Selasa, 11 November 2025
No Result
View All Result
youngster.id
Pratesis Ads
  • News
  • Technopreneur
  • Creativepreneur
  • Sociopreneur
  • Innovation
  • Youth Development
No Result
View All Result
youngster.id
  • News
  • Technopreneur
  • Creativepreneur
  • Sociopreneur
  • Innovation
  • Youth Development
No Result
View All Result
youngster.id
No Result
View All Result
Home Headline

Koltiva: Petani Indonesia Terancam Terisolasi Dari Perdagangan Global

19 Maret 2025
in Headline
Reading Time: 2 mins read
Koltiva

KOltiva: Petani kecil butuh dukungan untuk masuk pasar global.(Foto: ilustrasi/Istimewa)

0
SHARES
0
VIEWS

youngster.id - Sektor pertanian Indonesia memegang peran penting dalam perekonomian, dengan nilai ekspor mencapai US$ 52,9 miliar dan impor sebesar US$ 30,3 miliar pada 2023. Namun, regulasi Anti Deforestasi Uni Eropa (EUDR) terus mengubah perdagangan global dengan menempatkan keberlanjutan sebagai syarat utama akses pasar. Aturan ini bertujuan mencegah produk yang terkait dengan deforestasi masuk ke Uni Eropa. Tetapi bagi negara penghasil komoditas seperti Indonesia, perubahan ini membawa tantangan sekaligus peluang strategis.

Co-Founder dan Board Member Koltiva Ainu Rofiq mengatakan, kerangka regulasi saat ini menghadirkan tantangan besar bagi petani kecil.

“Tanpa dukungan yang memadai, mereka berisiko tertinggal, tidak mampu memenuhi persyaratan kepatuhan, dan akhirnya terisolasi dari perdagangan global,” katanya pada diskusi BeyondTraceability Talks belum lama ini di Jakarta.

Menurut Rofiq, sebagai perusahaan teknologi pertanian yang berfokus pada rantai pasok berkelanjutan, Koltiva mengembangkan pendekatan terintegrasi yang memastikan transparansi, akuntabilitas, dan keberlanjutan, memungkinkan bisnis menghadapi kompleksitas EUDR sekaligus mendukung petani kecil.

Baca juga :   Amanda Susanti : Ingin Bantu Sejahterakan Petani

“Dengan penerapan penuh EUDR pada tahun 2026, waktu semakin mendesak untuk memastikan kepatuhan. Saat pasar global semakin berfokus pada komoditas berkelanjutan dan bebas deforestasi, kolaborasi antara pemerintah, industri, dan penyedia teknologi menjadi kunci agar Indonesia tetap kompetitif di perdagangan internasional,” ungkapnya.

Menurut Rofiq, bisnis harus beralih dari manajemen rantai pasok yang reaktif ke pendekatan proaktif dengan berinvestasi dalam solusi ketertelusuran berbasis teknologi. Ia menekankan bahwa perusahaan yang gagal memantau praktik sumber daya mereka berisiko kehilangan akses pasar, menghadapi konsekuensi hukum, dan merusak reputasi merek. Untuk tetap kompetitif, perusahaan harus memastikan transparansi penuh dan akuntabilitas di seluruh rantai pasok mereka.

Salah satu aspek utama dalam kepatuhan EUDRadalah ketertelusuran rantai pasok. Solusi unggulan Koltiva, KotliTrace memberikan wawasan real-time tentang asal-usul produk, kepatuhan pemasok, dan risiko keberlanjutan. Platform ini memungkinkan bisnis melakukan penilaian risiko, menerapkan strategi mitigasi, dan memastikan keselarasan dengan regulasi yang terus berkembang.

Meski solusi digital berperan penting, Rofiq menekankan bahwa kepatuhan tidak bisa dicapai hanya dengan pengumpulan data. Tim lapangan bekerja langsung dengan produsen, koperasi, dan pemasok untuk memverifikasi praktik keberlanjutan di lokasi. Para ahli ini melakukan audit lapangan, memberikan pelatihan teknik pertanian berkelanjutan, serta membantu petani memenuhi standar regulasi.

Baca juga :   Igloo Luncurkan Platform D2C Untuk Tingkatkan Penetrasi Asuransi Bagi Kalangan Muda

“Mengacu pada laporan digital saja tidak cukup. Klaim keberlanjutan harus diverifikasi langsung di lapangan untuk memastikan kredibilitas. Karena itu, pendekatan hybrid—menggabungkan teknologi dengan keterlibatan langsung di lapangan—adalah cara paling efektif untuk membangun kepercayaan dan menciptakan dampak nyata,” paparnya.

Selain itu, Rofiq menegaskan, memberdayakan petani kecil dengan pengetahuan dan alat yang tepat sangat penting untuk memastikan daya saing mereka di pasar global. Program yang menggabungkan pelatihan digital dan tatap muka berperan krusial dalam membekali petani dengan keterampilan utama, termasuk praktik pertanian yang baik, literasi keuangan, dan pemahaman terhadap regulasi. Inisiatif ini membantu petani kecil menghadapi standar keberlanjutan yang kompleks serta memperkuat akses mereka ke pasar.

