youngster.id - Pertumbuhan ekonomi ASEAN terus menjadi titik “cerah” dan “langka” di tengah-tengah pasar global. Oleh karena itu, ASEAN merupakan pusat dari pertumbuhan (ASEAN Epicentrum of Growth).
Sejalan dengan visi East Ventures Summit 2023, “Bijaksana dan Percaya Diri Menuju Pertumbuhan Baru ASEAN”, diyakini bahwa fondasi demografis dan infrastruktur ASEAN yang luas memungkinkan untuk berkembang di tengah ketidakstabilan geopolitik.
Dengan visi ini, East Ventures secara aktif terlibat dalam ASEAN Business Advisory Council (ASEAN-BAC) Indonesia 2023, dengan fokus pada dua dari tiga program prioritas, yaitu Trade and Investment Facilitation serta Sustainable Development. Program-program ini diperkuat dengan beberapa proyek (legacy project) yang telah berjalan untuk memastikan dampak berkelanjutan di masa depan.
Program Perdagangan dan Fasilitas Investasi berupaya untuk menyelaraskan perdagangan intra-regional dan meningkatkan investasi intra antar negara-negara ASEAN.
ASEAN telah berhasil mengurangi sebagian besar tarif di antara negara-negara anggotanya. Namun, saat ini “biaya transaksi perdagangan”, yang mencakup biaya untuk mematuhi kebijakan perdagangan setiap negara, masih menjadi rintangan.
Setiap negara anggota ASEAN harus memprioritaskan fasilitasi perdagangan di tingkat pemerintah untuk meningkatkan perdagangan regional.
Fasilitas perdagangan memiliki tiga elemen utama: Penyederhanaan prosedur, Penerapan teknologi digital, dan Transparansi informasi.
Terlepas dari tantangan yang ada, ketangguhan ASEAN terbukti tetap menjadi tujuan investasi yang menarik. Pangsa FDI global di kawasan ini meningkat dari 11,9% pada tahun 2019 menjadi 13,7% pada tahun 2020. Yang menariknya, pertumbuhan investasi intra-ASEAN, yang meningkat dari 12% pada tahun 2019 menjadi 17% pada tahun 2020, mencapai US$23 miliar. Pertumbuhan ini menekankan potensi untuk mendorong lebih banyak kolaborasi intra-ASEAN.
Strategi untuk meningkatkan investasi intra-ASEAN mencakup penyelarasan peraturan di seluruh negara anggota, promosi investasi melalui acara networking, dan inisiatif pengembangan kapasitas. Upaya-upaya ini bertujuan untuk memberikan manfaat bagi Usaha Menengah dan Kecil Menengah (UMKM) ASEAN dengan menyediakan akses pasar, sumber daya, dan dukungan keuangan yang lebih luas.
Untuk UMKM ASEAN, investasi intra-ASEAN menawarkan banyak keuntungan, termasuk perluasan akses pasar, integrasi rantai pasokan, akses ke sumber daya dan teknologi, serta dukungan finansial. Tujuan utamanya adalah untuk memastikan bahwa UMKM ASEAN dapat memanfaatkan berbagai keuntungan tersebut untuk meningkatkan daya saing mereka dan mencapai pertumbuhan regional yang berkelanjutan.
“Ambisi kami adalah untuk memperkuat perusahaan di ASEAN, termasuk startup, korporasi, dan investor, dengan memperjuangkan tiga agenda strategis: mereformasi skema hukum dan regulasi, menutup kesenjangan pendanaan serta mengurangi risiko pasar dan bisnis, sekaligus mendorong koneksi dan kolaborasi perusahaan-perusahaan di ASEAN di berbagai ekosistem,” kata Roderick Purwana, Managing Partner East Ventures, yang menjadi Policy Manager for Investment Facilitation at ASEAN-BAC Indonesia, Jum’at (8/9/2023).
ASEAN-BAC 2023 didedikasikan untuk mendorong perubahan menuju ekonomi hijau secara menyeluruh demi menciptakan lingkungan yang mendukung transformasi energi ASEAN, dan memanfaatkan taksonomi ASEAN untuk solusi keuangan yang ramah lingkungan.
Avina Sugiarto, Partner East Ventures mengatakan, inisiatif ini sejalan dengan komitmen East Ventures untuk mencapai emisi nol bersih (net zero) pada tahun 2060 di Indonesia. Di samping itu, pihaknya sangat mendukung proyek warisan Carbon Center of Excellence.
“Carbon Center of Excellence merupakan pusat pengetahuan dan berbagi praktik terbaik, yang membekali para pelaku usaha di ASEAN dengan keahlian untuk memahami dan membuat perencanaan dalam pasar karbon secara efektif,” jelas Avina.
