Hendriyadi Bahtiar : Membantu Pendidikan Anak-Anak dan Memberdayakan Masyarakat Pesisir

Hendriyadi Bahtiar, Founder & Advisor SahabatPulau.org, ketika mengajar anak-anak kurang mampu di daerah pesisir (Foto: Dok. pribadi/Youngsters.id)

youngster.id - Pendidikan merupakan bagian proses mencetak generasi penerus bangsa. Dengan pendidikan lahir sumber daya manusia yang berkualitas baik dari segi intelektual, emosional, maupun spiritual. Sayang, masih banyak orang Indonesia yang kesulitan mendapat pendidikan.

Berangkat dari masalah ini, sebuah organisasi berbasis aksi kepemudaan bernama Sahabat Pulau (Sahabatpulau.org) terbentuk. Lembaga nirlaba ini fokus pada penyelesaian masalah pendidikan yang melibatkan pemuda dan anak-anak di seluruh Indonesia. Dalam hal ini kegiatan yang ditempuh adalah menggalakan pendidikan dengan mendirikan rumah baca dan rumah baca digital bagi masyarakat.

Hendriyadi Bahtiar, pendiri sahabatpulau.org ini percaya pendidikan anak adalah investasi terbaik untuk membangun negara. “Kami terpanggil untuk berkontribusi pada pengembangan pendidikan di wilayah pesisir. Kami ingin mengembangan kapasitas para pemuda di desa-desa itu,” ungkap Hendriyadi dalam surelnya kepada Youngsters.id.

Menurut pemuda yang berdomisili di Pulau Selayar, Sulawesi Selatan ini, karena Indonesia adalah negara kepulauan, maka gerakan ini fokus pada kegiatan memajukan pendidikan anak-anak di pesisir dan daerah terpencil.

Ada empat program utama dari Sahabatpulau.org. Pertama program Rubah (Rumah Baca Harapan). Program ini fokus pada edukasi dan entrepreneurship. Gerakan tersebut berfokus pada upaya memberikan pengajaran dan mengatasi kesulitan akses pendidikan buat anak-anak di daerah terpencil.

Para relawan itu, kata pria yang akrab disapa Hendri ini tidak segan-segan menempuh resiko untuk menjelajah pulau-pulau demi memberikan pendidikan gratis kepada masyarakat. Salah satu bentuknya ialah Rumah Baca Harapan. “Itu perpustakaan gratis sekaligus tempat mengajar bagi para relawan kami,” katanya.

Program kedua adalah Harapan Anak Indonesia (Panda), yang menggerakan satu pemuda menjadi kakak asuh bagi seorang anak dari keluarga tidak mampu. Selain menjadi kakak asuh, kakak Panda juga menjadi mentor. Ini diharapkan dapat membantu adik Panda menjadi lebih termotivasi dan lebih baik nantinya.

Selain misi pendidikan, Sahabatpulau.org juga mengembangkan kewirausahaan sosial yang melahirkan desa-preneur di daerah-daerah pesisir. Terutama pemberdayaan sociopreneur untuk kaum perempuan dan pemberdayaan berkelanjutan dengan mengusung program Desa-Preneur. Ini adalah proyek pemberdayaan perempuan dan pemuda berdasarkan social entrepreneurship.

“Rumah baca jadi tempat integritas. Jadi, bagian depannya untuk baca, belakangnya jadi tempat produksi,” ujar Hendri. Program itu sudah terbukti di dua daerah, yaitu Kabupaten Selayar, Sulawesi Selatan (SulSel), dan Kabupaten Garut, Jawa Barat.

Selain itu, ada program Panda dan Youth Volunteer Camp. Semua itu guna menyebarkan virus relawanan ke seluruh penjuru negeri.

“Jika kita tidak bisa melakukan hal yang besar, lakukanlah hal yang kecil dengan cinta yang besar,” ucap Hendri.

