youngster.id - Perusahaan investasi Intudo Ventures mengumumkan penutupan dana kelolaan baru sebesar US$125 juta atau sekitar Rp1,9 triliun melalui dua dana investasi: Intudo Ventures IV, LP, senilai $75 juta, dan dana sebesar US$50 juta.
Dana yang terkumpul itu akan diinvestasikan dalam hilirisasi sumber daya alam dan energi terbarukan Indonesia. Ini sesuai komitmen Intudo untuk “membawa (bisnis) dunia ke Indonesia dan Indonesia ke dunia (pasar internasional)”.
Keberhasilan penutupan kedua dana tersebut membuat total aset yang dikelola Intudo Ventures mencapai lebih dari US$350 juta.
Patrick Yip, Founding Partner Intudo Ventures menjelaskan, melalui Platform Intudo, pihaknya bercita-cita untuk memberikan dukungan besar kepada investor dan dunia usaha melalui layanan pramutamu guna membawa (bisnis) dunia ke Indonesia dan membawa Indonesia ke dunia (pasar internasional).
“Ketika kami pertama kali memulai Intudo, Indonesia adalah pasar yang jauh berbeda, sering kali luput dari perhatian tidak hanya investor global tetapi juga banyak perusahaan multinasional besar. Dengan pergeseran besar-besaran dalam arus perdagangan global, meningkatnya permintaan akan bahan baku untuk teknologi baru, dan pembangunan berkelanjutan di Indonesia, Indonesia kini menawarkan serangkaian peluang berbeda, berdasarkan pesatnya industrialisasi dan digitalisasi, produk-produk global yang tersedia di seluruh dunia, dan teknologi baru yang dirancang untuk menentukan masa depan masyarakat manusia,” papar Patrick, seperti dilansir TN Global, Selasa (12/11/2024).
Disebutkan, dana kelola Intudo Ventures IV akan diinvestasikan pada perusahaan-perusahaan lokal di Indonesia dengan memanfaatkan peluang yang dihasilkan oleh posisi Indonesia yang tinggi dalam perekonomian global, meningkatnya gelombang industrialisasi dan digitalisasi, dan berkembangnya kelas menengah, melalui strategi yang berupaya memanfaatkan keunggulan Indonesia secara global.
Intudo Ventures IV menarik komitmen dari institusi dan family office terkemuka, yang tersebar di Amerika Serikat, Asia, Eropa, dan Timur Tengah. Antara lain Orient Growth Ventures dan Black Kite Capital.
Melalui strategi investasi terkonsentrasi, Intudo akan membangun portofolio yang terdiri dari 14-18 perusahaan lokal di Indonesia, dengan alokasi dana awal setiap Perusahaan berkisar antara US$1 juta hingga US$10 juta, atau sekitar Rp15 miliar hingga Rp150 miliar.
Sedangkan dana investasi sebesar US$50 juta akan diinvestasikan dalam hilirisasi sumber daya alam dan energi terbarukan di Indonesia.
Intudo akan berinvestasi pada tiga dimensi utama yang mendorong penciptaan nilai di Indonesia. Pertama, Membawa dunia ke Indonesia: Indonesia mewakili peluang pertumbuhan baru bagi dunia di berbagai sektor, dan merupakan penghubung penting dalam rantai pasokan global yang penting bagi masa depan. Indonesia adalah pasar penting bagi kendaraan listrik dan baterai, untuk penangkapan karbon, dan tenaga surya, yang menggerakkan teknologi maju di seluruh dunia.
Kedua, Membawa Indonesia ke dunia internasional: Memanfaatkan keunggulan global yang dimiliki Indonesia seperti produk konsumen sehari-hari yang dikonsumsi secara global, akuakultur, dan hortikultura. Mencari cara bagi dunia usaha untuk memproduksi barang secara lebih efisien, memanfaatkan konektivitas global yang lebih besar dan perubahan rantai pasokan, serta mencapai keberlanjutan.
Ketiga, Berinvestasi di Indonesia untuk Indonesia: Indonesia adalah pasar konsumen yang besar, dengan populasi generasi muda berjumlah 280 juta jiwa, dimana 56% aktivitas ekonomi berasal dari konsumsi swasta. Para pendiri menciptakan model bisnis lokal yang disesuaikan dengan kondisi pasar lokal, termasuk ide-ide yang mungkin tidak dapat diterapkan di tempat lain atau memanfaatkan perilaku konsumen lokal yang tidak ada di pasar lain, dan secara selektif memanfaatkan Indonesia sebagai batu loncatan untuk memasuki pasar lain.
“Dengan misi membawa dunia ke Indonesia, dan Indonesia ke dunia dunia, kami membangun hubungan yang akan membantu Indonesia menaiki rantai nilai global dan menciptakan integrasi yang lebih besar dengan dunia,” kata Eddy Chan, Founding Partner, Intudo Ventures. (*AMBS)