Inisiatif East Ventures untuk mendorong perubahan menuju ekonomi hijau direalisasikan melalui gelaran Climate Impact Innovations Challenge (CIIC) 2023 sebagai salah satu sideline event dari ASEAN Business & Investment Summit (ABIS) 2023 dengan 12 finalis yang mewakili empat trek: Energi terbarukan, Pangan & Pertanian, Mobilitas, dan Kelautan.
Empat startup terpilih dari masing-masing trek adalah: AfterOil dari trek Energi Terbarukan, Qarbotech dari trek Pangan & Pertanian, BaNiql dari trek Mobilitas, dan Waste4Change dari trek Kelautan. Selain itu, Waste4Change juga menerima investasi sebesar US$70.000 dari mitra investor kami, Rumah Group.
CIIC merupakan platform teknologi inovasi iklim terbesar di Indonesia tahun ini, yang dipersembahkan oleh East Ventures dan Temasek Foundation. Platform ini memberikan kesempatan kepada para inovator teknologi untuk memamerkan inovasi berkelanjutan mereka dalam mengatasi tantangan ekologi dan mitigasi dampak perubahan iklim. Keempat pemenang mendapatkan total hadiah dalam bentuk grant funding sebesar Rp10 miliar untuk mengujicobakan solusi mereka di Indonesia serta mendapatkan akses ke investor, fasilitas, dan manfaat lainnya.
“Sebagai modal ventura, kami berkomitmen untuk berinvestasi pada lebih banyak lagi inovasi iklim di kawasan ini. Karena kami berasal dari Indonesia, kami ingin mulai bekerja sama dengan para founder lokal di Indonesia dan ASEAN. Kami percaya bahwa para founder ini mengetahui pasarnya. Anda tahu bahwa ada risiko besar dari perubahan iklim di ASEAN. Kami menyadari urgensi ini dan yakin ada lebih banyak lagi founder yang peduli dengan perubahan iklim dan menghasilkan banyak inovasi,” ujar Avina.
Sementara itu, David Fernando Audy, Operating Partner East Ventures, menekankan peluang investasi kendaraan listrik (electric vehicle / EV) kepada anggota ASEAN dengan memberikan contoh Indonesia dan Thailand. Kedua negara tersebut paling siap di ASEAN dalam membangun ekosistem EV, baik dari sisi teknologi, kapasitas, modal, regulasi dan perpajakan.
“Thailand memiliki pengalaman lebih dari enam dekade dalam produksi otomotif, terutama Internal Combustion Engine (ICE). Indonesia baru saja membangun kendaraan listrik dan juga kapasitas ICE serta fasilitas pengolahan baterai. Ke depannya, daripada saling berkompetisi, Indonesia dan Thailand dapat menemukan cara untuk berkolaborasi, tidak hanya untuk kedua negara, tetapi juga kita dapat menemukan cara untuk berkolaborasi dengan semua negara anggota ASEAN, di mana semua negara akan berpartisipasi dalam hal komponen dan suku cadang mobil lainnya,” kata David.
East Ventures berkomitmen untuk membangun Asia Tenggara yang produktif dan sehat untuk generasi hari ini, esok, dan seterusnya, melalui investasi dan inisiatif-inisiatifnya, termasuk Indonesia PASTI BISA (IDPB). IDPB berperan penting dalam membantu ribuan tenaga kesehatan dan masyarakat untuk mendapatkan bantuan medis dan membantu pemerintah dalam memperkuat sistem kesehatan di Indonesia.
Kementerian Kesehatan Indonesia juga menggunakan platform IDPB Safeguards Oxygen untuk mendistribusikan 1.600 tabung oksigen dari berbagai institusi.
Berkat kecepatannya dalam memanfaatkan kembali kapabilitas dan menyatukan ekosistem teknologi, East Ventures masuk dalam nominasi ASEAN Business Awards 2023 oleh ASEAN-BAC dalam pilar Health Resilience dan Trade & Investment Facilitation. Sebelumnya, IDPB juga dianugerahi penghargaan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dalam menanggulangi pandemi COVID-19 di ajang PPKM Award pada 20 Maret 2023.
“Sebagai perusahaan modal ventura yang berfokus di Asia Tenggara, kami selalu bijaksana dan percaya pada pertumbuhan ASEAN. Kami percaya bahwa keterlibatan aktif kami dalam ASEAN-BAC Indonesia 2023 akan memberikan dampak positif bagi kemajuan ASEAN ke tingkat berikutnya untuk generasi mendatang yang sejahtera dan berkelanjutan,” tutup Roderick.
STEVY WIDIA
Discussion about this post