youngster.id - Penyebaran konten negatif di media sosial menjadi persoalan penting di Indonesia. Untuk itu dibutuhkan gerakan nasional untuk menanggulangi ancaman potensi bahaya penyebaran konten negatif melalui internet seperti hoax, cyberbullying dan online radicalism bagi masyarakat.
Untuk itu lahir gerakan Siberkreasi yang akan melakukan kegiatan sosialisasi dan literasi digital di 100 kota di Indonesia, serta menggelar workshop tentang bagaiman membuat konten yang positif dan bermanfaat.
“Kami sudah mendapat dukungan dari 71 lembaga dan komunitas. Karena itu, kami sangat berterimakasih kepada Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) yang sudah banyak membantu kami,” kata Dedy Permadi Ketua Umum Siberkreasi, Senin (5/3/2018) di Jakarta.
Menurut Dedy, upaya penanggulangan ancaman itu dilakukan dengan cara menyosialisasikan literasi digital ke berbagai sektor terutama pendidikan, serta mendorong dimasukkannya materi literasi digital ke dalam kurikulum formal.
“Gerakan ini juga mendorong masyarakat untuk aktif berpartisipasi menyebarkan konten positif melalui internet dan lebih produktif di dunia digital,” ujarnya.
Sementara itu Ketua KPI Pusat, Yuliandre Darwis, mengatakan pihaknya dan Siberkreasi akan melakukan sosialisasi literasi digital ke sejumlah kota di tanah air dalam upaya memerangi penyebaran konten negatif di media sosial.
“Literasi ini diharapkan membuat masyarakat dapat menggunakan media sosial secara benar dan bermartabat. Dan kami akan kick off pada saat peringatan Hari Penyiaran Nasional 2018 di Palu, Sulawesi Tenggara, pada 1 April 2018,” katanya.
Dia menjelaskan keberadaan komunitas Siberkreasi selaras dengan tujuan KPI untuk mencerdaskan masyarakat dalam memanfaatkan media, serta ingin melakukan perubahan positif dan lebih baik terhadap negeri ini.
Menurut Komisioner KPI Pusat, Mayong Suryo Laksono, kerjasama antara KPI dan Siberkreasi diharapkan dapat mengembangkan kualitas konten penyiaran dan media sosial. “Teman-teman Siberkreasi bermain di wilayah yang sangat luas dan peluangnya untuk bersinergi [dengan KPI] sangat tinggi,” tegasnya.
STEVY WIDIA
Discussion about this post