IDF 2018 Jadi Sumber Ide dan Inovasi Atasi Kesenjangan Antarwilayah

(tengah ka-ki) Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang Brodjonegoro dan Duta Besar Australia untuk Indonesia Gary Quinlan. (Foto: Stevy Widia/youngster.id)

youngster.id - Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), didukung Knowledge Sector Initiative, sebuah program kolaborasi antara pemerintah Indonesia dan Australia, menggelar Indonesia Development Forum 2018 (IDF 2018) pada 10-11 Juli 2018 di Jakarta. Forum ini mencari beragam ide dan inonvasi untuk atasi ketimpangan antar daerah.

“Kami yakin IDF 2018 dapat menginspirasi lahirnya inisiatif-inisiatif baru untuk membantu mengatasi kesenjangan antar wilayah di Indonesia,” kata Bambang Brodjonegoro Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) dalam press conference, Selasa (10/7/2018) di Hotel Ritz Carlton Jakarta.

Menurut dia hasil dari gelaran IDF 2018 diharapkan akan dapat mendukung upaya pemerintah dalam mengembangkan solusi kebijakan berbasis bukti untuk menanggulangi permasalahan kesenjangan antarwilayah.

Salah satu solusi yang dibahas adalah ekonomi digital. Menurut Bambang, sistem digital ekonomi sudah tidak bisa dihindari saat ini. Masyarakat Indonesia harus terus didorong agar lebih banyak menggunakan sistem digital dalam berbisnis.

“Intinya, pertama ekonomi digital sudah tidak bisa dihindari. Artinya, masa depan ekonomi dunia itu akan terkait dengan perkembangan ekonomi digital,” ujar Kepala Bappenas itu.

Menurut dia, sistem ekonomi digital juga sangat penting bagi daerah. Pertama, bagi sektor pertanian, petani akan lebih mudah memperoleh informasi mengenai bagaimana sistem bertani yang baik dan menghasilkan komoditas berkualitas. Faktor kedua, kata Bambang, petani akan dimudahkan dengan ada berbagai fasilitas aplikasi di internet yang memberikan ragam pilihan kepada petani dalam memasarkan produk dan komoditas.

“Nasib petani akan jauh lebih baik kalau dia tidak tergantung middle man. Middle man terjadi karena tidak ada informasi memadai sehingga harus tergantung kepada orang orang yang datang kepada mereka,” pungkasnya.

IDF dihadiri oleh sekitar 1.500 peserta dengan pembicara berasal dari publik, swasta, masyarakat. Riset dan best practices dari para pakar dan praktisi akan dipresentasikan sebagai masukan bagi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024.

STEVY WIDIA

Exit mobile version