youngster.id - Saat ini semakin banyak anak muda yang mulai merambah dunia usaha terutama sebagai technopreneur. Tetapi tak hanya punya keberanian, tapi juga perlu inovasi dalam berusaha. Karena itu para calon pengusaha muda seperti mahasiswa perlu memperkaya ilmu dan pengetahuan.
Dalam seminar Creativepreneur yang diselenggarakan oleh Student Entrepreneur and Business Incubator (SEBI), salah satu pembicara yakni Hero Wijayadi, Founder HeroSoftMedia menuturkan bahwa mahasiswa harus siap menghadapi era ekonomi di masa datang.
“Sekarang ini gelombang baru ekonomi sudah muncul. Realitanya, top ten most valuable market di dunia, 5 dari 10 merupakan perusahaan teknologi,” kata Hero yang dilansir laman Universitas Muhammdiyah Yogyakarta (UMY), Rabu (28/12/2016).
Menurut Hero saat ini adalah masanya perkembangan technopreneur. Karena itu dalam membuat usaha dalam bentuk technopreneur diharapkan mahasiswa bisa lebih inovatif agar bisa menghadapi persaingan di masa mendatang,” katanya.
Ia memberikan kunci 3P+2P yang harus dimiliki di awal pengembangan usaha berbasis technopreneur.
“3P yang pertama adalah Place, Program dan People. Place berarti wadah untuk membangun usaha kita. Jadi bukan dimaknai dengan tempat saja. Program, kita harus merencanakan program kedepannya. Dan yang paling penting adalah people. Untuk membangun bisnis berbasis teknologi, kita butuh minimal 3 orang, yakni hacker, hipster, dan hustler,” papar Hero.
Hacker dijelaskan Hero bukan sebagai peretas situs, namun seseorang yang memiliki keahlian dalam koding, programmer, dan web developer. Sedangkan Hipster adalah seorang desainer, dan aktif di social media. Dan Hustler adalah seorang yang memiliki tipikal komunikatif, suka membangun jaringan, kerjasama dan berjualan.
“Setelah 3P terpenuhi, baru 2P yaitu Problem dan Product. Kita menganalisa apa masalah yang ada di sekitar kita dan apa peluang yang bisa kita ciptakan dari masalah tersebut. Karena setiap masalah pasti ada peluang, misalnya saja tidak akan ada warung makan jika tidak ada orang lapar. Baru setelah kita menemukan masalah, kita membuat produk yang tepat untuk dapat menyelesaikan masalah tersebut,” tutup Hero.
STEVY WIDIA