Konten Pemasaran Yang Tepat Buat Pelanggan Lebih Pintar

Anthony Reza Co Founder dan CEO GetCRAFT Indonesia pada “Jakarta Content Marketing MeetUp”, Kamis (24/5/2018) malam di Qubicle Centre, Jakarta. (Foto: Stevy Widia/youngster.id)

youngster.id - Belakangan ini layanan konten pemasaran (content marketing) tengah menjadi primadona di media digital dan sosial media. Namun ketimbang membujuk atau mempresentasikan produk atau jasa, content marketing digunakan oleh brand untuk memberikan informasi yang membuat customer mereka lebih pintar.

Hal itu diungkapkan Anthony Reza Co Founder dan CEO GetCraft Indonesia pada “Jakarta Content Marketing MeetUp”, Kamis (24/5/2018) malam di Qubicle Centre, Jakarta.

“Di saat e-commerce menjadi semakin lazim, sekadar membangun sebuah situs dagang saja tidaklah cukup. Perusahaan perlu membuat strategi konten baru yang lebih seru dan mampu menarik para calon pelanggan di luar target pemasaran mereka,” ucap Reza.

Acara ini dihadiri oleh 125 tamu yang terdiri dari professional marketers dari brand dan agensi global serta startup yang sedang berkembang pesat.

Reza mengungkapkan, seiring dengan semakin terbiasanya masyarakat berbelanja di layanan e-commerce, sistem online cart diadopsi untuk memudahkan konsumen, baik perorangan maupun korporasi, “berbelanja” berbagai macam hal, termasuk konten kreatif. GetCraft melihat tren ini dan hari ini secara resmi meluncurkan platform marketplace untuk menjembatani discoverability industri kreatif di Asia Tenggara.

“Alasan tersebut menjadikan content marketing tampil lebih unggul, dengan tulisan yang bisa dikustomisasi menyesuaikan dengan target audience yang relevan, iklan dan kegiatan berpromosi yang disematkan dalam bentuk tulisan, bisa membantu brand melakukan edukasi sekaligus melancarkan engagement dengan target audiens yang tepat,” ucapnya.

Laporan Macquarie (April 2017) memproyeksikan bahwa kontribusi penjualan ritel digital pada tahun 2020 akan mengalami peningkatan hingga 9% dari total ritel di Indonesia. Angka ini cukup meroket tajam bila dibandingkan pada peningkatan yang hanya mencapai 1,6% di 2016.

Menurut Reza, proyeksi ini menunjukkan adanya peningkatan permintaan dari pembeli online namun juga menyiratkan bahwa semakin lama, ruang digital akan semakin jenuh terhadap iklan. Karena itu, tantangannya adalah mengurangi ‘kebutaan banner’ dan meningkatkan kepercayaan brand,” tambahnya.

GetCraft yang berbasis di Indonesia saat ini telah mengorganisir lebih dari 4000 kreator konten dan penerbit dan telah bekerja sama dengan lebih dari 250 brand. Secara total dalam tiga tahun terakhir mereka mengklaim total nilai proyek mencapai $10 juta. Layanan ini juga tersedia di Malaysia, Filipina, dan Singapura.

Reza menjelaskan, salah satu cara paling ampuh untuk brand mempromosikan produk mereka adalah melalui iklan, yang bisa berupa TVC, print ads, video ads dan lainnya. Namun demikian saat ini ketika media, media sosial hingga layanan video streaming mulai banyak menampilkan berbagai iklan tersebut, tidak terlalu memberikan impact yang baik kepada audience.

“Banyak alasan mengapa banyak orang kemudian ‘terganggu’ dengan kehadiran berbagai iklan tersebut, namun yang pasti brand dan advertiser mulai menyadari respon negatif dari audience terkait dengan iklan yang dilakukan dengan cara konvensional,” ucapnya.

GetCraft didirikan oleh Reza bersama Patrick Searle. GetCraft telah mendapatkan pendanaan awal dari 500 Startups dan Convergence Ventures dan merencanakan untuk menggalang dana Seri A di tahun 2019 untuk membantu mereka mengglobal.

 

STEVY WIDIA

Exit mobile version