Layanan Pembayaran Digital Semakin Dilirik Startup

Layanan Go-Pay mengalami pertumbuhan pesat. (Foto : ilustrasi/youngster.id)

youngster.id - Bisnis sistem pembayaran digital semakin menarik perhatian para pebisnis rintisan, terutama startup di bidang transportasi online. Belakangan ini Go-Jek, Grab dan Uber terus memperbarui layanan pembayaran digital bagi para penggunanya.

Seperti yang dilakukan Go-Jek setelah menerima suntikan besar senilai US$ 1,2 miliar. “Salah satu penggunaan dana investasi itu untuk pengembangan GoPay,” kata President and Co-Founder Go-Jek Andre Soelistyo, belum lama ini.

Pendanaan itu datang dari beragam investor global dan lokal, termasuk PT Astra International Tbk (ASII) hingga Grup Djarum lewat GDP Ventures. Salah satunya adalah upaya untuk melegalkan sistem pembayaran QR Code GoPay. Maklum, pertengahan Januari 2018, Bank Indonesia (BI) minta GoJek menghentikan masa uji coba QR Code yang ada di GoPay.

Bila sistem pembayaran dengan fasilitas QR Code ini bisa beroperasi, GoPay pun bisa menjadi salah satu sistem pembayaran di beragam situs belanja. Salah satuya yang sudah menjalin kerjasama adalah dengan Blibli, salah satu lini bisnis GDP Ventures.

GoJek juga akan mengoptimalkan lini bisnis teknologi keuangan (tekfin) lain, seperti Midtrans, Kartuku dan Mapan yang sudah diakuisisi pertengahan Desember tahun 2017. “Akuisisi terebut sudah rampung sejak Januari kemarin,” tuturnya.

Tanpa menyebut nilai akuisisi, Andre memastikan tiga tekfin tersebut bisa mengembangkan bisnis GoPay. Yakni menjaring pasar sistem pembayaran offiline, online hingga masuk ke konsumen yang belum bankbale. Tentu bagi GoJek, GoPay merupakan aset besar yang menjadi investasi jangka panjang dan bakal terus dikembangkan.

Pesaing berat GoJek di sistem pembayaran adalah Grab Indonesia. Setelah sistem pembayaran Grab yakni GrabPay belum mendapat izin dari Bank Indonesia, perusahaan yang berbasis di Singapura ini terbilang gencar ekspansi di sistem pembayaran digital.

Tujuannya adalah supaya fungsi top up yang ada di GrabPay yang dihentikan bank sentral bisa bergulir kembali. Caranya lewat kerjasama dengan PayTren hingga dengan OVO. Setelah bersinergi dengan OVO, GrabPay pun berubah menjadi GrabPay Powered by OVO.

Sementara itu, Uber Indonesia juga tengah mengembangkan sistem pembayaran. Menurut kabar yang beredar, manajemen perusahaan ini tengah menjajaki kerjasama dengan salah satu situs belanja nasional yakni Bukalapak.

“Saat ini waktu tunggu di Indonesia, rata-rata sudah 6 menit. Saat awal kami di Indonesia, terutama di Jakarta, waktu tunggu rata-rata 10 menit,” kata Dian Safitri, Head of Communication Uber Indonesia.

 

STEVY WIDIA

Exit mobile version