youngster.id - Ada lima kunci sukses dalam inisiasi digital program inkubasi dan akselerasi startup ke depannya. Itulah fokus Indigo dalam melakukan inkubasi pada startup binaannya.
Hal itu dikemukakan R. Bayu Hartoko, Head of Marketing & International Channel Indigo PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk, pada event #id talent Career Expo 2017 “Unleash The Potential and Creativity in Digital Era”. Kegiatan yang digelar pada 9-10 September 2017 itu merupakan kerja sama idtalent dan Sekolah Tinggi Multi Media (STMM) Yogyakarta.
Menurut Bayu, lima kunci sukses tersebut diawali dengan orkestrasi digital. Artinya, ada proses sinergi serta saling melengkapi antara elemen industri digital satu dengan lainnya. Setelah itu, harus ada peningkatan kapabilitas internal di Indigo.id maupun mitra.
“Kemudian, optimalkan peluang sinergi yang ada, eksekusi seluruh program secara istimewa, serta tak berhenti mengembangkan ekosistem digital di Tanah Air,” kata Bayu, dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (9/9/2017).
Secara simultan, lanjut Bayu, mereka yang berminat dan sedang menjalani industri digital pun harus memiliki perubahan paradigma dalam berkarya.
Jika dulu belajar di sekolah sampai lulus kemudian bekerja sampai pensiun. Kini, proses bekerja dan belajar harus terus dilakukan bergiliran tanpa berhenti.
“Saat ini, pekerjaan sesulit apapun akan terasa mudah jika tidak dikerjakan. Artinya, pekerjaan yang mudah-mudah itu sudah tidak ada, maka stop komplain dan terus belajar dengan cerdas dan keras,” sambungnya.
Bayu menambahkan, perubahan sikap mental itu juga diperlukan karena terjadi perubahan lingkungan. Terutama potensi ekonomi digital di Indonesia sangat besar dan penting dikembangkan, sebagaimana disampaikan Presiden Jokowi dalam banyak kesempatan.
Potensi digital ekonomi Indonesia saat ini kurang lebih US$ 13 miliar, namun lima tahun ke depan berpotensi menjadi US$ 130 miliar. Ini sebuah potensi yang besar sekali, jangan sampai diambil orang lain.
Dari jumlah penduduk saja, Indonesia mempunyai 255 juta. Di bawahnya jauh jumlahnya, yakni Filipina (101 juta), Vietnam (94 juta), Thailand (65 juta), Myanmar (53,8 juta), Malaysia 30 (juta), Kamboja (15,4 juta), Laos (6,9 juta), Singapura (5,5 juta), dan Brunei (0,43 juta).
Situasi ini, diklaimnya, yang membuat Indigo.id banyak dihubungi inkubator dari negara lain untuk sinergi dalam bentuk co-venture, co-partner atau startup exchange.
“Kita harus pilah pilih, mana yg strategis buat kita? Kalo asal terima exchange itu belum tentu kita untung, wong jumlah market kita 255 juta, dan Laos 6.9 juta, ya masa kita hanya dapatkan market segitu sementara mereka bisa dapatkan pasar Indonesia,” katanya.
Kreativitas dan inovasi digital di sisi lain dibutuhkan pula untuk mengatasi berbagai persoalan lokal, termasuk merangkul kearifan lokal, sehingga startup di Indonesia memiliki peluang luas.
Sementara itu, dalam sambutan kuncinya, Menkominfo Rudiantara mengatakan, inisiasi digital adalah keniscayaan dengan merujuk situasi kondisi terakhir. Sebab, perkembangan dunia teknologi informasi komunikasi (TIK) semakin cepat. Sementara itu, terlebih lagi Indonesia banyak menghadirkan startup digital.
“Indonesia butuh talenta muda bidang ICT berbakat. Mencari pekerjaan itu baik, tapi lebih mulia memberi pekerjaan,” katanya.
Dari sisi etika, lanjut Menkominfo, pihaknya juga mengajak semua pihak merestruktur tatanan lebih baik, yakni dengan tidak ikut menyebarkan hoax.
FAHRUL ANWAR