 

Pengalaman Pribadi

Sahabatpulau.org ini didedikasikan untuk pendidikan di Indonesia terutama daerah terpencil dan pulau-pulau. “Saya pada prinsipnya ingin memberdayakan diri dan memberdayakan orang lain, serta memastikan keberlanjutannya,” ucapnya.

Pemuda kelahiran Salemba, Sulawesi Selatan 12 April 1989 ini juga berkaca pada pengalaman pribadi. Bagaimana anak pertama dari enam bersaudara itu harus berjuang untuk bisa mendapatkan pendidikan yang layak. Ayahnya Bahtiar dan ibunya Supriati tidak mengecap pendidikan tinggi. Mereka hanyalah buruh pemecah batu dan pedagang kue.

Namun ketika orang tua mengaku tidak sanggup lagi membiayai sekolah, Hendriyadi nekad mengambil formulir pendaftaran SMAN 1 Bulukumba. Ketika SMA, rata nilainya di atas 9 dan berbagai prestasi di tingkat kabupaten dikoleksinya. Namun, semua itu belum cukup untuk mengantarkan keinginan Hendri agar bisa bersekolah lebih tinggi. Biaya jadi kendala.

Toh, akhirnya ia mendapat beasiswa dari Bank Lippo (sekarang Bank CIMB Niaga), sehingga ia bisa kuliah di Jurusan Akuntansi di Universitas Trisakti, Jakarta. Selain mengukir prestasi akademik, di kampus Trisakti, Hendri aktif dalam kegiatan kemahasiswaan. Dan itu membawa dia mengenal kegiatan sosial kemasyarakatan. Puncaknya ketika pada tahun 2011 dia mengikuti program pertukaran pemuda Indonesia Kanada selama 3 bulan di Nova Scotia, Kanada dan 3 bulan di Desa Cikandang, Garut. Program ini memperkenalkan kepada Henryadi dan teman-temannya dengan peran pemuda sebagai fasilitator dalam proyek pembangunan berbasis masyarakat.

Semua kegiatan itu memunculkan ide untuk memberdayakan anak-anak dari kampung. Apalagi kebetulan, seperti Hendriyadi, hampir semua rekannya berasal dari kampung. ”Tidak semua anak-anak kampung seperti kami punya kesempatan belajar di luar negeri. Karena itu, saya berpikir, kenapa tak menerapkan ilmu yang saya dan kawan-kawan baru peroleh di Kanada untuk kampung-kampung kami,” katanya.

Pemuda yang terinspirasi oleh Prof. Yunus di Bangladesh ini kemudian menginsiasi Gerakan Sahabat Pulau. “Sebelumnya saya banyak belajar menjadi distributor VCD pendidikan dan kontributor majalah kampus di Universitas Trisakti,” ujarnya.

Lulusan terbaik Jurusan Akuntansi Universitas Trisakti, Jakarta, ini pun akhirnya meluncurkan Sahabatpulau.org pada 25 Maret 2012. Proyek pertama adalah membangun Rumah Baca di Pulau Pahawang, Lampung.

Hendriyadi mengaku modal untuk mengembangkan lembaga swadayanya itu sebesar Rp 1 juta, yang diperoleh dari hasil patungan bersama teman-temannya dari berbagai program alumni. Antara lain alumni Pertukaran Pemuda Indonesia Kanada, alumni IELSP, alumni Kapal Pemuda Nusantara dan beberapa mahasiswa dari berbagai universitas di Jakarta. “Saya selalu percaya bahwa di kota kita belajar, di kampung kita membangun,” ujarnya.

Sahabat Pulau juga dibantu oleh Alumni Canada World Youth, IELSP, Kapal Pemuda Nusantara, Forum Indonesia Muda serta bekerja sama dengan CSR CIMB Niaga serta US Embassy.

Sukses membangun perpustakaan di Pahawang, membawa Sahabatpulau.org terus mengembangkan rumah baca ke daerah-daerah pesisir dan pelosok. Saat ini, kata Hendriyadi, ada 30 titik rumah baca yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia.

