Mengatasi Kesenjangan Pendanaan bagi Pengusaha Perempuan

AC Ventures, Stellar Women, BCG

Mengatasi Kesenjangan Pendanaan bagi Pengusaha Perempuan (Foto: Istimewa/youngster.id)

youngster.id - Sejauh ini masih ada tantangan pendanaan bagi pengusaha perempuan di Indonesia. Ada kesenjangan pendanaan di Indonesia yang mencapai US$1,7 triliun, serta berbagai kendala yang dihadapi, seperti terbatasnya akses ke modal, bias sosial yang masih ada, dan minimnya akses ke mentor. Meski demikian, bisnis yang dipimpin perempuan terbukti mampu memberikan hasil yang lebih baik dan berkontribusi besar pada pertumbuhan ekonomi.

Hal itu terungkap dari whitepaper terbaru berjudul “Closing the Funding Gap for Women Entrepreneurs in Indonesia” yang diluncurkan oleh Boston Consulting Group (BCG) dan Stellar Women dan didukung oleh AC Ventures.

Samira Shihab, Principal di AC Ventures sekaligus Founder Stellar Women mengatakan, pemberdayaan perempuan bukanlah sekadar misi. Ini adalah langkah penting untuk masa depan yang lebih cerah dan adil.

“Di AC Ventures, kami bangga mendukung inisiatif seperti ini yang bisa membawa perubahan besar. Komitmen kami untuk mendukung pengusaha perempuan adalah inti dari strategi investasi kami, dan whitepaper ini sejalan banget dengan visi kami untuk mendorong pertumbuhan inklusif di ekosistem wirausaha Indonesia,” kata Samira, dikutip Senin (23/12/2024).

AC Ventures telah merasakan secara langsung manfaat dari berinvestasi pada bisnis yang inklusif gender. Dalam 2024 Impact Report-nya, pendekatan AC Ventures berhasil meningkatkan bisnis yang dipimpin perempuan, dengan 40% dari portofolio perusahaannya didirikan bersama oleh perempuan.

Selain itu, AC Ventures juga mengutamakan keberagaman gender di internal perusahaan, dengan setengah dari posisi kepemimpinan senior dipegang oleh perempuan. Langkah ini tidak hanya berkontribusi pada kesuksesan jangka panjang perusahaan, tetapi juga menegaskan bahwa keberagaman gender adalah penggerak utama bagi kemajuan ekonomi dan sosial. Bahkan, 40% dari lapangan kerja di portofolio perusahaan AC Ventures dikelola oleh perempuan, mencerminkan komitmen mereka untuk mendorong pertumbuhan berkelanjutan melalui kewirausahaan yang inklusif gender.

Berdasarkan data global yang menunjukkan potensi transformasional dari berinvestasi pada pengusaha perempuan, studi ini menyoroti bagaimana pemberdayaan pengusaha perempuan dapat berkontribusi hingga 26% terhadap PDB global tahunan dan menambah kekayaan modal manusia sebesar US$160 triliun. Data global juga menunjukkan bahwa bisnis yang dipimpin perempuan 15% lebih mungkin untuk berkinerja lebih baik, dan perkiraan kapitalisasi pasar global tambahan bisa mencapai US$5,9 triliun.

Survei di dalam whitepaper ini mengungkapkan lima tantangan utama yang dihadapi oleh pengusaha perempuan dalam mengakses pendanaan, termasuk keterbatasan kesempatan untuk berjejaring, kesulitan dalam menyusun pitch deck yang sesuai dengan keinginan investor, dan kurangnya informasi yang disesuaikan mengenai pilihan pendanaan. Tantangan-tantangan ini semakin diperburuk oleh bias gender dan ketidaksesuaian antara model bisnis yang dipimpin perempuan dengan kriteria investor.

Untuk mengatasi kesenjangan, analisis ini mengidentifikasi tiga pilar utama: pemerintah dan organisasi harus menyediakan platform mentoring dan pengetahuan yang disesuaikan untuk pengusaha perempuan, pengusaha perempuan perlu secara aktif terlibat dalam pengembangan diri untuk menghadapi tantangan pendanaan dan bisnis, serta mereka harus proaktif mencari opsi pendanaan yang sesuai dengan model bisnis mereka.

“Melalui riset ini, kami menemukan wawasan dan solusi yang dapat diterapkan untuk semua pihak terkait. Bisnis yang dipimpin perempuan memiliki potensi luar biasa untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, dan membangun ekosistem yang inklusif dan berkelanjutan untuk bisnis-bisnis ini akan memberikan manfaat bagi masyarakat secara keseluruhan,” kata Lenita Tobing, Managing Director & Partner di BCG.

Dengan rekomendasi yang dapat diterapkan dan wawasan mendalam tentang tantangan yang dihadapi perempuan, laporan ini menawarkan peta jalan untuk mengatasi kesenjangan pendanaan dan memastikan bahwa bisnis yang dipimpin perempuan dapat terus mendorong pertumbuhan ekonomi dan inovasi.

“Keberagaman gender bukan hanya sebuah nilai. Ini adalah katalisator untuk kemajuan ekonomi dan sosial,” tutup Samira.

 

STEVY WIDIA

Exit mobile version