youngster.id - Sebagai upaya mengurangi pengangguran dengan menumbuhkan kewirausahaan di kalangan anak muda, Yayasan Bulir Padi (YBP) meluncurkan “Program Kewirausahaan YBP” untuk mendukung 60 anak bina dan alumni YBP berusia 16 hingga 33 tahun melalui pelatihan dalam memulai, mengelola, dan mengembangkan usaha.
Program ini ditujukan bagi mereka yang tinggal di komunitas marjinal di Jakarta, termasuk Palmerah, Bidara Cina, dan Marunda. Dalam menjalankan program ini, YBP bermitra dengan J.P. Morgan Indonesia, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, serta Yammy Babeh.
Ketua Yayasan Bulir Padi, Tia Sutresna, menyatakan, sejak dimulainya Program Kewirausahaan pada tahun 2021, YBP terus berkomitmen untuk mendukung aspirasi wirausaha anak bina dan alumni.
“Tahun ini, kami bermitra dengan J.P. Morgan Indonesia untuk melaksanakan Masterclass Entrepreneurship Program selama satu tahun ke depan dan berkolaborasi dengan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya dalam pelatihan serta mentoring peserta program pada bulan Oktober-November. Kami juga bekerja sama dengan pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) berpengalaman, Yammy Babeh, dalam Program Mentorship Kewirausahaan YBP,” kata Tia, dikutip Jum’at (25/10/2024).
Tingkat pengangguran di Indonesia, terutama di DKI Jakarta, menjadi perhatian serius. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Indonesia mencapai 5,32% hingga Februari 2024. Jakarta sendiri mencatat angka 6,03%, menempatkannya di peringkat ke-4 untuk TPT tertinggi di Indonesia. Dengan hampir seperempat penduduk Indonesia berusia antara 16 hingga 30 tahun, dan lebih dari separuhnya tinggal di Pulau Jawa, tingginya angka pengangguran ini mendorong masyarakat untuk mencari alternatif melalui usaha sendiri. Hal ini menjadi latar belakang YBP mengembangkan Program Kewirausahaan ini.
Seiring dengan tingginya angka pengangguran, banyak individu berusaha membuka Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) sebagai alternatif. International Labour Organization melaporkan bahwa lebih dari 60% pekerja berada di sektor informal, dan 4 dari 5 bisnis beroperasi di ekonomi informal. Selain itu, World Economic Forum mencatat bahwa usaha kecil dan menengah menyumbang 97% dari semua pekerjaan di negara berkembang. Namun, pelaku UMKM sering menghadapi berbagai tantangan, termasuk keterbatasan pengetahuan dan sumber daya.
“UMKM sering kali memiliki sumber daya manusia (SDM) yang terbatas, sehingga memerlukan bimbingan dan inovasi untuk bersaing dan mempertahankan usaha. Program Kewirausahaan YBP hadir untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan. Diharapkan, program ini dapat membantu mengatasi masalah ekonomi di komunitas marjinal dengan melibatkan masyarakat langsung sebagai pelaku bisnis dan membekali mereka dengan strategi yang tepat untuk mengembangkan usaha mereka,” jelas Tia.
Peserta Program Kewirausahaan YBP akan mempelajari berbagai aspek kewirausahaan, termasuk Design Thinking (kerangka untuk melakukan kewirausahaan skala kecil), Business Model Canvas, serta cara membuat proposal usaha. Materi yang diajarkan mencakup Business Profile, Marketing Plan, Operation Plan, dan Management and Financial Plan.
Di akhir pelatihan, peserta akan mengikuti Kompetisi Business Plan YBP. Tiga proposal terbaik akan menerima dana untuk usaha mereka serta mentorship online dengan Yammy Babeh selama tiga bulan. Program Mentoring Kewirausahaan YBP bertujuan memberikan bimbingan langsung dari wirausahawan berpengalaman kepada anak bina dan alumni YBP. Dengan demikian, mereka akan lebih siap untuk memulai usaha sendiri dan program ini juga mendorong kreativitas serta inovasi dalam merancang usaha.
Laporan Impact Assessment Program Kewirausahaan YBP 2021-2023 menunjukkan hasil yang positif: 61,5% peserta berhasil membangun dan mengembangkan usaha dalam tiga bulan setelah mengikuti program. Selain itu, 94,8% merasa program ini menambah wawasan mereka tentang wirausaha dan UMKM; 74,4% merasa termotivasi untuk berwirausaha; dan 90,7% memahami cara memulai atau mengembangkan usaha.
“Yayasan Bulir Padi berkomitmen untuk terus berkontribusi dalam mengurangi tingkat pengangguran di Indonesia melalui program-program yang memberdayakan generasi muda dan komunitas marjinal,” tutup Tia. (*AMBS)