 

Hendriyadi Bahtiar : Melalui SahabatPulau.org Membantu Pendidikan Anak-Anak dan Memberdayakan Masyarakat Pesisir (Foto: Dok. pribadi/Youngsters.id)
Hendriyadi Bahtiar : Melalui SahabatPulau.org Membantu Pendidikan Anak-Anak dan Memberdayakan Masyarakat Pesisir (Foto: Dok. pribadi/Youngsters.id)

 

Belajar Komitmen

Menurut Hendriyadi, keberhasilannya membangun rumah baca itu merupakan buah dari kerja keras. Bahkan, kegiatan sociopreneur ini sangat menyita perhatian, tenaga dan waktu, sehingga ia mesti mengundurkan diri dari tempatnya bekerja. Tujuannya, agar lebih fokus membangun Sahabatpulau.org. Pengunduran dirinya itu berujung konsekuensi membayar pinalti dari kontrak yang ia tandatangani.

“Kami banyak belajar di Sahabat Pulau, belajar komitmen dan memberikan dedikasi secara berkelanjutan,” ujarnya.

Di sisi lain, Hendri juga harus membangun manajemen relawan, tetap menjaga semangat berbagi. Termasuk cara-cara kreatif mengirimkan buku-buku di daerah karena keterbatasan anggaran untuk distribusi buku.

“Kesulitan terbesar adalah menjaga komitmen dan semangat. Ketika lagi down, biasanya ke pantai dengar suara ombak untuk mendapatkan inspirasi baru, ketemu mentor,” akunya.

Kini, Sahabat Pulau telah memiliki 230 orang relawan yang tersebar di 34 provinsi di seluruh Indonesia. Menurut Hendri, mereka adalah para anak muda yang masih kuliah, baru lulus atau baru bekerja. Para relawan itu, tidak segan-segan menjemput resiko dan menjelajah pulau demi pengabdian tulus. Semua itu untuk memberikan pendidikan gratis untuk masyakat.

Hendri berharap bisa lebih melebarkan gerakan Sahabat Pulau ini ke seluruh Indonesia. “Sasaran utama kami adalah anak-anak usian 6-15 tahun, pemuda desa serta ibu-ibu desa,” ujarnya.

Ia mencontohkan, para relawan mengajak ibu-ibu di Selayar membuat abon sehat. Mereka belajar membuat, mengolah, mengemas, hingga memasarkan abon. “Di Selayar anak-anak belajar, ibu-ibunya kami ajak bikin produk. Kami bekerja bareng. Mulai pembuatan hingga pengemasan melibatkan mereka,” terangnya.

Lalu di Garut, relawan Sahabat Pulau mengajak masyarakat memaksimalkan hasil pertanian berupa kentang dan sagon. Menurut Hendri, produksi kentang dan sagon yang melimpah belum banyak dimanfaatkan warga. Dari pembinaan kewirausahaan tersebut, warga setempat bisa meningkatkan pendapatan mereka menjadi berlipat ganda.

“Saat ini kami fokus pada pengembangan rumah baca dengan memaksimalkan teknologi seperti rumah baca digital yang kolaborasi dengan Intel Indonesia. Juga bermitra dengan Desa Batang di Bulukumba untuk pengembangan kewirausahaan sosial untuk produk desa. Di Selayar juga kami mengembangkan emping berbagai rasa, coklat Kenari dan kripik pisang coklat,” paparnya.

Hendriyadi berharap dapat terus mengembangkan rumah baca ke daerah-daerah pesisir dan pelosok, melanjurkan inovasi untuk rumah baca yang sudah ada, terus melakukan peningkatan kapasitas relawan dan pemuda lokal dengan teknologi, semakin banyak produk desa yang lahir dan bisa membantu peningkatan ekonomi ibu-ibu desa.

“Saya  harap semakin banyak anak muda yang mau kembali membangun kampung sesuai dengan passion masing-masing,” ungkapnya.

 

=================================

Hendriyadi Bahtiar

Penghargaan :

 ==================================

 

FAHRUL ANWAR

Editor : Stevy Widia

Exit mobile version