youngster.id - Belakangan ini tren mobil listrik makin marak di seluruh dunia. Hanya saja baterai listrik lithium-ion masih mahal. Hal ini mendorong tim mahasiswa Teknik Kimia Universitas Brawijaya (UB) berinovasi menghasilkan alternative baterai listrik berbahan limbah tempurung kelapa.
Ketua Tim UB ini, Aditya Bayu Pratama mengatakan, baterai lithium-ion sangat dianjurkan untuk digunakan pada mobil listrik dengan banyak keunggulannya. “Dengan inovasi ini kami juga mampu merealisasikan program zero emission di Indonesia beberapa tahun ke depan,” katanya dikutip dari laman UB.
Aditya mengungkapkan, ide ini berawal karena melihat 60% komponen mobil listrik adalah baterai. Maka baterai yang digunakan saat ini adalah lithium-ion yang rechargeable (dapat diisi ulang). Baterai lithium-ion memiliki siklus hidup yang panjang, kapasitas penyimpanan yang besar dan tentunya ramah lingkungan. Tetapi memiliki kelemahan karena harganya yang mahal.
Tim ini ingin memodifikasi komponen pada baterai lithium-ion sehingga berpotensi meningkatkan performa baterai dan mampu mengurangi harga baterai lithium-ion yang mahal sehingga lebih ekonomis. Oleh karena itu dia bersama keempat rekannya melakukan uji performa dan simulasi pada baterai sebelum diaplikasikan sebagai komponen anoda baterai mobil listrik lithium-ion. Tentu karena mampu memperkirakan jarak dan kecepatan yang optimal untuk baterai mobil listrik yang akan dikembangkan.
Tim di bawah bimbingan Supriyono, S.T., M.T., menggunakan limbah tempurung kelapa, karena luas permukaan dan porinya yang bagus, limbah tempurung kelapa (biochar) bisa digunakan sebagai pengganti grafit pada anoda baterai lithium-ion.
Adanya penggantian bahan yang awalnya grafit menjadi biochar tempurung kelapa secara ekonomis mampu menurunkan harga baterai lithium-ion yang mahal. Bahkan kapasitas simpan spesifiknya yang tinggi (372 mAh/g) dan mampu menghasilkan sel baterai berkerapatan energi tinggi (0.1 A/g). Pada sisi lain struktur pori tempurung kelapa yang besar berpotensi untuk meningkatkan performa baterai lithium-ion.
Mereka berharap, penelitian yang dikembangkan dapat memberikan kontribusi pada Indonesia terkait optimalisasi penggunaan mobil listrik. Serta memberikan solusi dalam produksi dan komersialisasi baterai ion-Lithium yang memiliki kapasitas penyimpanan arus listrik lebih besar serta peningkatkan performa kinerja baterai. Ke depannya hal tersebut akan membantu sektor energi terbarukan karena adanya peralihan ketergantungan skema sektor transportasi dari berbasis energi fosil menuju energi listrik yang terbarukan.
“Inovasi yang kami teliti ini sangat mendukung program Sustainable Low Carbon Development,” pungkas Aditya.
STEVY WIDIA
Discussion about this post