youngster.id - Jakarta akan menjadi pusat penyusunan kebijakan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Asia. Pasalnya penyelenggaraan pertemuan tingkat Menteri UKM se-Asia rencananya digelar rutin di Ibu Kota Indonesia.
Presiden International Council for Small Business (ICSB) Indonesia, Hermawan Kartajaya, mengatakan,
program baru itu akan dibuat tiap tahun dengan tempat permanen atau menetap di Jakarta. Dan melalui penyelenggaraan pertemuan tingkat Menteri UKM se-Asia di Jakarta diharapkan mampu menjadikan Jakarta sebagai think-tank ICSB policy making.
“Dengan demikian Jakarta akan menjadi semacam pusat penyusunan kebijakan terkait UMKM di Asia,” kata Hermawan dalam siaran persnya, Kamis (29/6/2017).
Karena itu Staf Khusus Menteri Koperasi dan UKM itu meminta dukungan seluruh pemangku kepentingan terkait UMKM di Indonesia untuk mendukung Jakarta sebagai pusat penyusunan kebijakan UMKM yang paling diperhitungkan baik di Asia maupun dunia. Sebab, langkah ini adalah inisiatif Indonesia yang disetujui anggota ICSB dari Asia untuk menyelenggarakan suatu event tingkat Menteri UKM se-Asia di antara dua konferensi tahunan.
Dalam pertemuan ACSB diputuskan bahwa The 6th ACSB Conference akan dilaksanakan di Naypithaw, Myanmar, pada 14-15 Oktober 2017. Sedangkan The 7th ACSB Conerence akan digelar di Tokyo, Jepang, pada 9-12 September 2018.
“Dan inisiatif baru adalah penyelenggaraan The First Miniserial Open Forum (MOF) yang untuk pertama kalinya akan digelar di Jakarta pada 7-8 Mei 2018 di arena Jakarta Marketing Week ke-6, Mal Kota Kasablanka,” katanya.
Hermawan menegaskan, pentingnya penyelenggaraan acara itu agar ada kesempatan saling tukar-menukar pengalaman dari para pembuat kebijakan terkait UMKM se-Asia. “Menteri Koperasi dan UKM akan menjadi host sekaligus chair dari pertemuan antar menteri se-Asia ini,” katanya.
Hermawan adalah Presiden (ACSB) Asia Council for Small Business terpilih periode 2016-2019. Kedudukan itu juga menjadikan Indonesia sebagai pemimpin organisasi ICSB regional Asia yang saat ini terdiri dari 11 negara di Asia.
STEVY WIDIA