youngster.id - Dengan menjalankan beragam inisiatif optimalisasi bisnis demi menghemat konsumsi listrik, emisi gas rumah kaca (GRK) Lazada Group turun sebesar 40% dari tahun sebelumnya. Laporan perusahaan menunjukkan emisi Cakupan 1 berkurang sebesar 54%, sedangkan Cakupan 2 dan Cakupan 3 masing-masing berkurang sebesar 8% dan 30%.
Hal itu terungkap dalam laporan tahunan Lazada tentang dampak Lingkungan Hidup, Sosial, dan Tata Kelola (Environment, Social, Governance – ESG): Mempercepat Inovasi, Meningkatkan Resiliensi (Accelerating Innovation, Anchoring Resilience) untuk tahun keuangan 2024.
Keberhasilan Lazada dalam mengurangi emisi karbon berkat pengembangan platform pengumpulan data karbon internal yang melacak dan memantau emisi karbon Lazada Group. Platform ini menggunakan penyempurnaan metodologi berbasis aktivitas agar mencerminkan kondisi sesungguhnya dan memperoleh informasi yang lebih akurat demi pengelolaan emisi yang efektif. Penyempurnaan ini membuat kualitas dan akurasi data emisi Cakupan 1 dan Cakupan 2 menjadi lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya.
Chief Executive Officer, Lazada Group, James Dong mengatakan, Laporan Dampak ESG edisi ketiga ini membuktikan komitmen Lazada untuk membuat dampak positif terhadap lingkungan hidup dan para pemangku kepentingan utama dalam ekosistem eCommerce yang lebih luas, termasuk karyawan, pembeli, penjual, dan komunitas yang dilayani Lazada Group.
“Keyakinan kami atas masa depan Lazada berasal dari komitmen untuk mendukung pertumbuhan jangka panjang dengan selalu beradaptasi dan meningkatkan resiliensi. Kami tetap berfokus menciptakan nilai bagi pemangku kepentingan, meningkatkan kesejahteraan ekonomi, serta memperjuangkan pembangunan berkelanjutan di seluruh Asia Tenggara,” kata Dong, dikutip Selasa (27/8/2024).
Selain itu, laporan ini juga memuat banyak pencapaian dan perkembangan penting Lazada dari sisi ESG selama periode pelaporan. Antara lain, mendorong inovasi di seluruh ekosistem: Lazada memanfaatkan inovasi teknologi untuk merevolusi pengalaman belanja online dan menjembatani kesenjangan digital:
- Aplikasi AI untuk pembeli, seperti fitur Lazada “Ask the Buyers” yang mendorong pembeli yang sebelumnya telah melakukan pembelian untuk merespons pertanyaan seputar produk dan membantu pembeli lain memilih produk. Ada juga peluncuran LazzieChat, chatbot pertama Lazada yang didukung ChatGPT OpenAI di Indonesia, Filipina, dan Singapura.
- Inisiatif metode pembayaran dengan kode QR nasional yang memperlancar proses pembayaran di Singapura dan Thailand, melengkapi opsi pembayaran online bagi pembeli, menjadikan belanja online semakin mudah dan inklusif bagi konsumen yang tidak memiliki kartu kredit atau debit.
Mendukung usaha lokal: Lazada meluncurkan Lazada Sustainability Academy pada Oktober 2023, program inovatif yang membekali usaha kecil dan menengah di Asia Tenggara dengan pola pikir dan wawasan penting untuk menghadapi masa depan dan bertransformasi secara berkelanjutan.
Mengubah masa depan digital commerce lewat pemberdayaan digital dan penyuluhan (outreach engagement): Lazada Indonesia bermitra dengan Dinas Pendidikan Jawa Barat melalui Gerakan Akselerasi Karya Rakyat (AKAR) Digital Indonesia dan menggelar program Training for Trainers “Naik KeLaz” bagi 100 guru sekolah menengah kejuruan.
Menurunkan jejak karbon: Lazada berhasil mengurangi emisi GRK menyeluruh sebesar 40% dibandingkan periode pelaporan sebelumnya, berdasarkan metode penghitungan karbon berbasis aktivitas yang lebih akurat.
Inisiatif logistik berkelanjutan: Pada September 2023, Lazada Thailand meluncurkan pusat logistik ramah lingkungan pertama di Tha Raeng Ramindra untuk mengurangi dampak lingkungan hidup lewat tiga strategi: penggunaan tenaga surya, pemanfaatan sepeda motor listrik, serta menyediakan seragam bagi mitra pengantaran barang yang terbuat dari botol plastik PET daur ulang. Sebanyak 20% kebutuhan listrik di fasilitas tersebut berasal dari tenaga surya.
Praktik terbaik dalam perlindungan hak kekayaan intelektual (HKI) dan prosesnya: Platform Perlindungan Hak Kekayaan Intelektual Lazada memproses lebih dari 97% permintaan penurunan produk di platform dari pemegang hak dalam waktu 72 jam. Melalui program proaktif, Lazada memanfaatkan teknologi mutakhir seperti AI dan image recognition untuk menghapus 85,7% produk yang telah teridentifikasi, dengan removal rate mencapai 90% bahkan sebelum transaksi berlangsung untuk 140 merek.
“Inisiatif keberlanjutan merupakan perjalanan panjang yang harus dikelola secara holistik. Maka, transparansi dan akuntabilitas harus berlaku ketika menelusuri dan melaporkan perkembangan yang tercapai. Kami bangga atas pencapaian yang telah terwujud dalam perjalanan tersebut, seiring langkah kami untuk terus berkontribusi positif dan signifikan terhadap ekosistem eCommerce yang lebih luas, komunitas yang dilayani Lazada, serta lingkungan hidup,” kata General Counsel, Lazada Group, Gladys Chun.
STEVY WIDIA