Laporan Lazada: 76% Penjual eCommerce Asia Tenggara Butuh Dukungan untuk Adopsi AI

Lazada

Head of Operations Lazada Indonesia, Amelia Tediarjo menjelaskan Lazzie Seller: Asisten AI khusus di Alibaba Seller Centre. (Foto: stevywidia/youngster.id)

youngster.id - Penerapan kecerdasan buatan (AI) dalam operasional e-commerce sudah menjadi kebutuhan baik bagi platform maupun penjual. Menariknya, riset terbaru Lazada dan Kantar mendapati, 76% penjual eCommerce di Asia Tenggara, termasuk Indonesia, membutuhkan dukungan untuk mengadopsi AI dalam bisnis mereka.

Chief Executive Officer Lazada Group James Dong mengungkapkan, hasil riset tersebut menunjukkan 7 dari 10 (68%) penjual di Asia Tenggara sudah mengenal AI. Tetapi, meski penjual mengaku telah menerapkan AI pada 47% dari operasional bisnis, survei menunjukkan tingkat penerapan nyata AI hanya mencapai angka 37%.

Di Indonesia, penerapan nyata AI (42%)  berselisih sebesar 10% dari yang mengaku telah menerapkan AI (52%). Kesenjangan ini menempatkan Indonesia sebagai negara ketiga di Asia Tenggara dengan kesenjangan terbesar antara yang mengaku telah menerapkan AI dengan penerapan nyata AI.

“Temuan kami mengungkap fenomena kesenjangan yang menarik dalam ekosistem e-commerce di Asia Tenggara. Meskipun sebagian besar penjual memahami potensi transformatif dari AI, banyak yang masih berusaha untuk bertransisi menuju tahap implementasi,” ungkap James Dong, dikutip Rabu (9/4/2025).

Laporan berjudul “Menjembatani Kesenjangan AI: Persepsi dan Tren Adopsi Penjual Online di Asia Tenggara” juga menunjukkan Indonesia memimpin di Asia Tenggara dengan tingkat adopsi AI sebesar 42% di berbagai fungsi bisnis, namun masih minim pada penerapan nyatanya.

Selain itu, penjual online menghadapi dilema terkait efektivitas AI dan biaya penerapan AI. Sebanyak 89% responden mengakui AI berperan dalam meningkatkan produktivitas, namun 61% masih meragukan manfaat keseluruhannya. Meski hampir semua penjual (93%) percaya bahwa adopsi AI dapat menghemat biaya dalam jangka panjang, 64% menyebut faktor biaya dan proses implementasi yang memakan waktu sebagai hambatan dalam adopsi AI.

Riset ini juga menunjukkan adanya kesenjangan implementasi AI, dimana penjual memahami pentingnya AI, tetapi kesulitan untuk menerapkannya secara efektif. Terkait tantangan dalam beralih dari proses manual yang sudah dikenal ke solusi berbasis AI, hampir semua penjual (93%) sepakat bahwa meningkatkan keterampilan tenaga kerja dalam menggunakan AI sangat penting agar mereka lebih produktif. Namun, 3 dari 4 penjual (75%) juga mengakui bahwa karyawan mereka masih lebih memilih menggunakan perangkat yang sudah mereka kenal dibanding menggunakan solusi AI yang baru.

Di Asia Tenggara, Indonesia dan Vietnam memimpin dengan tingkat adopsi AI sebesar 42% di berbagai fungsi bisnis, diikuti oleh Singapura dan Thailand dengan 39. Laporan ini membagi kesiapan AI penjual berdasarkan lima aspek inti operasional bisnis, yaitu operasi dan logistik, manajemen produk, pemasaran dan iklan, customer service, serta manajemen tenaga kerja.

“Sebagai pemimpin di industri e-commerce Asia Tenggara, kami berupaya menjembatani kesenjangan ini dengan menyediakan solusi AI yang mudah diakses bagi setiap penjual di seluruh Asia Tenggara yang memiliki tantangan unik di setiap pasar. Solusi ini membuat teknologi dapat dimanfaatkan secara lebih luas dan mendorong pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan tanpa memandang ukuran bisnis atau kemampuan penjual,” kata James.

Untuk mendukung perjalanan adopsi AI para penjual, Lazada meluncurkan Online Sellers Artificial Intelligence Readiness Playbook (Buku Panduan Kesiapan AI Penjual Online). Ini adalah panduan strategis yang dirancang berdasarkan tingkat kesiapan AI para penjual.

Riset ini juga menunjukkan bahwa penjual sudah memanfaatkan solusi berbasis AI di platform Lazada untuk meningkatkan efisiensi, membuktikan bahwa investasi berkelanjutan Lazada dalam inovasi AI mutakhir dan fitur canggih mampu menyederhanakan operasional eCommerce dan mendorong daya saing.

“Dengan 67% penjual menyatakan kepuasan tinggi terhadap fitur AI Lazada, kami merancang fitur Generative AI (GenAI) baru untuk memberdayakan penjual, meningkatkan daftar produk, menyederhanakan operasional, dan meningkatkan konversi pelanggan,” pungkas James.

 

STEVY WIDIA

Exit mobile version