Indra Wiralaksmana : Teknologi Jadi Alat Untuk Ibadah Yang Lebih Baik

Indra Wiralaksmana, CEO dan co-founder umma (Foto: Stevy Widia/youngster.id)

youngster.id - Indonesia merupakan negara Muslim terbesar di dunia dengan lebih dari 220 juta penduduk beragama Islam. Tak sekadar kuantitas, lembaga riset internasional Pew Research Center menyatakan 93% responden di Indonesia menganggap agama memiliki peran penting dalam kehidupan mereka.

Bulan Ramadan pun menjadi momen penting bagi masyarakat muslim beribadah dan menjadi umat yang lebih baik (khairu ummah). Menariknya, kini berkat teknologi kegiatan beribadah pun jadi lebih mudah.

Di tengah persepsi bahwa kehadiran sosial media dan smartphone hanya melahirkan kegiatan negatif dan penyebaran konten negatif hoax, hadir platform muslim yang memberi fitur penunjang beribadah. Salah satunya adalah platform umma yang menghadirkan aneka dari waktu shalat dan penunjuk arah kiblat, fitur Al Qur’an dan terjemahannya.

Di dalam umma juga tersedia fitur konten yang terdiri dari beragam artikel serta berbagai video kajian dan ceramah ustadz yang telah diverifikasi dan dimoderasi. Dan, fitur komunitas yang berisikan grup percakapan yang dimoderasi untuk memfasilitasi pengguna Umma yang berasal dari beragam latar belakang untuk berdiskusi maupun melakukan tanya jawab dengan ustadz pembina grup tersebut.

Indra Wiralaksmana, CEO dan Co-Founder umma mengatakan, kehadiran aplikasi mobile ini untuk memudahkan umat muslim untuk mendapatkan berbagai informasi untuk mempermudah ibadah umat Islam. 

“Misi kami adalah membantu pengguna untuk bersama-sama menjadi muslim yang lebih baik (khairu ummah) melalui pemanfaatan teknologi.  Aplikasi kami dikembangkan untuk menjawab kebutuhan kaum muslim akan informasi seputar Islam yang terpercaya dalam satu wadah,” kata Indra saat ditemui youngster.id usai peluncuran aplikasi umma di Jakarta.

Menurut Indra, umma tak sekadar menjadi alat tetapi juga pemberi informasi bagi umat muslim. Oleh karena itu, di dalam umma hadir fitur konten yang terdiri dari beragam artikel serta berbagai video kajian dan ceramah ustadz yang telah diverifikasi dan dimoderasi. Dan, fitur komunitas yang berisikan grup percakapan yang dimoderasi untuk memfasilitasi pengguna umma yang berasal dari beragam latar belakang untuk berdiskusi maupun melakukan tanya jawab dengan ustadz pembina grup tersebut.

“Fitur komunitas ini yang membedakan kami dengan platform lainnya. Melalui fitur komunitas, umma mendorong umat muslim Indonesia untuk saling bahu-membahu berbuat kebaikan pada sesama melalui diskusi yang positif. Lebih dari satu tahun, kami telah memasilitasi terbentuknya 80 komunitas baru dan akan terus bertambah” kata Indra.

Saat ini, konten aplikasi umma telah diisi lebih dari 80 ustadz dan ulama populer di tengah masyarakat yang siap berbagi informasi kepada para pengguna. Per April 2019, aplikasi umma telah diunduh oleh lebih dari 2,5 juta pengguna di Indonesia dengan pertumbuhan pengguna yang cukup tinggi, yakni sekitar 50% per kuartal dari periode Ramadan tahun 2018.

Menurut Indra, aplikasi ummu tidak menerapkan model berlangganan, dan belum melakukan monetisasi (Foto: Stevy Widia/youngster.id)

Teknologi dan Komunitas

Indra mengungkapkan, ide untuk mengembangkan platform umma berawal dari komunitas Sunnah Nabi yang adad di laman Facebook. Komunitas ini memiliki sekitar 1,8 juta pengikut dan aktif dalam berkomunikasi.