Baca juga :   East Ventures dan Temasek Foundation Kembali Gelar Kompetisi Inovasi Teknologi Iklim CIIC 2025

“Pendidikan adalah kunci agar petani kecil tidak terpinggirkan dari rantai pasok global. Dengan membekali mereka keterampilan yang tepat, kita membantu mereka meningkatkan produktivitas, menaikkan pendapatan, dan memenuhi standar internasional,” pungkasnya.

Saat ini, pemerintah Indonesia tengah merancang langkah perlindungan, salah satunya melalui pengembangan National Dashboard—sistem data terintegrasi yang bertujuan memastikan transparansi dan ketertelusuran dalam rantai pasok komoditas.

 

STEVY WIDIA

Tags: Anti Deforestasi Uni Eropa (EUDR)Koltivaperdagangan globalpetani
Previous Post

BNIdirect Catat Peningkatan Nilai Transaksi 23,3% untuk Nasabah Korporasi dan Bisnis

Next Post

Halodoc Rilis Health & Wellness Insights 2025

Related Posts

startup agritech Koltiva
Headline

Baru 12 % Perusahaan Hilir Gunakan Sistem Ketertelusuran

23 Juli 2025
0
Koltiva
News

Solusi Teknologi KOLTIVA Dukung dalam Ketertelusuran dan Pengembangan Sumber Daya Pertanian

3 Februari 2025
0
Kudeungoe Sugata
Headline

Kudeungoe Sugata Raih Pendanaan untuk Perkuat Rantai Pasok Berkelanjutan

23 Desember 2024
0
Load More
Next Post
Halodoc

Halodoc Rilis Health & Wellness Insights 2025

Regulator Dengan Fitur Double Seal Ini Beri Keamanan Ekstra Pada Pengguna Kompor Gas

Regulator Dengan Fitur Double Seal Ini Beri Keamanan Ekstra Pada Pengguna Kompor Gas

Danasyariah x DANA

Permudah Akses Pembiayaan di Sektor Properti, Fintech Danasyariah Gandeng VIDA

Discussion about this post

Recent Updates

Microsoft Elevate

Tahun Kedua Elevate, Microsoft Targetkan 500.000 Talenta Bersertifikat AI

10 November 2025
Cove x Halodoc

Perkuat Kesejahteraan Penghuni, Cove Gandeng Halodoc Jadi Mitra Kesehatan Resmi

10 November 2025
RRQ Kazu x EVOS Divine

RRQ Kazu dan EVOS Divine Wakili Indonesia di Grand Finals FFWS 2025 Jakarta

10 November 2025
fintech Crowde

Gagal Penuhi Ekuitas Minimum, OJK Cabut Izin Fintech Crowde

10 November 2025
  • Trending
  • Comments
  • Latest
Dera Perdana Shopian : Ajak Milenial Berdonasi Digital

Dera Perdana Shopian : Ajak Milenial Berdonasi Digital

27 Juni 2019
Startup Hayokerja

Startup HayoKerja Hadirkan Solusi PHL bagi Perusahaan Pencari Tenaga Kerja

25 September 2023
pendanaan Fintech

Inilah 5 Fintech dengan Pendanaan Terbesar di Indonesia Tahun 2025

15 Mei 2025
Fastwork Raih Pendanaan Seri A US$4,8 Juta

Fastwork Luncurkan Fitur Baru Untuk Pengguna Jasa Freelancer

11 Agustus 2020
Junaidi : Bikin Bimbel Karena Cinta Jadi Guru

Junaidi : Bikin Bimbel Karena Cinta Jadi Guru

0
Brother Indonesia Rilis Aplikasi Mobile Brother iShop

Brother Indonesia Rilis Aplikasi Mobile Brother iShop

0
Bangun Bagian Dapur, IKEA Dukung Pembuatan Film “Ini Kisah Tiga Dara”

Bangun Bagian Dapur, IKEA Dukung Pembuatan Film “Ini Kisah Tiga Dara”

0
Ferdian Yosa : Menangkap Tren di Bisnis Kuliner

Ferdian Yosa : Menangkap Tren di Bisnis Kuliner

0
Microsoft Elevate

Tahun Kedua Elevate, Microsoft Targetkan 500.000 Talenta Bersertifikat AI

10 November 2025
Cove x Halodoc

Perkuat Kesejahteraan Penghuni, Cove Gandeng Halodoc Jadi Mitra Kesehatan Resmi

10 November 2025
RRQ Kazu x EVOS Divine

RRQ Kazu dan EVOS Divine Wakili Indonesia di Grand Finals FFWS 2025 Jakarta

10 November 2025
fintech Crowde

Gagal Penuhi Ekuitas Minimum, OJK Cabut Izin Fintech Crowde

10 November 2025
  • Tentang Kami
  • Hubungi Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Layanan Bisnis
Copyright © 2016 - PT Inovasi Muda Mandiri. All rights reserved
No Result
View All Result
  • News
  • Technopreneur
  • Creativepreneur
  • Sociopreneur
  • Innovation
  • Youth Development

Copyright © 2016 - PT Inovasi Muda Mandiri. All rights reserved

This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.
Go to mobile version