youngster.id - Daya saing digital di kota/kabupaten di Indonesia terus menunjukkan tren positif. Hal ini terlihat dari laporan East Ventures – Digital Competitiveness Index (EV-DCI) 2022. Laporan lanjutan ini memberikan informasi mendalam tentang daya saing digital pada 157 kota/kabupaten di Indonesia.
“Setelah peluncuran laporan EV-DCI 2022 pada awal Maret lalu, kami senang dapat menghadirkan versi lengkap dengan rincian 157 kota/kabupaten di Indonesia. Laporan ini bertujuan untuk menandai keberhasilan dari sektor-sektor dan mengidentifikasi ruang perbaikan untuk mempercepat daya saing digital di Indonesia,” kata David Fernando Audy, Operating Partner East Ventures dalam keterangan pers, Jumat (27/5/2022).
Menurut dia, laporan ini memberikan informasi yang lebih rinci tentang bagaimana setiap kota/kabupaten telah kontribusi menuju inklusi dan pemerataan daya saing digital di Indonesia. Hasil dari median EV-DCI 2022 untuk 157 kota/kabupaten menunjukkan skor 43,5 yang meningkat dibandingkan tahun sebelumnya yaitu 42,2 (2021), dan 2 tahun sebelumnya yaitu 36,7 (2020).
Selain itu, nilai spread antara kota/kabupaten dengan kinerja tertinggi dengan terendah juga semakin menyempit, yang mengindikasikan semakin berkurangnya kesenjangan daya saing digital. Pada tahun 2020 dan 2021, kesenjangan antara peringkat teratas dan peringkat terbawah masing-masing adalah 52,2 dan 48,2. Tahun ini, nilai kesenjangan menurun menjadi 47,3. Temuan ini juga menunjukkan bahwa kelompok menengah dan bawah terus tumbuh dan mengejar peringkat kota/kabupaten teratas.
Konsisten dengan dua laporan sebelumnya, peringkat teratas kota/kabupaten di wilayah Jabodetabek dan Jawa masih mendominasi. Posisi lima teratas adalah DKI Jakarta, Kota Bandung, Kota Yogyakarta, Kota Bekasi, dan Kota Depok secara berurutan.
Kota/kabupaten lain di luar wilayah Jabodetabek terus menunjukkan peningkatan daya saing digitalnya. Selain Kota Yogyakarta dengan kenaikan yang signifikan dari 9 (2021) ke 3 (2022), Kabupaten Sleman naik lima peringkat ke posisi ketujuh, menandai mereka sebagai kabupaten dengan kinerja terbaik. Di luar Jawa, salah satu kota/kabupaten yang mengalami peningkatan tajam adalah Kota Bengkulu yang naik 28 peringkat dan menjadi peringkat ke-14.
Peningkatan tersebut didorong oleh peningkatan skor yang signifikan di bidang sumber daya manusia (SDM). Selain pilar SDM, Kota Yogyakarta meningkatkan pilar tenaga kerja, Pemkab Sleman meningkatkan pengeluaran untuk TIK, dan Kota Bengkulu ditopang pilar infrastruktur dan penggunaan TIK.
Laporan EV-DCI 2022 juga dilengkapi dengan hasil survei terhadap 71 perusahaan digital, analisis 8 sektor, serta perspektif dari 18 tokoh. Perspektif ini mencakup pengambil kebijakan di pemerintahan antara lain Menko Perekonomian, Menko Maritim dan Investasi, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Menteri Kesehatan, dan lain-lain.
David mengatakan, EV-DCI 2022 dapat menjadi acuan bagi para pemangku kepentingan (pemerintah, investor, akademisi, dan pelaku bisnis) untuk memetakan dan menetapkan strategi menuju era emas digital Indonesia. Strategi-strategi tersebut tergambar dalam building blocks (blok bangunan) yang berbentuk seperti rumah di mana infrastruktur TIK menjadi fondasi yang akan memfasilitasi pemerataan pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia.
“East Ventures berkomitmen untuk bekerja sama dengan semua pemangku kepentingan dalam mempercepat digitalisasi nasional untuk mencapai ekosistem digital yang lebih baik menuju era keemasan digital Indonesia,” tutup David.
STEVY WIDIA
Discussion about this post