youngster.id - Startup edutech HarukaEdu baru memperoleh pendanaan Seri C yang dipimpin oleh perusahaan perdagangan global dari Amerika Serikat, SIG. Dalam putaran pendanaan tersebut turut berpartisipasi AppWorks, GDP Venture, dan Gunung Sewu Kencana.
CEO HarukaEdu Novistiar Rustandi mengatakan, pihaknya memperoleh pendanaan yang cukup besar. “Pendanaan ini akan digunakan untuk mendorong ekspansi HarukaEdu di segmen Business to Busineess (B2B) dengan menawarkan pelatihan pegawai di korporasi,” ungkap Novistiar dalam keterangannya, Jumat (22/11/2019) di Jakarta.
Hanya saja, dia belum bisa mengumumkan nilai pendanaan tersebut. HarukaEdu saat ini memiliki platform bernama CorporateEDU yang menawarkan pelatihan yang fleksibel kepada para karyawan karena dilakukan di manapun dan kapanpun. Platform ini menjadi solusi atas keluhan korporasi yang kerap kesulitan dalam menentukan tempat dan jumlah peserta pelatihan karena jadwal waktu yang padat. Novistiar menambahkan saat ini klien yang mengikuti platform CorporateEDU sekitar 5 – klien, gabungan dari perusahaan swasta dan pemerintahan.
“Selain untuk ekspansi B2B, rencannya dana yang dihimpun juga akan digunakana untuk memperkuat tim dan menambah sumber daya manusia di HarukaEdu,” katanya lagi.
Pendanaan juga digunakan memperkuat platform pembelajaran, pintaria.com, untuk orang dewasa yang bekerja di Indonesia yang ingin meningkatkan dan melatih kemampuan. Novistiar mengatakan saat ini lebih dari 15 mitra lembaga pendidikan tinggi di Indonesia telah bekerja sama dengan HarukaEdu. Perseroan menawarkan kepada mereka lebih dari 20 program gelar pembelajaran online terakreditasi dan campuran.
Sebelumnya HarukanEdu memperoleh pendanaan Seri B pada 2016, oleh Samatar bergabung dengan CyberAgent Ventures Jepang dan Pearson Affordable Learning Fund (PALF), VC arm dari perusahaan pendidikan global.
Sebagian besar program gelar pembelajaran online/campuran yang ditawarkan HarukaEdu lebih hemat biaya daripada program offline biasa, untuk memungkinkan lebih banyak orang dewasa yang bekerja dengan terjangkau mengakses pendidikan tinggi.
“Kami bertujuan untuk mencapai hasil pembelajaran yang sama dibandingkan dengan pelatihan offline reguler, namun mengurangi jumlah jam kerja yang dihabiskan untuk pelatihan sebesar 50%, menawarkan perusahaan penghematan potensial jutaan USD per tahun,” kata Novistiar.
STEVY WIDIA
Discussion about this post