youngster.id - Telkom sebagai BUMN tak hanya dibebani target keuangan dan dividen. Lebih dari itu, juga harus menjadi agen pembangunan dengan menciptakan dan menumbuhkembangkan ekosistem digital di Tanah Air.
Oleh karena itu, Telkom mengembangkan itu semua tanpa tanggung. Contohnya, kerjasama dengan inkubator terbaik dari Silicon Valley, yaitu Y Combinator.
“Konsep kami adalah adanya people, planet, dan participation. Dari sisi bisnisnya, kami akan terapkan kebijakan ke startup dimulai dari nurturing, selection, upgrade, customer validation, product validation, business model validation, market validation, hingga handover,” kata David Bangun, Direktur Digital & Strategic Portfolio PT Telkom, pada acara Indigo Day di Upper Room – Annex Building, Jakarta, Kamis (14/12/2017).
Menurut David, pihaknya memiliki program seleksi, inkubasi, hingga akselerasi digital startup sejak tahun 2009, yakni melalui Indigo.id. Lebih dari 20.000 generasi muda dan ratusan startup telah dibina dan dinaungi program Indigo.id.
“Sampai tahun 2017 ini, kami sudah membina 17 ribu orang lebih proses talent nurturing dan 2000 orang lebih proses talent selection. Dari angka itu, 98 startup masuk fase inkubasi, 17 akselerasi, dan 15 startup telah komersial penuh,” ungkap David.
Disebutkan David, saat ini pihaknya fokus mencari startup dengan spesialisasi bidang digital advertising, financial service, video/tv, music, games, travel, ecommerce, unified communication, cyber security, big data, IoT, dan API.
“Kami ini, Telkom, terus bertransformasi dari sekedar jualan telepon dan seluler. Tanpa digitalisasi, kami pasti kena disrupt. Sejauh ini, valuasi saham kami di Asia rangking 9, kami sudah mengalahkan Telstra Australia,” klaimnya.
Menurut dia, peluang digitalisasi bersama startup menjadi vital karena 52% masyarakat Indonesia di bawah 30 tahun sementara pertumbuhan kelas menengah per tahun 8,2% sejak tahun 2012. Di sisi lain, baru 30% masyarakat yang punya rekening bank serta 73% warganet tak mau bayar konten, sehingga peluang harus terus dimunculkan.
Dalam kesempatan itu, Indigo.id juga mengumumkan startup terpilih yang masuk program mereka. Antara lain Lacak.io, Citcall, Disitu, dan Tripal.co yang masuk kategori Market Validation. Selanjutnya, Wakuliner (Business Model Validation) serta Ngabarin, Car Be-On, dan Aplify (Customer Validation), yang seluruhnya diinjeksi modal puluhan hingga ratusan juta rupiah.
Sementara itu, dalam helatan Indigo Demo Day, Ery Punta Hendraswara, Managing Director Indigo mengatakan, pihaknya memasilitasi startup naungannya secara rutin kepada investor. Termasuk juga ke anak perusahaan lain di Telkom Group.
“Pada hari ini, ada 7 startup yang presentasi, terutama mereka yang sudah sukses melaksanakan program Indigo. Salah satunya berhasil sinergi dengan Telkom Group,” katanya.
Disebutkan Ery, ke-7 startup tersebut adalah Tees (Platform merchandise yang pertama dan terbesar), Opsigo (Online booking tools untuk mengintegrasikan data dari berbagai vendor biro perjalanan seperti airlines, hotel, car rental, paket tour, dan lain sebagainya), dan Qontak (Sistem direktori bisnis yang cerdas dan menyediakan informasi kontak bisnis yang sudah terverifikasi).
Kemudian, Synchro (Universal Data Synchronization Platform yg ideal untuk IoT), Growpal (Platform yang bisa menghubungkan para investor dengan pembudidaya hewan laut), On-Trucks (Layanan transportasi on-demand berbasis aplikasi dan website), dan Angon (Aplikasi beternak online yang memudahkan penggunanya beternak secara online).
Menurut Ery, Telkom menghadirkan Indigo untuk mengisi celah kekosongan yang terjadi pada supply startup di Indonesia. Pasalnya, Indigo mempunyai uniqness, yaitu program end to end dalam program pengembangan startup. Harapannya, startup yang berkualitas yang telah di nurture oleh program Indigo dapat memberikan sumbangsih dalam mengakselerasi bisnis dan ekosistem digital di Indonesia.
“Indigo akan selalu memberikan berbagai benefit seperti pendanaan, mentoring, akses ke customer Telkom Group kepada para tech startup, dengan tujuan membangun dan mengembangkan ekosistem digital bisnis Indonesia,” pungkas Ery.
FAHRUL ANWAR
Discussion about this post