youngster.id - Maybank Investment Bank, dalam laporan riset terbarunya, menilai pertumbuhan ekonomi digital atau new economy di Indonesia masih berada pada jalur positif dan diperkirakan berlanjut hingga beberapa tahun ke depan.
Proyeksi Google, Temasek, dan Bain & Company menunjukkan pendapatan e-commerce Indonesia diperkirakan meningkat dari US$71 miliar pada 2024 menjadi US$140 miliar pada 2030. Pada periode yang sama, layanan on-demand seperti transportasi dan pesan-antar makanan diproyeksikan tumbuh dari US$10 miliar menjadi US$16 miliar, perjalanan online dari US$9 miliar menjadi US$17 miliar, serta media online dari US$9 miliar menjadi US$15 miliar.
“Kami menilai prospek ekonomi digital masih positif,” ungkap pihak Maybank, seperti dilansir TN Global, Selasa (30/12/2025).
Terkait persaingan, Maybank mencatat struktur pasar ekonomi digital Indonesia masih terfragmentasi. Gojek-Tokopedia (GOTO) berfokus pada layanan on-demand dan fintech, dengan Grab sebagai pesaing utama. Sementara itu, Bukalapak disebut telah menarik diri dari model consumer-to-consumer (C2C) dan mengalihkan fokus bisnis ke gim, ritel, serta investasi.
Terkait GOTO, Maybank menilai perusahaan masih berada di jalur yang tepat, dengan proyeksi pendapatan mencapai Rp20,2 triliun pada 2026 serta nilai transaksi bruto (GTV) sebesar Rp77 triliun dan net take rate 18,2%.
Bahkan, Maybank menempatkan GOTO sebagai pilihan utama di sektor ekonomi digita, didorong oleh momentum pertumbuhan dan prospek menuju profitabilitas.
Di sektor e-commerce, Maybank menilai kompetisi akan tetap ketat. “Kami memperkirakan persaingan yang ketat antara Shopee, TikTok Shop, dan Tokopedia,” tambahnya.
Pada segmen mobilitas, Grab dinilai sebagai pesaing terkuat Gojek, dengan Bluebird dan Xanh SM menjadi pemain penting di layanan kendaraan roda empat. Untuk layanan pesan-antar makanan, Maybank menyoroti ekspansi Shopee Food yang menyasar segmen tertentu melalui strategi pemasaran terarah.
Maybank juga melihat sektor fintech sebagai peluang jangka panjang. Fintech diperkirakan akan terus menyediakan peluang jangka panjang, seiring besarnya potensi pertumbuhan pembiayaan. Dari sisi efisiensi, lembaga riset ini memproyeksikan EBITDA disesuaikan konsolidasian sebesar Rp1,9 triliun pada 2026.
Secara keseluruhan, Maybank memproyeksikan lanskap industri tetap kompetitif pada 2026. “Kami menilai lanskap industri akan tetap kompetitif pada tahun fiskal 2026, dengan promosi menjadi pendorong utama pertumbuhan industri,” pungkasnya. (*AMBS)
