youngster.id - Untuk menunjukkan kualitas dan relevansi, Politeknik menggelar Kompetisi Inovasi #CiptaKepastian berbasis online melalui media sosial. Kompetisi ini menggugah mahasiswa-mahasiswiPpoliteknik untuk mempromosikan inovasi yang telah atau akan mereka ciptakan, berbagi praktik baik, serta kisah sukses.
Direktur Pembelajaran dari Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian RIset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Paristiyanti Nurwardani mengatakan, budaya kompetisi positif antar mahasiswa Politeknik di seluruh Indonesia perlu terus ditingkatkan. Selain itu, kemampuan mereka untuk memasarkan inovasi produk dan jasa perlu terus diasah.
“Sudah sepantasnya mahasiswa Politeknik disediakan platform untuk mendemonstrasikan kapabilitas mereka, untuk membuka mata para pelaku industri dan dunia usaha. Kompetisi ini juga diharapkan dapat mendekatkan publik dengan dunia pendidikan politeknik,” kata Paristiyanti dalam keterangannya baru-baru ini.
Kompetisi yang dbuka sejak tanggal 1 Oktober-16 November 2018 ini diikuti oleh total sebanyak 47 karya. Peserta kompetisi bisa mendaftarkan lebih dari satu karya inovasi mereka, baik berbentuk produk maupun jasa, yang diciptakan dalam kurun waktu dua tahun terakhir. Inovasi yang turut serta bisa merupakan gagasan orisinil atau pengembangan/modifikasi dari inovasi yang telah diciptakan sebelumnya, asalkan inovasi tersebut memiliki manfaat ekonomi dan sosial.
Kompetisi ini menjadi ‘jendela’ untuk mempromosikan produk dan jasa yang diciptakan oleh mahasiswa politeknik, dikemas dalam program kreatif yang populer dan inklusif, yang memungkinkan keterlibatan aktif mereka.
Dewan Juri yang terdiri dari Direktur Pembelajaran dari Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian RIset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Dr. Ir. Paristiyanti Nurwardani, MP, Wakil Direktur PEDP Jaswadi DBA, Ak, CPA, Direktur Politeknik Banyuwangi Dr. Eng. Son Kuswadi dan Co-Founder Cubeacon Tiyo Avianto.
“Selain mendaftarkan karya inovasinya, peserta kompetisi juga diharapkan aktif mempromosikan inovasi mereka. Kami mendorong agar platform digital sosial media yang saat ini begitu lekat dengan kehidupan generasi muda, bisa dimanfaatkan dengan jeli oleh para peserta untuk mempromosikan inovasi yang mereka ciptakan,” kata Tiyo Avianto.
Pengumuman grand finalists dan inovasi terbaik berlangsung dalam Polytexpo 2018, International Seminar and Polytechnic Exhibition di Politeknik Negeri Malang.
Para pemenang itu yakni Niko Setiawan (Mahasiswa Politeknik Caltex Riau) dengan karya “Electrical Distribution Disturbance Notification (ED2N)”, Alfiansyah Ramadlan (Mahasiswa Politeknik Elektronika Negeri Surabaya) dengan karya “Garbage Transporters in Rivers with Renewable Energy”. Lalu Putri Ramadhani (Mahasiswi Politeknik Negeri Padang) dengan karya “Alat Penumbuk Emping Melinjo Menggunakan Motor Penggerak”, Antony Dermawan (Mahasiswa Politeknik Caltex Riau) dengan karya “Robot Transformer (Laba-Laba Delapan Kaki menjadi Silinder)” dan Ahmad Muammar Habibi (Mahasiswa Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya) dengan karya “WAKEMEUP: Alat Keselamatan Pengendara dari Kondisi Lelah dengan Dilengkapi Multi-Level Safety Berbasis Pengolahan Citra dan Kecerdasan Buatan”.
Kompetisi ini menjadi kesempatan bagi mahasiswa-mahasiswi politeknik untuk menunjukkan bukti bahwa kiprah dan keluaran pendidikan mereka bersifat PASTI (Profesional, Aplikatif, Siap Kerja, Tepat Waktu dan Inovatif). Selain itu diharapkan dapat menginspirasi mahasiswa-mahasiswi di luar institusi politeknik, siswa-siswi SMA, SMK dan MA, akan kapabilitas dan kualitas mahasiswa politeknik, serta dapat menciptakan gairah dan minat publik umum untuk memahami pendidikan politeknik dengan lebih baik.
STEVY WIDIA
Discussion about this post