Liqnet Bursa Penukaran Mata Uang Virtual Hadir di Indonesia

Tim Liqnet. (Foto: Fahrul Anwar/youngster.id)

youngster.id - Bursa penukaran mata uang virtual dengan teknologi agregasi likuiditas yang berbasis di Singapura, Liqnet.com telah memperluas bisnisnya ke Indonesia. Ekspansi ini dilakukan untuk memberikan masyarakat Indonesia pilihan dalam melakukan penukaran mata uang virtual, melalui teknologi dan mekanisme termutakhir yang dimiliki LIQNET.

Kehadiran di Indonesia merupakan bagian dari rangkaian program Liqnet dalam mengenalkan sekaligus mengedukasi pasar tentang bursa penukaran agregator.

Roman Shirokov Founder & CEO LIQNET mengatakan, dengan banyaknya bursa penukaran mata uang virtual saat ini, LIQNET menawarkan alternatif bursa yang menggunakan mekanisme LEN (Liquidity Exchange Network) atau jaringan penukaran likuiditas.

“Mekanisme LEN ini mengumpulkan likuiditas dari berbagai platform penukaran mata uang virtual menjadi satu antarmuka, sehingga memungkinkan pengguna melakukan transaksi pada harga terbaik dan spread minimum. Kami meyakini bahwa hal ini menjadikan LIQNET berbeda dari bursa penukaran lain yang telah ada,” kata Roman kepada media Selasa (15/1/2019) di Jakarta.

Roman juga mengungkapkan bahwa tidak tepat menyebut LIQNET sebagai sebuah bursa, namun sebagai pengumpul bursa.

“Hal ini karena LIQNET menggunakan API (Application Program Interface) publik milik bursa mata uang virtual lain untuk menggabungkan berbagai tawaran pembelian dan penjualan dalam satu platform,” ungkapnya.

Menurut Roman, ini mengizinkan pengguna memperoleh manfaat penukaran pada beberapa bursa, menghilangkan masalah yang dialami traderseperti slippage (perbedaan antara harga ekspektasi penukaran dengan harga sebenarnya).

“LIQNET tidak berusaha mengganti bursa-bursa penukaran yang sudah ada, namun memperbaiki dan memudahkan pengalaman pengguna dalam bertransaksi, melalui terminal penukaran kami serta memberikan lebih banyak pilihan untuk pengguna, disertai harga yang lebih baik,” ujar Roman.

Roman menambahkan Liqnet menawarkan instrumen penukaran yang tidak terdapat di bursa penukaran lain, seperti pengambilan keuntungan, trailing stop, pesanan Iceberg (pesanan besar tunggal yang dibagi menjadi pesanan-pesanan yang lebih kecil), pesanan IFD, OCO, IFDOCO dan lain-lain.

Sejak didirikan pada tahun 2015, LIQNET telah mengantongi beberapa lisensi layanan finansial dari Uni Eropa, seperti lisensi untuk menyediakan layanan penukaran mata uang virtual dengan mata uang tetap, menyediakan layanan dompet mata uang virtual, dan layanan untuk beroperasi sebagai institusi finansial.

“Lisensi yang kami peroleh dari Uni Eropa merupakan wujud komitmen kami dalam menyediakan layanan bursa penukaran mata uang virtual yang aman dan resmi bagi para pengguna,” ujar Roman.

Tidak hanya itu, LIQNET juga mengeluarkan token khususnya yaitu LEN, di mana pemiliknya akan memperoleh potongan biaya penukaran sebesar 90%. Selain itu, kepemilikan token akan memberikan hak memilih pasangan penukaran apa yang ditampilkan pada bursa dan cara menghabiskan komisi yang diperoleh. Roman menambahkan bahwa LEN adalah token utilitas (token yang dikeluarkan untuk mendanai pengembangan mata uang digital dan bisa digunakan untuk membeli barang atau jasa yang ditawarkan oleh penerbit mata uang digital), di mana penukaran token dengan utilitas memiliki potensi pertumbuhan yang baik jika proyek memiliki dasar yang kuat dan tim yang berpengalaman.

“Kami mengumpulkan umpan balik dari traderdan berdasarkan masalah dan kesulitan yang mereka hadapi, kami memunculkan dan terus mengembangkan LIQNET. Sangat penting bagi kami untuk memiliki produk yang sudah dapat beroperasi sebelum kami memulai penjualan token, agar para calon investor dapat melihat bahwa bisnis kami sah dan tim kami bekerja keras untuk dapat mengubah industri mata uang virtual saat ini,” pungkasnya.

FAHRUL ANWAR

Exit mobile version