“Dorongan dari para anggota komunitas agar ada aplikasi mobile untuk memudahkan dalam beribadah, dan juga tingginya ketertarikan umat islam dalam mencair informasi membuat kami yakin untuk menghadirkan umma,” ungkap Indra.

Untuk itu dia mengaku, tim umma menyiapkan konten, untuk menjawab kebutuhan kaum muslim terhadap informasi seputar agama Islam yang terpercaya dalam satu wadah. Termasuk forum interaksi dengan para ulama untuk menjawab dikembangkan

Saat ini, konten aplikasi Umma telah diisi lebih dari 80 ustadz dan ulama populer di tengah masyarakat yang siap berbagi informasi kepada para pengguna. “Sejak kami hadir di tengah masyarakat Indonesia, kami melihat meningkatnya antusiasme terhadap platform umma,” ungkap Indra.

Fitur komunitas ini yang membedakan kami dengan platform lainnya. Melalui fitur komunitas, umma mendorong umat muslim Indonesia untuk saling bahu-membahu berbuat kebaikan (fastabiqul khairat) pada sesama melalui diskusi yang positif. Lebih dari satu tahun, kami telah memasilitasi terbentuknya 80 komunitas baru dan akan terus bertambah.  Kami berharap umma dapat menjadi komunitas muslim online terbesar di Indonesia dalam beberapa tahun mendatang” kata Indra.

Platform umma, tambah Indra, akan mempromosikan konten positif yang berisi keberkahan dan kebaikan serta nilai-nilai Islam. “Kami mengintegrasikan dan mengkurasi berbagai sumber berita dari organisasi dan komunitas muslim supaya umma tetap menjadi platform yang kredibel, relevan, dan fokus membantu pengguna menjadi muslim yang lebih baik. Jelang Ramadan 1440 H, platform umma siap mendukung umat Islam di Indonesia supaya bisa beribadah dengan lebih maksimal” kata Indra.

Semua fitur itu hadir secara all-in-one dalam umma, sehingga pengguna tidak perlu mengunduh aplikasi terpisah dalam smartphone-nya. Indra mengungkapkan pihaknya akan menjadikan umma sebagai platform terbuka yang menghubungkan berbagai industri.

Misalnya, fitur nearby yang menghubungkan pengguna dengan masjid terdekat, rumah sakit, restoran halal, sekolah, universitas, dan lainnya. Bahkan rencananya bakal disediakan kontak layanan pemandian jenazah, marketplace, sampai keuangan finansial. Seluruh rencana ini bakal secara bertahap dihadirkan.

Yang juga membedakan umma dengan aplikasi muslim lainnya, berbagai konten islami yang dipersonalisasi dengan memanfaatkan teknologi artificial intelligence (AI). “Dengan teknologi AI dan mechine learning akan meningkatkan pengalaman para pengguna dengan lebih personal dan lebih baik, sehingga umma dapat menjadi solusi dari segala kebutuhan mereka dalam beribadah,” tegas Indra.

Kiri – kanan: Garibaldi Thohir (share holder ummu), Triawan Munaf (Ketua Bekraf), dan Indra Wiralaksmana (Foto: Stevy Widia/youngster.id)

Belum Monetisasi

Selama bulan Ramadan, konten-konten terkait dengan Ramadan menjadi salah satu konten yang paling banyak diakses oleh seluruh umat Muslim.

“Berdasarkan data internal di Ramadan tahun lalu, konten yang paling banyak diakses para pengguna kami selama periode Ramadan adalah konten-konten seperti keutamaan Ramadan, amalan-amalan mulia di Bulan Ramadan, do’a-do’a Ramadan, dan bahkan sampai dengan resep makanan untuk sahur dan berbuka puasa,” kata Indra.

