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan secara merata dan lebih berkualitas di penjuru negeri,” tambahnya.

Halodoc melalui pendekatan terhadap teknologi memiliki layanan kesehatan bagi masyarakat yang terintegrasi dimulai dari telemedisin dengan dokter terdaftar, pemesanan obat yang terpercaya, reservasi layanan diagnosa lab, reservasi kunjungan dengan dokter di rumah sakit hingga pengurusan asuransi, pembayaran dan administrasi pihak ketiga. Dengan layanan kesehatan end-to-end yang mudah di akses oleh masyarakat dengan tarif yang cukup terjangkau membuat Halodoc dipercaya menjadi rekanan vaksinasi Covid-19 oleh pemerintah.

Berdasarkan data Statista, hingga 2027 industri kesehatan digital diproyeksi akan mencapai US$3,97 miliar, tumbuh dengan Compound Annual Growth Rate (CAGR) sebesar 15% dari nilai pasar pada 2022 sebesar US$1,98 miliar.

Pertumbuhan pesat ini didukung oleh semakin banyaknya masyarakat yang sadar akan kesehatan serta perkembangan teknologi yang semakin cepat. Astra berharap dapat turut berkontribusi dan memanfaatkan potensi tersebut dengan terus meningkatkan kompetensi digitalnya dan menjadi organisasi yang menjalankan prinsip keberlanjutan.

 

STEVY WIDIA

Exit mobile version