Penggunaan AI Generatif Bakal Jadi Tren Kerja 2024

WIR Face Recognition

Fitur face recognition yang diintegrasikan dengan Artificial Intelligence. (Foto: istimewa/youngster.id)

youngster.id - Tahun 2024 adalah tahun AI dimaksimalkan di tempat kerja. Penggunaan AI generatif di tempat kerja meningkat hampir dua kali lipat dalam enam bulan terakhir. Hal ini terlihat dari hasil Indeks Tren Kerja 2024 yang dirilis Microsoft Corp. dan LinkedIn.

Data terbaru itu menunjukkan karyawan di Asia Pasifik menggunakan AI untuk meningkatkan keterampilan mereka, meskipun dukungan dari perusahaan terbatas. Pemimpin perusahaan perlu memanfaatkan hal ini untuk membawa dampak yang nyata pada bisnis.

Penelitian ini didasarkan pada survei terhadap 31.000 orang di 31 negara, tren tenaga kerja dan perekrutan di LinkedIn, triliunan sinyal produktivitas Microsoft 365, serta penelitian terhadap pelanggan Fortune 500. Semua itu menunjukkan bagaimana, hanya dalam satu tahun, AI memengaruhi cara orang bekerja, memimpin, dan merekrut di seluruh dunia.

“Perkembangan AI generatif di tempat kerja sangat luar biasa. Karyawan semakin cepat dan inovatif dalam mengadopsi teknologi ini, bahkan sebelum menunggu arahan dari perusahaan mereka. Para pemimpin perlu lebih terbuka untuk mencoba dengan cepat agar bisa meningkatkan produktivitas dan efisiensi dalam industri tempat mereka bekerja,” kata Ahmed Mazhari, President of Microsoft Asia dikutip Senin (13/5/2024).

Laporan Indeks Tren Kerja mengungkapkan tiga wawasan penting yang perlu diketahui oleh setiap pemimpin perusahaan dan profesional di Asia Pasifik mengenai bagaimana AI memengaruhi pekerjaan dan pasar kerja di tahun-tahun mendatang.

Pertama, karyawan menginginkan AI di tempat kerja dan tidak akan menunggu perusahaan untuk mengejar ketertinggalan. Data menunjukkan 83% profesional di Asia Pasifik menggunakan AI di tempat kerja. Banyak dari mereka, mengatakan bahwa AI menghemat waktu, meningkatkan kreativitas, dan memungkinkan mereka untuk fokus pada pekerjaan yang paling penting.

Meskipun demikian, 61% khawatir bahwa kepemimpinan organisasi mereka tidak memiliki rencana dan visi untuk mengimplementasikannya. Hal ini menjadi salah satu faktor karyawan mengambil inisiatif sendiri.

Kedua, pengguna AI dari Microsoft telah mengubah orientasi hari kerja mereka, menghemat 30 menit per hari. Ada 88% pengguna di APAC menjalankan hari kerja mereka dengan AI, menggunakan AI untuk memulai pagi dan menyiapkan diri untuk hari kerja berikutnya.

“Asia Pasifik menyaksikan perubahan transformatif di tempat kerja karena AI, yang mendorong kebutuhan akan pendekatan bisnis yang baru. Dengan pesatnya perkembangan ekosistem kita, para pemimpin yang memprioritaskan fleksibilitas dan berinvestasi dalam pengembangan keterampilan akan mendapatkan keunggulan kompetitif dengan membina tenaga kerja yang siap menghadapi AI,” kata Feon Ang, Managing Director, Asia Pacific, LinkedIn.

Menurut dia, 76% pemimpin di Asia Pasifik bersedia merekrut seseorang yang mungkin kurang berpengalaman dalam AI, namun memiliki kemauan untuk mengembangkan keterampilan AI. “Hal ini menekankan urgensi dan pentingnya bagi para profesional untuk fokus pada peningkatan kemampuan AI mereka melalui pelatihan keterampilan,” ujarnya.

Bersamaan dengan penelitian ini, Microsoft mengumumkan kemampuan baru dalam Copilot di Microsoft 365, dan LinkedIn membuka lebih dari 50 kursus pembelajaran bagi pelanggan LinkedIn Premium. Hal ini bertujuan untuk membantu para profesional meningkatkan kemampuan mereka dalam AI.

Selain itu LinkedIn kini menyediakan alat AI untuk membantu Anda tetap unggul dalam karier, dengan lebih dari 600 kursus AI dan 50 kursus pembelajaran AI terbaru yang dapat diakses semua orang secara gratis hingga 8 Juli.

 

STEVY WIDIA

Exit mobile version