Adapun konten yang ditawarkan dalam program Rummah seperti penunjang beribadah yang terdiri dari waktu solat dan penunjuk arah kiblat, lalu ada konten memperdalam ajaran agama yang dikemas dalam artikel dan video kajian ustadz.

Selanjutnya ada konten Ramadan berupa bacaan serta tips bermanfaat, termasuk resep makanan untuk sahur dan berbuka puasa. Terakhir adalah konten Mutaba’ah Yaumiyah yang merupakan fitur untuk merekam kegiatan ibadah pengguna sehari-hari sepanjang bulan suci Ramadan.

Menurut Indra, melalui fitur Mutaba’ah Yaumiyah pada aplikasi umma, pengguna akan mendapatkan poin untuk setiap aktivitas ibadah dan amalan harian yang telah dilakukan dan direkam. Poin yang terkumpul akan dikonversi menjadi donasi yang akan disalurkan oleh umma melalui Dompet Dhuafa dan Kitabisa.com sesuai dengan program donasi yang dipilih pengguna. 

“Kami berharap pengguna umma bisa mewujudkan ketercapaian target total donasi Rp1 miliar melalui fitur Mutaba’ah Yaumiyah yang ada,” ujarnya

Dalam peluncuran program Rummah, umma juga menandatangani nota kesepahaman dengan Gojek. Hal ini dituangkan melalui penyediaan fitur informasi waktu sholat dalam aplikasi Gojek

“Kami yakin kerja sama dengan Gojek yang merupakan aplikasi on-demand yang paling banyak digunakan di Indonesia ini dapat memperluas jangkauan umma sehingga kami dapat memberikan lebih banyak lagi pengalaman beribadah terbaik bagi umat muslim di Indonesia, terutama memasuki bulan suci Ramadan,” kata Indra lagi.

Indra menegaskan, aplikasi muslim umma ini punya semangat untuk menyajikan informasi. Oleh karena itu, mereka tidak menerapkan model berlangganan. Bahkan, fokus umma adalah memperkaya fitur demi meningkatkan kadar kebutuhan pengguna terhadap aplikasi.

Shareholder kami memang ada interest untuk dibisniskan, tapi karena unsur tanggung jawab untuk memajukan Islam, makanya sekarang ini fokusnya meningkatkan platform-nya terlebih dahulu. Saat jumlah user sudah naik, kami punya database yang baik, dan tingkat ketergantungan pada aplikasi sudah tinggi, baru kita akan mulai monetisasi,” papar Indra.

Pengusaha ternama Indonesia, Garibaldi Thohir merupakan pemegang saham mayoritas umma. Menurut dia, pembelajaran akan Islam telah menyatu dengan dan menjadi bagian dari gaya hidup sehari-hari mulai dari halal travel, fesyen & hobi serta gerakan komunitas terutama di generasi muda.

Menurut Garibaldi, aplikasi umma mengerti tentang kebutuhan masyarakat Muslim di Indonesia, termasuk kalangan milenial. Aplikasi ini menawarkan dukungan kemudahan bagi umat Islam dalam beribadah dengan berbagai konten Islami yang dipersonalisasi.

Sebagai aplikasi yang dikembangkan oleh anak muda Indonesia, ia menilai keunggulan umma adalah memiliki pengetahuan yang mendalam mengenai kebutuhan masyarakat muslim di Indonesia. Termasuk di dalamnya adalah golongan milenial dan generasi Z.

“Aplikasi ini menawarkan dukungan kemudahan bagi umat Islam dalam beribadah, berinteraksi serta berbagi informasi antar sesama kaum muslim. Pengembangan umma sangat terbuka untuk dapat memasilitasi berbagai kebutuhan lain masyarakat Muslim di Tanah Air. Harapannya platform ini dapat menjadi platform Rahmatan Lil Alamin dan dapat menjadi pilihan dan pemersatu umat Islam Indonesia,” pungkas Garibaldi.

=========================================

Indra Wiralaksmana

==========================================

STEVY WIDIA

Exit mobile version