youngster.id - Mengelola bisnis di tengah tingginya persaingan menuntut pelaku bisnis untuk terus berinovasi dan melakukan pengelolaan bisnis dengan efektif dan efisien. Tidak terkecuali bagi para pelaku UMKM. Memanfaatkan tekonlogi berupa aplikasi keuangan digital bisa menaikkan omzet pendapatan.
Seperti yang dilakukan oleh Bayu Raja (32), pemilik tiga bisnis makanan yang berlokasi di Jakarta, yaitu: Dapur Rianka Frozen Food, Rokupang Rianka, dan Bakso Meni.
Lelaki yang berdomisili di Jakarta melihat adanya peluang dan memutuskan untuk menggunakan uang pesangon yang didapatkannya untuk memulai bisnis kuliner.
“Awalnya istri yang memulai bisnis kuliner, tetapi setelah saya dirumahkan akhirnya saya mengelola bisnis istri dan merambah ke bisnis kuliner lainnya,” ungkap Bayu dalam siaran pers, Sabtu (4/9/2021).
Menurut Bayu, tidak mudah mengelola tiga bisnis kuliner tanpa sistem manajemen yang baik, terutama dalam mengelola keuangan. Hal tidak mengenakkan pernah dialami oleh Bayu saat dirinya mencoba mengelola keuangan secara manual.
“Saat saya baru memulai bisnis, saya sempat mengelola keuangan secara manual, dari mencatat pendapatan, pengeluaran, hingga jumlah stok barang yang ada. Namun, setelah ada dua bisnis yang saya kelola, cara seperti ini sudah tidak efektif lagi. Pendapatan kami sempat menunjukkan angka minus dikarenakan data pendapatan, pengeluaran, dan lain-lainnya tidak tercatat dengan rapi.” jelas Bayu.
Menyadari hal itu, dia memutuskan untuk memanfaatkan pengelola keuangan berbasis digital. “Setelah memiliki dua bisnis, kami langsung memutuskan menggunakan pencatatan keuangan digital agar bisnis semakin maju. Alhasil kami mampu membuat bisnis ketiga dan rencananya akan menambah bisnis atau membuka cabang baru” ujar Bayu.
Dia menggunakan aplikasi BukuKas. Bayu menjelaskan teknologi berbasis aplikasi digital mampu membantu pengusaha dalam menentukan strategi kedepannya berdasarkan data-data yang diperoleh dari sistem yang ada.
“Grafik-grafik analisa yang ditunjukkan dalam aplikasi keuangan ini dengan jelas menunjukkan bagaimana penjualan saya setiap harinya. Informasi yang saya dapatkan ini menjadi tolak ukur saya dalam menentukan langkah yang perlu saya ambil kedepannya untuk meningkatkan penjualan, seperti menambah stock, menambah variasi menu, atau membuat promo. Berkat aplikasi BukuKas, saya mampu meningkatkan penjualan hingga dua kali lipat dibandingkan saat saya dulu masih menerapkan sistem pencatatan keuangan manual,” jelas Bayu.
Dirinya pun menyarankan bagi para pelaku UMKM lainnya untuk bisa turut serta memanfaatkan aplikasi keuangan digital yang ada guna mengembangkan bisnis dan merekam pendapatan.
Menanggapi kisah Bayu yang bisnisnya terbantu dengan memanfaatkan platform BukuKas, Tri Sukma Anreianno, selaku VP and Head of Growth for UMKM, mengatakan suatu kebanggaan bagi kami untuk bisa memudahkan pelaku UMKM dalam mengelola keuangan bisnisnya.
“Kami menyadari bahwa di situasi pandemi saat ini tidak sedikit pelaku bisnis yang kesulitan, maka kami terus ingin mendukung mereka untuk maju dan mengembangkan usahanya melalui pencatatan keuangan digital yang mudah digunakan. Bayu merupakan contoh pebisnis mampu memanfaatkan teknologi yang ada dan menjadi contoh positif bagi pelaku bisnis lainnya. Kami berharap, teknologi yang BukuKas berikan bisa terus menjadi solusi dan berkembang bersama para pelaku usaha UMKM di Indonesia,” ungkapnya.
STEVY WIDIA