youngster.id - Di Indonesia ekosistem digital perlahan sudah terbangun di segala lini, termasuk di pemerintahan demi memaksimalkan pelayanan ke masyarakat. Kini, tak sedikit pemerintah daerah di Tanah Air yang sudah memanfaatkan teknologi digital dalam memberikan pelayanannya. Salah satunya Pemerintah Kota (Pemkot) Malang.
Wali Kota Malang Sutiaji mengatakan, dengan memanfaatkan teknologi, Pemkot Malang sudah mulai melakukan pemutakhiran satu data, serta mengembangkan ekosistem digital dalam pelayanannya sejak 2 tahun lalu.
Tentu tidak berhenti sampai di situ. Pemkot Malang terus berbenah diri agar pengelolaan data menggunakan teknologi bisa dimanfaatkan secara maksimal.
“Pembangunan kita ke depan tidak bisa asal, semua harus berdasar data. Orang yang memegang data yang tahu akan dibawa ke mana data tersebut. Bukan hanya updating saja, tetapi juga validasi data,” tutur Sutiaji, dalam kegiatan Audiensi Telkom dan Pemkot Malang, di kantor Wali Kota Malang, Selasa (24/05).
Audiensi ini bertujuan untuk menciptakan kolaborasi kedua belah pihak. Pasalnya, produk-produk digital yang dimiliki Leap-Telkom Digital mampu menjadi solusi atas kendala-kendala yang dihadapi Pemkot Malang. Salah satunya produk BigBox, yang bisa memberikan layanan digital menyeluruh secara end-to-end. Selain itu, penggunaannya pun cukup mudah dan tidak menyulitkan.
“Telkom berhasil membuat percepatan satu data di Bandung dan Semarang yang telah bersinergi dan berhasil, sehingga mendapat penghargaan dari Bappenas (Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional),” ungkap Executive Vice President Digital Business & Technology Telkom Saiful Hidajat, yang turut hadir pada audiensi tersebut.
Selain BigBox, lanjut Saiful, Telkom juga memiliki produk PaDi UMKM yang dapat membantu memajukan UMKM di Kota Malang. Tentunya hal ini akan berimbas pada kemajuan perekonomian di Kota Malang. “Begitu juga kehadiran Indigo milik Telkom, sebagai wadah bagi perusahaan rintisan (startup),” imbuhnya.
Diakui Sutiaji, produk-produk digital dari Telkom dibutuhkan sebagai akselerasi untuk mempercepat ekosistem digital di Kota Malang. “Kami mengucapkan terima kasih dan selamat kepada Telkom atas kerja sama ini. Semoga manfaatnya besar dan bisa langsung dirasakan oleh berbagai lapisan,” tandasnya.
Kolaborasi dengan Universitas Brawijaya Malang
Sehari sebelumnya, Telkom juga telah resmi menjalin kolaborasi dengan Universitas Brawijaya (UB) Malang, lewat penandatangan Memorandum of Understanding (MoU) atau nota kesepahaman dan Perjanjian Kerja Sama (PKS).
Kolaborasi ini tercipta didasari cita-cita bersama untuk mengembangkan bakat-bakat digital dan ekosistem digital di dunia pendidikan. Salah satu poin yang tercantum dalam perjanjian ini menyebutkan, mahasiswa UB berkesempatan untuk melakukan program internship di lingkungan Divisi Digital Business & Technology Telkom, selama 6-12 bulan sesuai kebutuhan.
“Kami membutuhkan mahasiswa kami bersama Telkom untuk belajar, sebagai tanggungjawab kepada bangsa. Kami ingin anak didik kami mempunyaj pengalaman di dunia nyata,” kata Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Kerjasama, dan Internasionalisasi UB Moch. Sasmito Djati, di Gedung auditorium Fakultas Teknis UB.
EVP Telkom Regional V Djatmiko, yang turut hadir pada kesempatan tersebut menerangkan, kerja sama antara Telkom UB bukan baru kali ini saja, tetapi sudah terjalin selama 15 tahun. Kerja sama keduanya antara lain terkait pengelolaan di bidang infrastruktur, konektivitas, maupun pengembangan-pengembangan non bisnis yang lain.
“Saya juga mencatat ada beberapa program kerja sama yang sudah terjalin selama ini, salah satunya Program MPKM atau Merdeka Belajar Kampus Belajar. Harapan kami program ini bisa terus dikembangkan,” papar Djatmiko.
Kegiatan Telkom di Malang juga meliputi diskusi bersama startup dan komunitas kampus yang didominasi oleh anak muda, di Indigo Space Malang. Saiful yang ikut hadir pada diskusi ini mengelaborasi seputar ekosistem digital yang harus dilakukan dari hulu ke hilir. Ia juga berharap, Indigo Space bisa menjadi tempat berkumpul untuk berbagai komunitas dalam mengembangkan startup.
“Indigo Space harus mampu menjadi lem perekat community gathering. Indigo Space bisa menjadi tempat temu para aktor akademisi, technical startup, dan orang-orang bisnisnya,” pungkas Saiful.
STEVY WIDIA
Discussion about this post