youngster.id - Industri pay later di Indonesia tumbuh pesat. Berdasarkan data Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI), pembiayaan paylater di industri multifinance mencapai Rp 4,2 triliun hingga September 2022. Angka ini hampir mendekati realisasi 2020 sebesar Rp 4,47 triliun.
Peningkatan ini diperkuat oleh sejumlah perusahaan pembiayaan yang menghadirkan layanan paylater sebagai opsi pembayaran. Salah satunya adalah layanan dari Atome di Indonesia. Sepanjang 2022, Atome telah berhasil mencetak pertumbuhan transaksi hingga hingga 360 kali, dengan penghasilan gross merchandise value (GMV) 420 kali lebih banyak dibandingkan akhir tahun 2020 .
“Angka ini kami dapatkan dari total pembiayaan yang telah diberikan kepada pengguna Atome, di mana 70% dari mereka mayoritas berasal dari daerah Jawa dan Bali. Angka ini menjadi pendorong bagi kami untuk dapat memperluas layanan paylater agar bisa dinikmati oleh masyarakat yang lebih luas lagi,” ungkap Winardi Wijaya, General Manager Atome Indonesia dalam keterangannya, Kamis (12/1/2023).
Menurut Winardi, besarnya minat gen Z dan milenial di layanan fintech ini, kata dia, seiring dengan kemajuan di era digital, di mana mereka bisa mendapatkan semua kebutuhan melalui ponsel yang mereka miliki. Atome menjadi opsi terbaik dengan ekosistem yang menjangkau seluruh aspek kebutuhan mereka, mulai kebutuhan kebutuhan fashion, kecantikan, gaya hidup, kebugaran, edukasi, elektronik, travel hingga peralatan rumah tangga.
“Hingga saat ini, kami telah bermitra dengan setidaknya 700 merchant dan 10 ribu toko offline di Indonesia. Beberapa brand besar yang sudah bergabung dengan ekosistem Atome seperti MAP Group, H&M, Matahari Department Store, Giordano Group, Sociolla, Gold Gym, Kanmo Group dan masih banyak lagi. Ekosistem ini masih terus kami perluas, sehingga ke depan, pengguna dapat dengan mudah mengakses seluruh kebutuhan mereka dengan opsi pembayaran paylater Atome,” kata Winardi.
Atome juga telah berhasil mencatat pertumbuhan pengguna Atome sebesar 9.600%, dengan 5 juta lebih pengunduh aplikasi di Indonesia. Dari jumlah itu, 54% pengguna Atome berasal dari gen Z dan milenial dengan persentase pengguna perempuan sebanyak 70%.
Dari besarnya ekosistem tersebut, Winardi mengatakan, 95% pengguna mengambil opsi tenor cicilan pembayaran untuk tiga bulan dan enam bulan. Pembiayaan Atome sepanjang 2022 juga didukung nonperforming loan (NPL) rendah dan terjaga dengan sangat baik.
Selain pencapaian yang signifikan, dia menerangkan, Atome turut mendukung pertumbuhan literasi keuangan dengan edukasi yang secara konsisten diberikan melalui ragam program yang disajikan baik secara daring maupun luring dengan menghadirkan para pembicara yang ahli di bidangnya sesuai dengan topik yang diangkat.
Winardi mengatakan, layanan pay later dapat menjadi salah satu opsi terbaik untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sambil memaksimalkan manajemen keuangan yang mereka miliki. Hal ini disampaikan dengan merujuk pada penelitian dari Institute for Development of Economic Studies (Indef) yang menyebutkan, seiring berkembangnya layanan pay later, banyak masyarakat yang belum bisa mengelola keuangan dan kredit, sehingga fitur pay later dianggap sebagai jebakan.
“Terkait hal ini, kami selalu memastikan, pengguna yang mengakses layanan kami memiliki tujuan yang jelas saat menggunakan Atome. Kami masih melakukan penerapan credit scoring dan BI checking serta batasan minimal usia 17 tahun dan telah memiliki KTP. Kami juga terus memberikan edukasi terkait sistem cicilan yang diharapkan dapat membantu mereka untuk bijak mengatur keuangannya,” tutup Winardi.
STEVY WIDIA
Discussion about this post