youngster.id - Film Aruna dan Lidahnya diputar pada Festival Film Internasional Berlin (Berlinale). Berkat film tersebut kekayaan kuliner Indonesia diperkenalkan kepada para pengunjung festival film tertua di Eropa itu.
Produser Film Aruna dan Lidahnya, Meiske Taurisia mengungkapkan bahwa film yang dipertontonkan melalui program Berlinale Culinary Cinema tersebut membuka kesempatan untuk mengenalkan kuliner Indonesia ke pasar yang lebih luas.
“Dari sisi kuliner, festival ini juga bergengsi karena tidak semua festival punya program culinary cinema. Aruna dan Lidahnya sendiri background-nya kuliner, jadi pas banget. Mereka [panitia festival] menyiapkan chef yang ada di Berlin. Chef akan menerjemahkan kuliner Indonesia dan beberapa terinsipirasi dari film,” tutur Meiske belum lama ini.
Dalam kesempatan yang sama, penulis novel Aruna dan Lidahnya, Laksmi Simanjuntak berpendapat, festival tersebut sangat penting mengingat makanan Indonesia relatif tidak dikenal oleh masyarakat dunia. Restoran Indonesia yang ada di luar negeri bahkan bisa dihitung dan sayangnya tidak autentik.
“Ini luar biasa, unik. Tidak banyak film dibikinkan special dinner untuk mempromosikan makanan. Tidak bisa dianggap ringan. Kami sangat beruntung,” ujarnya.
Festival Film Internasional Berlin berlangsung pada 11-12 Februari 2019. Dalam film Aruna dan Lidahnya, diangkat 5 makanan dari 9 makanan yang diceritakan Laksmi dalam novel. Kelima kuliner tersebut adalah Bakmi Kepiting (Pontianak), Lorjuk (Madura), Kacang Kowa (Surabaya), Choi Pan (Singkawang), dan Pengkang (Pontianak).
STEVY WIDIA
Discussion about this post